Sinyal Dovish BOJ Membebani Yen Sementara Harga Emas Terpantau Bergerak Sideways.
- Pengaruh sinyal dovish bank sentral Jepang Yen Jepang melemah.
- Kenaikan harga emas dipicu oleh sinyal pemangkasan suku bunga The Fed pada tahun 2024.
- Kenaikan harga minyak WTI di tengah optimisme pemangkasan suku bunga AS.
Pengaruh sinyal dovish bank sentral Jepang Yen Jepang melemah.
Sinyal dovish dari bank sentral jepang membuat Yen mengalami penurunan sebesar 0,1% setelah ringkasan opini pertemuan Bank of Japan bulan Desember menunjukkan mayoritas pembuat kebijakan mendukung kebijakan moneter yang ultra-dovish dalam jangka pendek.
Meskipun bank sentral berencana untuk memulai pengetatan kebijakan pada 2024, belum ada petunjuk yang jelas tentang kapan tindakan tersebut akan diimplementasikan. Akibat kebijakan dovish BOJ, yen menjadi lesu performanya pada tahun 2023, dengan perkiraan kerugian lebih dari 8% terhadap dolar pada tahun ini.
Harga emas stabil di tengah optimisme penurunan suku bunga Federal Reserve.
Harga emas masih cenderung sideways di perdagangan sesi Asia di tengah optimisme terkait penurunan suku bunga oleh Federal Reserve. Kenaikan harga emas sebelumnya dipicu oleh sinyal bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pinjaman pada tahun 2024, meskipun pasar memproyeksikan penurunan secepatnya pada Maret 2024 karena penurunan inflasi AS.
Harga mas diharapkan mendapatkan keuntungan lebih lanjut pada tahun 2024, didukung oleh penurunan suku bunga AS. Diperkirakan bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebanyak tiga hingga lima kali pada tahun 2024, dengan antisipasi penurunan pertama pada Maret 2024 dapat memengaruhi pergerakan harga emas.
Kenaikan harga minyak WTI di tengah optimisme pemangkasan suku bunga AS.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) naik menjadi sekitar $75,50 per barel selama sesi Asia, didorong oleh optimisme terhadap potensi penurunan suku bunga AS yang diharapkan mendorong pertumbuhan ekonomi dan permintaan bahan bakar.
Meskipun ketegangan di Timur Tengah meningkat dan serangan terus berlanjut, perusahaan pelayaran besar seperti Maersk dan CMA CGM mulai kembali beroperasi di Laut Merah, menunjukkan tanda-tanda normalisasi meskipun kekhawatiran keamanan tetap ada.