Dollar AS Masih Menarik, Menjelang Pertemuan The Fed Sementara Harga Minyak Merosot Siang ini !
- Dollar masih menarik di tengah dovish bank – bank sentral.
- Harga emas stabil di sesi perdagangan Asia, namun terpengaruh sentimen bank sentral.
- Harga minyak turun, karena lonjakan Stok di AS.
Dollar masih menarik di tengah dovish bank – bank sentral.
Dollar mendekati level tertinggi satu bulan menjelang rilis data PCE. Di pasar Asia, indeks dolar dan indeks dolar berjangka naik 0,1%, melanjutkan tren kenaikan dari hari sebelumnya dan tetap mendekati level tertinggi dalam satu bulan terakhir.
Pedagang tetap cenderung memilih dolar meskipun bank sentral lain memberikan sinyal dovish, dengan harapan terhadap data indeks harga PCE yang merupakan tolok ukur inflasi favorit Federal Reserve memberikan arah pasti terhadap kondisi inflasi saat ini. Selain itu, beberapa pembicara utama dari Federal Reserve minggu ini juga memicu permintaan terhadap dolar.
Harga emas stabil di sesi perdagangan Asia, namun terpengaruh sentimen bank sentral.
Harga emas stabil di pasar Asia pada Rabu karena penguatan dolar menghentikan pemulihan semalam. Emas turun dari level tertingginya dalam dua minggu di tengah sinyal dovish dari bank sentral utama lainnya, yang membuat pedagang beralih ke dolar. Meskipun ada sedikit kenaikan dalam perdagangan semalam, emas masih terpengaruh oleh kekuatan dolar menjelang data PCE dan komentar Federal Reserve.
Pedagang tetap memilih dolar karena dianggap memiliki imbal hasil tinggi dan risiko rendah. Meskipun Federal Reserve mungkin memangkas suku bunga mulai bulan Juni, kenaikan emas diperkirakan akan terbatas dalam waktu dekat.
Harga minyak turun, karena lonjakan Stok di AS.
Harga minyak turun untuk kedua kalinya berturut-turut pada hari Rabu setelah laporan menunjukkan lonjakan stok minyak mentah di Amerika Serikat. Harga minyak berjangka Brent dan WTI turun sebagai respons terhadap indikasi bahwa produsen besar mungkin tidak akan mengubah kebijakan produksi mereka dalam pertemuan yang akan datang.
Penurunan harga minyak juga dipengaruhi oleh aksi profit taking yang mencapai level tertinggi sejak Oktober pada minggu sebelumnya. Dilansir dari investing.com Jun Rong Ya dari IG Singapura menyatakan bahwa lonjakan stok dan antisipasi terhadap kebijakan OPEC+ telah mendorong penurunan harga minyak, dengan aksi ambil untung semakin meningkat setelah reli yang kuat pada pertengahan Maret.