Harga Emas dan Minyak Kompak Naik Ditengah Memanasnya Konflik Timur Tengah.

  • Para ekonom telah merevisi estimasi akhir tahun mereka menjadi $1.900
  • Minyak melonjak 2% karena meningkatkannya ketegangan di Timur Tengah.

Pelaku pasar akan memantau rilis final Indeks Harga Konsumen (CPI) Zona Euro untuk bulan September yang akan dirilis hari ini. Selain itu, pidato Presiden ECB Lagarde dapat memberikan beberapa petunjuk mengenai jalur kebijakan moneter lebih lanjut.

Angka inflasi Inggris untuk bulan September lebih tinggi dari konsensus pasar.

Data terbaru dari Statistik Nasional Inggris menunjukkan pada hari Rabu bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) negara tersebut secara tahunan, angka inflasi mencapai 6,7% dibandingkan 6,7% sebelumnya, di atas ekspektasi sebesar 6,5%. CPI Inti, tidak termasuk harga pangan dan energi yang berfluktuasi, naik 6,1% YoY di bulan September dari angka sebelumnya sebesar 6,2%, lebih baik dari estimasi sebesar 6,0%. Menanggapi data yang optimis, GBP.

Huw Pill, Kepala Ekonom di Bank of England (BoE), mengatakan pada hari Senin bahwa bank sentral telah melakukan banyak hal dalam hal suku bunga. Ia juga mencatat bahwa jika perekonomian mempunyai komponen inflasi yang persisten, BoE akan memerlukan respons kebijakan moneter yang berkepanjangan.

Perkiraan emas tetap kuat ditengah pemulihan ekonomi 

Harga emas terus menguat, diperdagangkan lebih tinggi sekitar $1.940 per troy ounce selama sesi Asia pada hari Rabu. Meningkatnya ketegangan geopolitik antara Israel dan Hamas kemungkinan besar berkontribusi terhadap tingginya permintaan Emas sebagai aset safe-haven tradisional.

Dilansir dari investing.com para ekonom Commerzbank (ETR: CBKG) tetap teguh dalam prediksi mereka mengenai kenaikan harga emas yang berkelanjutan dalam jangka menengah dan panjang. 

Namun para ekonom telah merevisi estimasi akhir tahun mereka menjadi $1.900 dari perkiraan awal $2.000. Meskipun ada penyesuaian ini, mereka mempertahankan proyeksi mereka bahwa harga emas akan mencapai $2.100 yang belum pernah terjadi sebelumnya pada akhir tahun 2024. 

Minyak melonjak 2% karena meningkatkannya ketegangan di Timur Tengah.

Harga minyak melonjak pada hari Rabu karena ketegangan meningkat di Timur Tengah setelah ratusan orang tewas dalam ledakan di sebuah rumah sakit di Gaza, memicu kekhawatiran tentang potensi gangguan pasokan minyak dari wilayah tersebut.

Juga mendukung harga minyak, stok minyak mentah AS turun sekitar 4,4 juta barel dalam pekan yang berakhir 13 Oktober, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute pada hari Selasa. Penurunan tersebut jauh lebih curam dibandingkan penurunan 300.000 barel yang diperkirakan para analis. 

Sementara itu, penjualan ritel AS meningkat lebih dari perkiraan pada bulan September, sehingga mendorong ekspektasi kenaikan suku bunga lagi oleh Federal Reserve pada akhir tahun. Kenaikan suku bunga untuk mengendalikan inflasi dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi permintaan minyak.

 

Share on: