Stop loss merupakan strategi yang bisa menyelamatkanmu dari kerugian yang sangat besar, bahkan mungkin menghabiskan modal kamu ketika trading. Namun, untuk melakukan aksi stop loss ini memang terbilang enggak mudah. 

Ada banyak faktor yang mempengaruhi, terutama faktor psikologis yang seringkali membuat kamu ragu untuk melakukannya. Apakah harus menutup posisi sekarang? Bagaimana jika setelah menutup posisi harga justru berbalik arah?

Keraguan-keraguan seperti itulah yang sering dirasakan trader ketika melakukan stop loss tanpa trading plan yang kuat. Sehingga, penting bagi kamu untuk memiliki ketetapan level mana kamu perlu melakukan stop loss. Nah, untuk menentukan kapan dan dimana kamu harus melakukan cut loss, ada beberapa metode yang bisa kamu gunakan.

Teknik Menentukan Stop Loss

Seperti yang sudah dibahas tadi, bahwa stop loss sendiri merupakan strategi yang bisa digunakan untuk menetapkan batasan kerugian ketika suatu posisi terbuka. Perintah ini bisa menutup posisi secara otomatis jika harga mencapai atau melewati batas kerugian yang sudah kamu tetapkan.

Strategi stop loss bisa kamu jadikan sebagai cara dalam meminimalkan risiko saat trading. Lalu, apa saja ya metode dari stop loss ini? Simak berikut penjelasannya, ya!

1. Menggunakan Perhitungan Persentase

Risk & reward ratio merupakan salah satu bagian dari money management. Untuk mengaplikasikannya, hal pertama yang perlu kamu lakukan adalah menghitung risiko yang siap kamu terima agar hasil trading lebih realistis. 

 

Artinya kamu harus menentukan terlebih dahulu level stop loss setelah itu barulah menentukan take profit sesuai dengan risk & reward ratio yang sudah direncanakan. 

 

Nah kalau dalam teori money management paling sederhana, dikatakan bahwa tidak baik untuk trader meresikokan dana lebih dari 2-3%. 

 

Kalau punya equity sebesar $500 dengan risiko yang siap diterima sebesar 2%, maka perhitungannya adalah $500 X 2% = $10. Artinya dalam 1x transaksi, maksimal stop loss yang bisa diterima di angka $10. Dengan menggunakan lot 0.10, maka perhitungannya adalah $10 : 0.10 hasilnya 100 poin atau 10 pips untuk batasan stop loss yang akan dipasang.

 

Atau bisa juga kamu menggunakan perhitungan rasio. Misalnya level stop loss yang siap kamu terima sebesar 40 pips, maka dengan ratio 1:2, level take profit yang ditentukan adalah 80 pips.

2. Volatilitas Pasar

Pasar selalu bergerak sesuai keinginannya, untuk itulah setiap hari adalah tantangan baru bagi para trader dalam mengenali kondisi pasar. Mulai dari kondisi geopolitik, rilis data ekonomi yang mengejutkan, hingga rumor kebijakan bank sentral yang turut bisa memengaruhi perubahan harga mata uang.

 

Volatilitas merupakan kondisi pasar yang berpotensi bergerak dalam waktu tertentu. Volatilitas ini menandakan adanya turun naik harga. Kalau harga suatu pairs cenderung stabil, maka volatilitasnya terbilang rendah. Sebaliknya, jika harga suatu pairs cenderung naik turun dengan drastis atau cepat, maka pairs tersebut bersifat volatil.

 

Nah, dengan mengetahui volatilitas, itu artinya kamu juga mengetahui berapa banyak suatu pairs cenderung bergerak. Dengan mengetahui hal ini, maka bisa membantumu mengatur tingkat stop loss yang tepat. 

Dalam mengatur stop loss memanfaatkan volatilitas, ada beberapa cara yang bisa kamu gunakan seperti berikut.

Bollinger Bands

Teknik ini bisa memberimu gambaran tentang seberapa fluktuatifnya pasar saat ini. Kamu bisa mengatur stop loss di luar band. Jika harga mencapai titik ini, maka menandakan volatilitasnya meningkat dan penembusan bisa terjadi.

