Powell Berikan Sinyal Dovish, Suku Bunga Siap di Pangkas ?

  • Pergeseran kebijakan suku bunga global dan gejolak politik jadi sentimen pasar.
  • Risiko geopolitik dan ketidakpastian ekonomi dorong harga emas ke level tertinggi baru di $2.300.
  • Minyak mentah WTI stabil pasca lonjakan stok.

Pergeseran kebijakan suku bunga global dan gejolak politik jadi sentimen pasar.

Trader dan investor sedang menantikan pergeseran dalam kebijakan suku bunga global serta gejolak politik di AS menjelang pemilu yang sengit, turut berpotensi menggoyahkan pasar mata uang dunia.

Bank-bank sentral mulai bergerak secara perlahan seperti Bank Nasional Swiss menjadi bank sentral besar pertama yang menurunkan biaya pinjaman pada bulan Maret dalam siklus ini. Diperkirakan bahwa Federal Reserve, Bank Sentral Eropa, dan Bank of England juga akan mengikuti langkah serupa menjelang akhir tahun.

Meskipun imbal hasil AS mengalami peningkatan dalam beberapa hari terakhir karena investor menahan posisi mereka menjelang penurunan suku bunga The Fed setelah data yang lebih kuat dari yang diperkirakan, sebagian besar imbal hasil obligasi zona euro juga mengalami tren yang serupa.

Sementara itu, ketika berbicara di Stanford Graduate School of Business, Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengonfirmasi kembali bahwa kebijakan suku bunga mungkin sudah mencapai titik tertinggi dalam siklus saat ini. Powell juga menegaskan bahwa bank sentral AS siap untuk menurunkan suku bunga, dengan fokus pada pendekatan yang didasarkan pada data terutama mengenai inflasi.

Risiko geopolitik dan ketidakpastian ekonomi dorong harga emas ke level tertinggi baru di $2.300.

Harga emas (XAU/USD) mencapai level tertinggi baru di sekitar $2.300 selama sesi Asia pada hari Kamis, didukung oleh berbagai faktor termasuk risiko geopolitik dari konflik Rusia-Ukraina dan situasi di Timur Tengah. Guncangan kuat dari gempa bumi di Taiwan juga terus mempertahankan emas sebagai aset safe-haven. 

Selain itu, penurunan tajam Dolar AS minggu ini dan ketidakpastian seputar kebijakan suku bunga Federal Reserve (Fed) turut menegaskan prospek positif untuk emas dalam jangka pendek.

Meskipun demikian, suasana positif di pasar ekuitas secara umum dan kondisi yang sudah sangat overbought pada grafik harian mungkin menjadi hambatan bagi pembeli baru emas. Investor kemungkinan akan menunggu lebih banyak sinyal mengenai kebijakan suku bunga Fed sebelum mengambil keputusan selanjutnya. 

Perhatian juga akan difokuskan pada rilis data ketenagakerjaan AS, khususnya laporan Nonfarm Payrolls (NFP) pada Jumat. Sebelum data penting ini dirilis, pidato anggota FOMC yang berpengaruh akan menjadi perhatian pada hari Kamis untuk mencari peluang perdagangan jangka pendek.

Minyak mentah WTI stabil pasca lonjakan stok.

Harga Minyak Mentah AS West Texas Intermediate (WTI) mengalami konsolidasi selama sesi Asia pada hari Kamis. Saat ini, harga komoditas tersebut berada sedikit di atas $85,00 dipengaruhi oleh berbagai faktor yang berbeda.

Laporan resmi dari Badan Informasi Energi (EIA) yang dirilis pada hari Rabu menunjukkan peningkatan yang tidak terduga dalam stok minyak mentah AS. Hal ini dipandang sebagai faktor utama yang membatasi kenaikan harga minyak. Namun, penurunan harga Minyak Mentah masih terbatas karena adanya kekhawatiran terkait gangguan pasokan di Timur Tengah, keterbatasan pasokan global, dan tanda-tanda peningkatan permintaan. 

Sementara itu ketua Federal Reserve Jerome Powell berhati-hati terhadap potensi penurunan suku bunga di masa depan karena ekonomi AS yang kuat selain itu, data manufaktur positif dari Tiongkok meningkatkan optimisme terhadap permintaan minyak, mendukung harga Minyak Mentah ke arah positif.

Share on: