Harga Emas Kembali Menguat, Didukung Ketegangan Geopolitik dan Harapan Stimulus Tiongkok.
- Peningkatan risiko geopolitik di Timur Tengah mendukung permintaan emas sebagai aset safe haven.
- Ekspektasi pelonggaran suku bunga AS dan stimulus ekonomi Tiongkok turut mendorong harga emas.
Harga emas (XAU/USD) kembali menguat pada hari Selasa setelah mengalami koreksi dua hari dari puncak tertinggi sepanjang masa yang dicapai minggu lalu. Risiko meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah dipandang sebagai faktor utama yang memicu peningkatan permintaan logam mulia, yang kerap dianggap sebagai aset safe haven oleh investor.
Selain itu, ekspektasi bahwa perlambatan inflasi di Amerika Serikat akan memberi ruang bagi Federal Reserve (Fed) untuk melonggarkan suku bunga lebih lanjut, serta harapan bahwa stimulus ekonomi besar-besaran dari Tiongkok akan memulihkan permintaan fisik, turut berperan dalam mendorong harga emas.
Namun demikian, komentar hawkish dari Ketua Fed Jerome Powell pada hari Senin memicu perubahan sikap investor, yang kini mengurangi ekspektasi terhadap pelonggaran kebijakan moneter lebih agresif. Hal ini mendukung penguatan Dolar AS (USD) untuk hari kedua berturut-turut, memperpanjang pemulihan dari level terendah sejak Juli 2023. Di sisi lain, optimisme di pasar global mungkin membatasi potensi kenaikan harga emas menjelang rilis data ekonomi penting AS pekan ini, dimulai dengan laporan ISM Manufacturing PMI yang dijadwalkan hari ini.
Pengaruh fundamental cenderung menguatkan harga emas.
Pergerakan harga emas terpantau hari ini di tanggal 1 Oktober selama sesi pagi atau sesi perdagangan Asia menunjukan kenaikan harga, bangkit setelah dua hari kebelakang mengalami tekanan harga yang cukup kuat. Potensi hari ini, diperkirakan harga emas akan meneruskan kenaikan harga menuju level resistance terdekatnya di 2660.00. Berikut level support dan resistance beserta level pivot hari ini sebagai perkiraan batas acuan pergerakan harga emas.
PIVOT LEVEL
2641.00
Support 1
2630.00
Support 2
2600.00
Resistance 1
2660.00
Resistance 2
2685.00
Dolar AS Lanjutkan Kenaikan, Didukung Pidato Powell dan Ekspektasi Suku Bunga.
- Penguatan Dolar AS didorong oleh pidato hawkish Ketua Fed Jerome Powell yang meredam ekspektasi pelonggaran kebijakan agresif.
- Data inflasi AS yang lebih rendah memperkuat spekulasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve di masa mendatang.
Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur kekuatan Dolar AS terhadap enam mata uang utama, terus menguat untuk hari kedua berturut-turut, diperdagangkan di sekitar 100,80 selama sesi Asia pada hari Selasa. Penguatan ini terjadi setelah pernyataan terbaru Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, yang menyatakan bahwa penurunan suku bunga akan dilakukan “seiring berjalannya waktu” dan memperingatkan bahwa pemotongan suku bunga 50 basis poin baru-baru ini bukanlah indikasi untuk tindakan agresif serupa di masa mendatang.
Powell juga menegaskan bahwa perubahan suku bunga berikutnya kemungkinan akan lebih moderat. Alat CME FedWatch menunjukkan bahwa pasar menetapkan probabilitas 61,8% untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan Fed bulan November, dengan probabilitas pemangkasan 50 basis poin turun menjadi 38,2%. Meski demikian, data inflasi PCE AS baru-baru ini, yang hanya naik 0,1% MoM pada bulan Agustus, lebih rendah dari yang diperkirakan, memperkuat pandangan bahwa inflasi AS mulai mereda, mendukung ekspektasi pemangkasan suku bunga lebih lanjut oleh Fed.
Para pelaku pasar kini menantikan rilis data manufaktur AS, termasuk ISM Manufacturing PMI, yang diperkirakan meningkat menjadi 47,5 pada September dari 47,2 sebelumnya, yang akan memberikan wawasan lebih lanjut tentang kesehatan sektor manufaktur AS.
Di pasar mata uang, pasangan EUR/USD bergerak dalam kisaran sempit setelah mengalami penurunan. Pasar fokus pada rilis data inflasi Zona Euro, yang diperkirakan akan menunjukkan penurunan di bawah target 2% Bank Sentral Eropa (ECB) pada September, memperkuat ekspektasi penurunan suku bunga lebih lanjut dari ECB pada pertemuan bulan Oktober.
Pengaruh fundamental cenderung menguatkan harga Dollar AS dan melemahkan harga mata uang Euro.
Pergerakan harga pasangan mata uang EURUSD hari ini pada tanggal 1 Oktober selama sesi Asia cenderung bergerak sideways setelah terjadi penurunan harga pada hari Senin 30 September. Potensi hari ini, jika Dollar AS kembali menunjukan penguatan harganya lagi dan Euro melemah, maka diperkirakan pasangan mata uang EURUSD berpotensi turun menuju level supportnya di 1.10950. Berikut level support dan resistance beserta level pivot hari ini sebagai perkiraan batas acuan pergerakan harga EURUSD.
PIVOT LEVEL
1.11530
Support 1
1.10950
Support 2
1.10550
Resistance 1
1.12000
Resistance 2
1.12470
Disclaimer:
Analisis ini hanya untuk referensi, banyak faktor yang harus dipertimbangkan.
Trading adalah kegiatan berisiko, segala keputusan tetap menjadi tanggung jawab pribadi.