Pasar Antisipasi Data Ekonomi, di Tengah Harga Emas Mencapai Puncak Enam Bulan, dan Prospek Pertemuan OPEC+.

  • Pasar menanti data ekonomi utama dan isyarat kebijakan The Fed.
  • Harga emas naik tipis di sesi Asia, tetap stabil di level tertinggi enam bulan.
  • Harga minyak naik nedikit menyusul pelemahan Dolar, OPEC+ pertimbangkan perpanjangan pengurangan produksi.

Pasar menanti data ekonomi utama dan isyarat kebijakan The Fed.

Pasar saat ini menantikan rilis data ekonomi indeks harga PCE yang merupakan ukuran inflasi yang dipilih oleh Federal Reserve. Data lain yang dinantikan meliputi IMP AS untuk November dan revisi PDB kuartal ketiga. 

Tanda-tanda melemahnya ekonomi AS memberikan peluang bagi The Fed untuk mempertahankan suku bunga yang lebih tinggi. Pidato pejabat Fed pada hari Selasa diharapkan memberikan isyarat lebih lanjut mengenai kebijakan moneter. 

Harga emas naik tipis di sesi Asia, tetap stabil di level tertinggi enam bulan.

Pada hari Selasa, harga emas mengalami kenaikan tipis di pasar Asia dan bertahan di level tertinggi enam bulan. Meningkatnya spekulasi bahwa Federal Reserve tidak akan menaikkan suku bunga lebih lanjut menjadi faktor utama di balik kenaikan tersebut. 

Antisipasi terhadap data ekonomi minggu ini juga membuat permintaan safe haven terhadap emas tetap optimis, seiring pasar menunggu tanda-tanda perlambatan pertumbuhan ekonomi AS dan pemulihan ekonomi Tiongkok. Dolar merosot ke posisi terendah tiga bulan semalam, memberikan dukungan harga emas, Dollar agak stabil di perdagangan Asia hari ini. 

Harga minyak naik nedikit menyusul pelemahan Dolar, OPEC+ pertimbangkan perpanjangan pengurangan produksi.

Harga minyak mengalami kenaikan tipis pada hari Selasa karena pelemahan dolar dan ekspektasi bahwa kelompok produsen OPEC+ akan memperdalam serta memperpanjang pengurangan produksi. 

Minyak Brent naik 0,1% menjadi $80,09 per barel, sedangkan minyak WTI AS mengalami kenaikan 0,1% menjadi $74,90 per barel. 

OPEC+ akan mengadakan pertemuan pada 30 November untuk membahas target produksi 2024 di tengah penurunan harga minyak yang tajam. Harga minyak telah turun lebih dari 18% (Brent) dan 21% (WTI) sejak akhir September, dipicu oleh kekhawatiran akan kelebihan pasokan. 

Meskipun OPEC+ awalnya mengalami kesulitan mencapai kesepakatan, kemungkinan kompromi terlihat, yang dapat membantu Arab Saudi memimpin kelompok tersebut mencapai konsensus mengenai perlunya memperdalam pengurangan produksi. 

Share on: