
Sentimen Positif Dari Dollar dan Ekonomi AS, Harga Emas Kehilangan Arah.
- Suku bunga negatif BoJ melemahkan Yen sementara The Fed tidak terburu – buru memangkas suku bunganya.
- Harga emas kehilangan arah di tengah ketidak pastian kebijakan moneter Federal Reserve.
- Ketegangan di Timur Tengah menjadi sentimen harga minyak.
Suku bunga negatif BoJ melemahkan Yen sementara The Fed tidak terburu – buru memangkas suku bunganya.
Proyeksi pasar terkait suku bunga negatif dan kebijakan bank sentral Bank of Japan yang mempertahankan kebijakan suku bunga negatifnya dan yen diperkirakan akan tetap terpengaruh negatif. Sebaliknya, Federal Reserve AS tidak terburu-buru untuk memangkas suku bunga, memberikan dorongan pada dolar.
Turut mendukung penguatan dolar dalam jangka panjang, para pedagang mengabaikan kemungkinan pemotongan suku bunga dalam pertemuan kebijakan berikutnya. Pasar juga menyoroti ketahanan pasar tenaga kerja AS yang mempengaruhi ekspektasi kebijakan moneter.
Indeks dolar naik sedikit menjadi 104,19, setelah naik 0,1% pada hari Kamis setelah data menunjukkan ketahanan pasar tenaga kerja AS, yang semakin menghancurkan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed lebih awal.
Harga emas kehilangan arah di tengah ketidak pastian kebijakan moneter Federal Reserve.
Harga emas bergerak sideways di sesi eropa, faktor-faktor seperti ekspektasi suku bunga yang dipertahankan oleh Federal Reserve (Fed), didukung oleh data makro AS yang kuat dan komentar hawkish dari beberapa anggota FOMC, menjadi kehilangan arah bagi harga emas.
Sentimen risk-on juga mempengaruhi emas sebagai safe-haven. Namun, dampak negatifnya karena pelemahan Dolar AS (USD), yang menguntungkan komoditas dalam denominasi USD. Pedagang juga enggan untuk melakukan transaksi di tengah ketidakpastian mengenai penurunan suku bunga The Fed. Artinya, data inflasi konsumen AS yang akan dirilis minggu depan akan menjadi petunjuk penting untuk kebijakan suku bunga, yang akan mempengaruhi dinamika harga USD dan memberikan arah baru bagi XAU/USD.
Ketegangan di Timur Tengah menjadi sentimen harga minyak.
Harga minyak mengalami sedikit perubahan pada hari Jumat tetapi tetap dalam tren kenaikan mingguan karena ketegangan terus berlanjut di Timur Tengah setelah Israel menolak tawaran gencatan senjata dari Hamas. Minyak mentah berjangka Brent mengalami penurunan kecil, sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS mengalami kenaikan.
Konflik tersebut, mempertahankan harga minyak tetap tinggi dengan kenaikan sekitar 6% pada minggu ini. Meskipun konflik meningkatkan harga, produksi minyak tidak terpengaruh, dengan peningkatan produksi non-OPEC dari Norwegia dan Guyana serta Rusia yang mengesampingkan rencana OPEC+ dengan mengekspor lebih banyak minyak mentah.