Konflik Timur Tengah Menopang Harga Emas Sebagai Safe Haven, Dollar AS Bergerak Stabil.
- Dolar AS menguat di tengah ketegangan geopolitik.
- Kenaikan harga emas terpicu oleh ketegangan geopolitik di timur tengah.
- Serangan terhadap kapal dan pasukan AS picu kekhawatiran pasokan.
Dolar AS menguat di tengah ketegangan geopolitik.
Dolar AS menguat seiring meningkatnya ketegangan geopolitik setelah serangan pesawat tak berawak di Yordania yang menewaskan tiga anggota militer AS. Pemerintahan Joe Biden dan militer AS sedang merumuskan rencana khusus untuk menanggapi serangan tersebut. Meskipun demikian, Dolar AS tetap stabil di bawah level tertinggi dalam sebulan karena investor menurunkan ekspektasi terhadap pelonggaran kebijakan yang lebih agresif oleh Federal Reserve.
Kenaikan harga emas terpicu oleh ketegangan geopolitik di timur tengah.
Harga emas (XAU/USD) mengalami kenaikan di sesi Eropa karena sentimen pembunuhan tiga tentara Angkatan Darat AS oleh kelompok militan yang didukung Iran. Hal ini meningkatkan risiko ketegangan geopolitik di Timur Tengah, mempengaruhi pasar ekuitas, dan mendukung harga emas sebagai safe-haven.
Sementara itu, perpindahan dana ke aset yang lebih aman dan harapan akan soft landing ekonomi AS menurunkan imbal hasil obligasi Treasury AS, tetapi gagal mendukung Dolar AS. Faktor-faktor ini, bersama dengan berkurangnya peluang pelonggaran kebijakan agresif oleh Federal Reserve pada 2024, membatasi kenaikan positif harga emas. Pedagang cenderung menunggu hasil pertemuan kebijakan moneter FOMC untuk arah selanjutnya.
Serangan terhadap kapal dan pasukan AS picu kekhawatiran pasokan.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) terus naik untuk sesi keempat berturut-turut, mendekati $78,30 per barel, dipicu oleh serangan rudal terhadap kapal tanker di Laut Merah dan pesawat tak berawak terhadap pasukan AS di Yordania.
Lonjakan harga juga disebabkan oleh kekhawatiran akan potensi gangguan pasokan minyak di Timur Tengah. Minyak Brent dan WTI mengalami kenaikan, dengan Brent mencapai $83,84 per barel. Serangan di Yordania meningkatkan kekhawatiran konflik yang lebih luas di kawasan, dengan kemungkinan dampak signifikan pada harga minyak mentah.