Dolar Selandia Baru Menguat Pasca Keputusan RBNZ dan Emas Cetak Level Tertinggi 7 Bulan.
- Dolar Selandia Baru menguat seiring keputusan suku bunga RBNZ.
- Harga emas menguat ke level tertinggi tujuh bulan akibat ekspektasi dovish dari Federal Reserve.
- Harga minyak bergerak terbatas menjelang pertemuan OPEC+.
Dolar Selandia Baru menguat seiring keputusan suku bunga RBNZ.
Dolar Selandia Baru mencatat kinerja terbaik hari ini dengan penguatan hampir 1%, dipicu oleh keputusan Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) untuk mempertahankan suku bunga sambil memperkirakan potensi kenaikan pada tahun 2024 karena inflasi tetap stabil.
Fokus juga tertuju pada data PCE, pengukur inflasi pilihan The Fed, yang akan dirilis minggu ini. Di sisi lain Yen Jepang naik, namun kenaikan tersebut terbatas setelah anggota Bank of Japan menyatakan bahwa masih terlalu dini untuk mengubah sikap ultra-dovish bank sentral.
Harga emas menguat ke level tertinggi tujuh bulan akibat ekspektasi dovish dari Federal Reserve.
Harga emas (XAU/USD) terus menunjukkan momentum positif, menembus resistance $2.008 – 2.010 dan mencapai level tertinggi hampir tujuh bulan di sekitar $2.052. Penguatan ini didorong oleh prospek dovish dari Federal Reserve (Fed), dengan investor yakin bahwa tidak akan ada kenaikan suku bunga.
Data dana berjangka Fed dan penurunan imbal hasil obligasi AS juga memperkuat posisi emas, yang semakin diminati akibat pelemahan Dolar AS. Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun turun menjadi 4,274%, mencapai level terendah sejak pertengahan September, meningkatkan permintaan terhadap emas sebagai aset yang tidak memberikan imbal hasil.
Harga minyak bergerak terbatas menjelang pertemuan OPEC+.
Harga minyak berfluktuasi dalam kisaran sempit pada hari Rabu karena investor menjaga kewaspadaan sebelum pertemuan OPEC+ krusial untuk menentukan kebijakan produksi mendatang.
Minyak Brent turun sedikit menjadi $81,65 per barel, sementara minyak WTI AS mengalami kenaikan kecil menjadi $76,53 per barel. Kenaikan harga pada hari Selasa dipicu oleh harapan OPEC+ untuk mempertahankan atau memperdalam pemangkasan pasokan, serta kekhawatiran terkait produksi minyak Kazakhstan dan pelemahan dolar AS.
Investor fokus pada kemungkinan perluasan pemangkasan produksi OPEC+, dengan prospek harga WTI diperkirakan tetap dalam kisaran $76 dengan fluktuasi kecil, kecuali terjadi perubahan signifikan dalam kebijakan OPEC+.