Harga Emas Menguat di Tengah Sentimen Konflik Geopolitik

  • Indeks dolar turun sekitar 0,1% di sesi Asia.
  • Harga emas menguat didukung oleh faktor geopolitik dan kelemahan data AS.
  • Harga minyak (WTI) di bayangi oleh sentimen geopolitik.

Dolar melemah akibat isyarat Fed, peluang penurunan suku bunga meningkat.

Pada hari Senin, indeks dolar turun sekitar 0,1% di sesi Asia karena pasar mempertahankan ekspektasi terhadap penurunan suku bunga oleh Federal Reserve. Alat CME Fedwatch menunjukkan peluang sebesar 70% untuk penurunan suku bunga 25 basis poin pada Maret.

Data inflasi indeks harga produsen yang turun pada bulan Desember memperkuat ekspektasi ini. Fokus kini pada pidato pejabat Fed minggu ini yang diharapkan memberikan isyarat lebih lanjut mengenai rencana penurunan suku bunga. Data penjualan ritel AS juga menjadi perhatian, potensial mempengaruhi prospek inflasi.

Harga emas menguat didukung oleh faktor geopolitik dan kelemahan data AS.

Harga emas (XAU/USD) menguat di sesi Asia, mendapatkan dukungan dari kelemahan data Indeks Harga Produsen AS dan meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Saat ini diperdagangkan di $2.055.00. Investor memperkirakan kemungkinan penurunan suku bunga oleh Federal Reserve, mencapai 74,2% pada bulan Maret, yang membebani Dolar dan mendukung harga emas. 

Pembelian safe-haven juga berkontribusi pada kenaikan, terutama setelah serangan AS dan Inggris terhadap sasaran Houthi di Yaman. Sentimen risiko dan data ekonomi AS yang minim karena hari libur memainkan peran utama dalam pergerakan harga emas. 

Harga minyak (WTI) di bayangi oleh sentimen geopolitik.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) berusaha untuk naik, mendekati $72,90 per barel selama sesi Asia, didorong oleh ketegangan eskalasi konflik Israel-Gaza. Kenaikan ini diperkuat oleh spekulasi terkait serangan Houthi yang dipimpin Iran terhadap USS Laboon di Laut Merah, meskipun rudal tersebut berhasil dicegat. 

Seiring serangan militer AS dan Inggris terhadap Houthi, pemilik kapal tanker menghindari Laut Merah, memicu perhatian terhadap potensi dampak terhadap pengiriman di Selat Hormuz. Ancaman respons “kuat dan efektif” dari Houthi meningkatkan ketegangan. Keprihatinan Presiden AS Joe Biden atas dampak perang di Timur Tengah terhadap harga minyak menambah ketidakpastian, dengan tindakan militer di Yaman berkontribusi pada kenaikan harga minyak dan mengakui potensi dampak ekonomi global dari konflik tersebut.

Share on: