Harga Emas Tertekan di Bawah $2.500: Dolar Menguat dan Harapan Penurunan Suku Bunga Fed Muncul.

Harga emas (XAU/USD) terus tertekan, dibawah level psikologis $2.500 pada hari Senin, di tengah penguatan dolar AS yang didorong oleh rilis Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) AS bulan Juli. Kenaikan Dollar AS ini memberikan tekanan signifikan pada logam mulia tersebut. Di sisi lain, kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi di Tiongkok, negara konsumen emas terbesar di dunia, semakin memperburuk situasi, mengakibatkan penurunan lebih lanjut dalam harga emas.

Namun, di tengah tekanan yang dihadapi emas, muncul harapan baru dari meningkatnya ekspektasi bahwa Federal Reserve AS (Fed) mungkin menurunkan suku bunga dalam pertemuan bulan September mendatang. Jika ini terjadi, penurunan suku bunga dapat membantu menahan laju penurunan harga emas, mengingat suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang untuk memegang aset non-yield seperti emas.

Ke depannya, perhatian pasar akan tertuju pada data PMI Manufaktur ISM AS untuk bulan Agustus yang akan dirilis pada hari Selasa, disusul oleh data PMI Jasa pada hari Kamis. Selain itu, semua mata akan tertuju pada data ketenagakerjaan AS yang akan diumumkan pada hari Jumat, termasuk Nonfarm Payrolls (NFP), tingkat pengangguran, dan pendapatan per jam rata-rata untuk bulan Agustus, yang semuanya berpotensi mempengaruhi arah pergerakan harga emas selanjutnya.

Pengaruh fundamental cenderung melemahkan harga emas.

Pergerakan harga emas pada tanggal 2 September 2024 terlihat mengalami penurunan yang signifikan, ditandai dengan formasi tiga candlestick turun atau Bearish (warna merah) yang solid tadi pagi. Potensi hari ini, jika harga emas kembali tertekan ditengah penguatan Dollar AS maka harga emas berpotensi meneruskan turun menuju level support di 2495.00 bahkan hingga 2480.00. Berikut level support dan resistance beserta pivot level hari ini sebagai batas acuan pergerakan harga.