 

Kamu bisa menggunakan bollinger bands sebagai strategi stop loss adalah dengan mengatur stop loss order di bawah band saat long atau di upper band ketika short. Dengan mengatur stop loss di sisi berlawanan dari harga rata-rata kamu bisa membatasi kerugian saat harga bergerak melawan.

 

Namun, penting untuk dicatat bahwa Bollinger Bands tidak aman, dan harga aset dapat terus bergerak di luar band untuk waktu yang lama, terutama selama periode volatilitas tinggi. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan alat analisis teknis dan fundamental lainnya untuk mengonfirmasi sinyal perdagangan sebelum masuk atau keluar dari posisi. 

Selain itu, pedagang harus selalu menggunakan strategi manajemen risiko yang sesuai, seperti ukuran posisi dan diversifikasi, untuk mengelola risiko portofolio mereka secara keseluruhan.

Average True Range (ATR)

Cara lain untuk mengetahui volatilitas rata-rata adalah dengan menggunakan indikator Average True Range (ATR). Indikator yang satu ini bisa ditemukan di sebagian besar platform charting dan sangat mudah digunakan.

 

Kamu cukup memasukkan periode atau jumlah bars, candlesticks untuk menghitung rentang rata-rata. Misalnya ketika kamu melihat grafik harian dengan memasukkan “20” ke dalam pengaturan, maka indikator ATR akan menghitung kisaran rata-rata selama 20 hari terakhir. 

 

Misalnya, jika Anda melihat grafik harian, dan Anda memasukkan “20” ke dalam pengaturan, maka indikator ATR secara ajaib akan menghitung kisaran rata-rata pasangan selama 20 hari terakhir. Atau jika kamu melihat grafik per jam dan memasukkan “50” ke dalam pengaturan, maka indikator ATR menunjukkan pergerakan rata-rata dalam 50 jam terakhir.

3. Menggunakan Pola Harga

Pergerakan harga dalam trading forex membentuk pola-pola tertentu. Pola-pola ini bisa dimanfaatkan trader untuk mengambil keputusan trading yang tepat, termasuk dalam menentukan level stop loss. 

 

Sebagai contoh pola triangle. Pola triangle merupakan pola harga yang terbentuk dari garis resistance dan support yang saling mendekat satu sama lain (konvergen). Pola ini ditandai dengan jarak antara kedua garis tersebut saling mengecil.

Menggunakan-Pola-Harga-Stop-Loss

Pada gambar di atas terlihat dalam segitiga menurun tersebut ada 4 titik yakni titik A, B, C, dan D. Trader bisa memasang stop loss di titik C atau di titik jarak terdekat antara garis support dan resistance. Adapun untuk take profit diambil di level harga D dan jarak antara titik C dan D harus sama dengan jarak antara titik A dan titik B.

 

Selain pola triangle, kamu juga bisa menggunakan pola harga lainnya untuk menentukan level stop loss seperti pola bendera (flag) atau pola cup and handle. Karena setiap pola memiliki bentuk dan ciri yang berbeda, maka ada baiknya kamu mempelajari setiap pola tersebut.

4. Trailing Stop Loss

Dikenal juga dengan protect stop, trailing stop loss bergerak searah dengan tren. Jika harga asetnya turun dan mencapai level trailing stop loss, maka order dipicu dan aset pun akan dijual. Hal ini bisa membatasi kerugian saat harga turun secara enggak terduga dan melindungi keuntungan saat harga naik lalu jatuh kembali.

 

Teknik ini cukup efektif digunakan ketika pasar bergejolak di mana pergerakan harga bisa tiba-tiba dan tidak dapat diprediksi. Namun, penting untuk mengatur level trailing stop loss dengan hati-hati, karena mengaturnya terlalu dekat dengan harga pasar bisa menyebabkan order terpicu sebelum waktunya, sedangkan mengaturnya terlalu jauh dapat mengakibatkan kerugian yang cukup besar saat harga turun dengan cepat.

Itulah tadi beberapa strategi untuk menghindari loss dengan stop loss yang bisa kamu terapkan. Untuk melatih strategi tersebut kamu juga bisa mencobanya dengan trading di akun demo. Yuk, buat akun demo MagnetFX untuk melatih keterampilan tradingmu. Prosesnya mudah dan cepat kok!

Share on: