Inflasi Masih Tinggi Picu The Fed Tahan Suku Bunga.
- Dolar stabil dekat level tertinggi tiga bulan, kenaikan suku bunga AS tertunda.
- Harga emas menguat di sesi Asia Di tengah dollar AS yang masih kuat.
- Harga minyak turun karena kenaikan harga produsen di AS memicu kekhawatiran inflasi dan suku bunga.
Dolar stabil dekat level tertinggi tiga bulan, kenaikan suku bunga AS tertunda.
Dolar stabil di dekat level tertinggi tiga bulan karena inflasi AS masih bertahan di atas ekspektasi semakin menyebabkan para pedagang menghapus ekspektasi penurunan suku bunga lebih awal. Data inflasi indeks harga produsen yang dirilis pada hari Jumat menunjukkan angka yang lebih tinggi dari perkiraan untuk bulan Januari, memicu kekhawatiran bahwa inflasi yang tinggi akan mencegah Federal Reserve memotong suku bunganya pada awal tahun 2024. Para pedagang sekarang memperkirakan penurunan suku bunga AS hanya pada bulan Juni.
Sementara Goldman Sachs menaikkan target akhir tahun untuk S&P 500, mencerminkan kenaikan sekitar 4% dari level saat ini, mengutip prospek pendapatan yang lebih baik untuk perusahaan-perusahaan. Goldman Sach sebelumnya memproyeksikan indeks tersebut akan berakhir pada tahun 2024 pada angka 5.100, sebelum menaikkan perkiraan dari 4.700 pada bulan Desember, karena meredanya inflasi dan ekspektasi terhadap pelonggaran suku bunga bank sentral AS pada tahun tersebut.
Harga emas menguat di sesi Asia Di tengah dollar AS yang masih kuat.
Harga emas menguat di perdagangan Asia pada hari Senin, setelah baru-baru ini menembus di bawah level support $2000. Meskipun demikian, harga emas masih dalam kisaran terbatas, karena kekhawatiran akan suku bunga AS yang lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama membatasi kenaikan harga emas.
Dolar yang kuat membebani harga emas, karena dollar AS masih berada di level tertinggi dalam tiga bulan. Gagasan akan suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama juga menekan harga logam mulia lainnya seperti platinum dan perak.
Harga minyak turun karena kenaikan harga produsen di AS memicu kekhawatiran inflasi dan suku bunga.
Harga minyak turun karena perhatian investor kembali ke prospek permintaan setelah laporan kenaikan harga produsen di AS memicu kekhawatiran akan inflasi yang tinggi dan suku bunga yang lebih tinggi, yang dapat membatasi pertumbuhan konsumsi bahan bakar. Minyak mentah Brent turun menjadi $82,86 per barel, sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate AS turun menjadi $78,78 per barel.
Pasar juga mengamati arah permintaan dari Tiongkok setelah liburan Tahun Baru Imlek, sementara pembuat kebijakan Federal Reserve mengisyaratkan “kesabaran” terhadap penurunan suku bunga. Ketegangan di Timur Tengah juga berlanjut, sementara Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) siap mengatasi gangguan dengan kapasitas cadangan tertinggi dalam delapan tahun.