Harga Emas dan Dollar AS Kompak Di Tengah Ekonomi AS Yang Tangguh dan Menjelang Pertemuan The Fed.
- Prospek ekonomi AS optimis angkat harga saham dan tekan imbal hasil treasury AS.
- Perdagangan emas menantikan kebijakan Federal Reserve.
- Harga minyak bangkit kembali di tengah ketegangan geopolitik dan ekspektasi kebijakan Federal Reserve.
Prospek ekonomi AS optimis angkat harga saham dan imbal hasil treasury AS.
Prospek ekonomi yang kuat di AS telah membantu saham-saham AS menguat dan imbal hasil Treasury AS terus merosot. DIlansir dari reuters.com, salah satu alasan kenaikan harga saham adalah membaiknya prospek ekonomi kata ahli strategi Goldman. S&P 500 mengalami penurunan saat imbal hasil naik, namun mengalami rebound ketika imbal hasil turun.
Pernyataan Wakil Presiden ECB menyoroti kemungkinan penurunan suku bunga setelah mencapai target inflasi 2,0%. Perkembangan positif dalam inflasi diharapkan memengaruhi kebijakan moneter ECB. Rilis angka PDB Zona Euro dan Jerman diharapkan memberikan gambaran lebih lanjut tentang perkembangan ekonomi.
Perdagangan emas menantikan kebijakan Federal Reserve.
Harga emas bergerak menguat siang ini di sesi perdagangan eropa di tengah harga dollar AS ikut menguat menjelang kebijakan suku bunga Federal Reserve (Fed) besok. Fokus utama adalah pada hasil pertemuan FOMC yang akan diumumkan dalam dua hari ke depan. Investor mengurangi ekspektasi terhadap pelonggaran kebijakan Fed pada tahun 2024, mengingat perekonomian AS yang masih kuat. Meskipun harga Emas tidak memberikan imbal hasil, penurunan imbal hasil obligasi Treasury AS memberikan dukungan.
Harga minyak bangkit kembali di tengah ketegangan geopolitik dan ekspektasi kebijakan Federal Reserve.
Harga minyak mengalami kenaikan pada awal perdagangan Selasa, dipicu oleh meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah yang mengkhawatirkan pasokan. Minyak Brent naik menjadi $82,57 per barel, sedangkan minyak West Texas Intermediate naik menjadi $76,95 per barel.
Krisis real estat di Tiongkok turut memengaruhi harga minyak pada sesi sebelumnya. Dilansir dari fxstreet.com DBS Bank mencatat bahwa harga minyak di atas $80/bbl mencerminkan premi risiko geopolitik, sementara Commonwealth Bank of Australia mengingatkan tentang potensi dampak terhadap pasokan minyak Iran jika ketegangan AS-Iran meningkat. Keputusan suku bunga Federal Reserve juga menjadi faktor penggerak, dengan beberapa investor mengharapkan kebijakan yang mendukung harga minyak.