Jatuhnya Imbal Hasil Treasury AS Menjadi Perhatian Pasar Terhadap Keputusan The Fed.
- Imbal hasil obligasi AS mempengaruhi keputusan The Fed kedepan.
- Penurunan Harga Emas Terbatas Oleh Lemahnya Imbal Hasil Obligasi AS.
- Harga Minyak WTI Menguat Sedikit di Tengah Ketidakpastian Pasar Global dan Komitmen Pasokan Arab Saudi.
Imbal hasil obligasi AS mempengaruhi keputusan The Fed kedepan
Jatuhnya imbal hasil Treasury AS telah menopang harga saham. Saat ini, beberapa investor khawatir bahwa penurunan imbal hasil yang berkelanjutan dapat menyebabkan Federal Reserve bersikap hawkish lebih lama, yang dapat membebani harga aset dalam jangka panjang.
Beberapa investor percaya kondisi keuangan bisa menjadi terlalu longgar bagi The Fed jika imbal hasil (yield) terus turun, sehingga memaksa bank sentral untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama untuk mencegah inflasi kembali naik.
Dilansir dari reuters.com “The Fed mungkin tidak ingin obligasi Treasury 10-tahun naik jauh di atas 5%, tapi mereka mungkin juga tidak ingin obligasi itu turun jauh di bawah 4,5%,” kata Brian Jacobsen, kepala ekonom di Annex Wealth Management.
Penurunan Harga Emas Terbatas Oleh Lemahnya Imbal Hasil Obligasi AS.
Penurunan harga emas masih terbatas, di tengah meningkatnya bahwa bank sentral AS akan mengakhiri kampanye pengetatan kebijakannya. Ekspektasi ini menyebabkan imbal hasil Treasury AS semakin turun dan membuat Dolar AS (USD) tetap melemah.
Di sisi lain menurunnya permintaan emas sebagai aset safe-haven juga menyebabkan harga turun akhir-akhir ini, dengan pasar memperkirakan premi risiko yang jauh lebih rendah akibat perang antara Israel dan Hamas.
Harga Minyak WTI Menguat Sedikit di Tengah Ketidakpastian Pasar Global dan Komitmen Pasokan Arab Saudi.
Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) sedikit menguat di sesi perdagangan eropa siang ini, menguji support areanya di $75,00/barel ditengah perkiraan pasar masih gelisah atas perlambatan permintaan minyak mentah global.
Kepastian Arab Saudi bahwa konsumsi minyak mentah akan tetap tinggi, mampu mencegah penurunan harga minyak, terutama di tengah memburuknya kondisi perekonomian global. Meskipun Arab Saudi dan Moskow mengatakan mereka akan mempertahankan pengurangan pasokan hingga akhir tahun 2023.