Imbal Hasil Obligasi AS Terus Merosot dan Data Ekonomi AS Melemah, Harga Emas Berkilau.

  • Dolar AS bergerak di kisaran terbatas di tengah imbal hasil Treasury yang lebih rendah.
  • Harga Emas Naik ke level tertinggi dalam sembilan minggu, terpicu oleh data ekonomi AS yang suram.
  • Harga minyak naik lebih tinggi setelah OPEC+ memperpanjang pengurangan produksi.

Dolar AS bergerak di kisaran terbatas di tengah imbal hasil Treasury yang lebih rendah.

Pada hari Senin, dolar AS bergerak dalam kisaran terbatas dan juga tertekan oleh imbal hasil Treasury yang lebih rendah. Indeks dolar, yang mengukur mata uang terhadap enam mata uang utama, termasuk euro dan yen, sedikit berubah pada 103,85. Imbal hasil acuan 10-tahun turun ke level 4,178% untuk pertama kalinya dalam dua minggu, tetapi naik kembali ke sekitar 4,2% pada hari Senin.

Para pedagang menunggu data ekonomi yang lebih penting untuk mendapatkan petunjuk baru mengenai waktu penurunan suku bunga Federal Reserve. Pasar memerlukan perubahan besar dalam data untuk menunjukkan bahwa kisaran dukungan akan menjadi peluang pembelian lainnya, yang akan menjaga indeks dolar dalam kisaran saat ini.

Kepala Fed Jerome Powell dijadwalkan untuk memberikan kesaksian kepada Kongres pada minggu ini, dan akan ada juga pembacaan ISM manufaktur dan jasa pada hari Selasa, dengan acara utama pada hari Jumat berupa angka gaji bulanan. Disisi lain meskipun dolar menguat 0,1% terhadap yen di level 150,28, para pedagang tetap berhati-hati setelah komentar dari Gubernur BoJ Kazuo Ueda bahwa masih terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa target inflasi bank sentral hampir terpenuhi.

Harga Emas Naik ke level tertinggi dalam sembilan minggu, terpicu oleh data ekonomi AS yang suram.

Pada awal jam perdagangan Asia hari Senin, harga emas (XAU/USD) mencapai level tertinggi sembilan minggu di bawah $2.100. Ini disebabkan oleh spekulasi akan penurunan suku bunga di AS pada akhir tahun ini, didukung oleh data ekonomi AS yang suram pada hari Jumat yang mencatatkan PMI Manufaktur AS turun menjadi 47,8 pada bulan Februari, mencatatkan angka 16 bulan berturut-turut yang di bawah 50, yang menunjukkan kontraksi di sektor manufaktur.

Federal Reserve (Fed) mempertahankan suku bunga kebijakan tetap pada kisaran 5,25–5,50% pada pertemuan bulan Januari, tetapi investor mengantisipasi bahwa The Fed akan menurunkan suku bunganya pada akhir tahun 2024. Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic mengatakan dia akan memantau tren jangka panjang dan mengulangi pandangannya bahwa dia melihat bank sentral AS akan menurunkan suku bunganya di musim panas.

Harga minyak naik lebih tinggi setelah OPEC+ memperpanjang pengurangan produksi.

Pada hari Senin, harga minyak naik setelah anggota OPEC+ setuju untuk memperpanjang pengurangan produksi minyak hingga akhir kuartal kedua. Ini terjadi di tengah kekhawatiran ekonomi global dan peningkatan produksi di luar kelompok tersebut. Rusia juga berjanji untuk memangkas produksi dan ekspor minyaknya. Dalam berita lain, ada meningkatnya ketegangan geopolitik akibat konflik Israel-Hamas dan serangan Houthi terhadap pelayaran Laut Merah, yang telah mendukung harga minyak pada tahun 2024.

Dalam beberapa komentar paling yang dilontarkan pemimpin senior AS, Wakil Presiden AS Kamala Harris pada Minggu kelompok militan Palestina Hamas menyetujui gencatan senjata segera selama enam minggu sambil dengan tegas mendesak Israel berbuat lebih banyak guna meningkatkan pengiriman bantuan ke Gaza.

Share on: