Harga Emas Melemah Menjelang Sesi Eropa, Pasar Fokus Data Ekonomi AS Malam Ini.
- Penguatan dolar AS sebagian besar didorong oleh angka inflasi AS yang lebih tinggi.
- Harga emas melemah di sesi perdagangan Asia.
- Stok minyak mentah mengalami penurunan, menambah sentimen positif terhadap harga minyak.
Antisipasi pasar mengenai laporan penjualan ritel AS dan dampaknya terhadap Dollar.
Biro Sensus Amerika Serikat akan merilis laporan Penjualan Ritel negara itu pada hari Kamis, dengan perkiraan bahwa angka utama Penjualan Ritel di perkirakan akan mengalami pemulihan kontraksi bulanan sebesar 0,8% pada bulan pertama tahun ini. Belanja konsumen di AS telah tidak stabil beberapa bulan terakhir karena pasar terus mencerna kondisi kredit yang ketat dari Federal Reserve (Fed). Laporan dari Biro Sensus memperkirakan penurunan sebesar 0,8 persen dari bulan sebelumnya, namun naik 0,6 persen dibandingkan Januari 2023.
Dollar AS telah menguat kembali dan mempengaruhi Indeks USD (DXY) dengan harapan Fed akan memulai siklus pelonggaran kebijakan moneter di musim panas, dengan bulan Juni. Penguatan dolar AS sebagian besar didorong oleh angka inflasi AS yang lebih tinggi dari perkiraan pada bulan Februari, menunjukkan bahwa masalah inflasi masih sulit diatasi meskipun ada tren penurunan harga konsumen dalam negeri.
Harga emas melemah di sesi perdagangan Asia.
Harga emas mengalami penurunan sedikit di pasar perdagangan Asia tetapi tetap mendekati rekor tertinggi baru-baru ini. Hal ini disebabkan oleh antisipasi pasar terhadap isyarat yang lebih jelas terkait suku bunga AS dari indeks harga produsen dan data penjualan ritel yang akan segera dirilis. Pasar logam secara keseluruhan merasakan tekanan dari kekuatan dolar sebelum data ekonomi terkini.
Selain itu, pembacaan inflasi dan penjualan ritel yang akan datang menjadi sorotan, yang diperkirakan akan mempengaruhi kebijakan suku bunga Federal Reserve. Data tersebut juga muncul menjelang pertemuan Fed minggu depan, di mana bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunga stabil dan memberikan sinyal bahwa tidak akan ada perubahan kebijakan yang signifikan dalam waktu dekat.
Harga minyak WTI menguat dekati level $79 per barel.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) terus menguat untuk sesi kedua secara berturut-turut, mendekati level $79 per barel selama jam perdagangan Asia hari Kamis. Penguatan ini dipicu oleh penurunan stok minyak mentah AS yang mengejutkan, menunjukkan adanya penguatan dalam permintaan.
Selain itu, kekhawatiran terhadap gangguan pasokan akibat serangan Ukraina terhadap kilang-kilang Rusia juga menjadi faktor yang mendorong kenaikan harga minyak. Data dari Administrasi Informasi Energi (EIA) AS menunjukkan penurunan stok minyak mentah AS yang tidak terduga, merupakan penurunan pertama dalam tujuh pekan terakhir. Stok Minyak Mentah Mingguan API juga mengalami penurunan tak terduga, menambah sentimen positif terhadap harga minyak.