Dolar Merosot, Harga Emas Sulit Maksimalkan Kenaikan, dan Harga Minyak Mendapat Dukungan dari Proyeksi IEA.
- Dolar melemah ke level terendah dalam 4 bulan karena ekspektasi penurunan suku bunga.
- Harga Emas sulit maksimalkan kenaikan pasca FOMC.
- Harga minyak mendapat dukungan dari proyeksi permintaan IEA dan pelemahan Dolar.
Dolar melemah ke level terendah dalam 4 bulan karena ekspektasi penurunan suku bunga.
Dolar AS mengalami pelemahan signifikan, mencapai level terendah dalam empat bulan. Perhatian pasar tertuju pada penurunan suku bunga setelah The Fed mengumumkan bahwa kenaikan suku bunga telah selesai, dengan proyeksi penurunan lebih lanjut pada tahun 2024.
Imbal hasil Treasury AS turun setelah komentar tersebut, dan para pedagang mulai berspekulasi tentang waktu dimulainya pemangkasan suku bunga. Proyeksi menunjukkan peluang lebih dari 70% untuk penurunan suku bunga pada Maret 2024, sementara Goldman Sachs memperkirakan tiga pemotongan suku bunga berturut-turut, dimulai pada bulan yang sama.
Harga Emas sulit maksimalkan kenaikan pasca FOMC.
Harga emas mengalami kesulitan memanfaatkan kenaikan dua hari terakhir dan bergerak dalam kisaran sempit di bawah level $2.040 selama sesi Asia. Meskipun reli emas terhenti pasca FOMC, emas dalam jangka pendek masih mendukung perdagangan bullish setelah kebijakan dovish Federal Reserve yang menyebabkan nilai Dolar AS ke level terendah dalam empat bulan, menjadi faktor penarik bagi emas yang tidak menghasilkan imbal hasil.
Di sisi lain data makro AS yang optimis pada hari Kamis menimbulkan keraguan atas penurunan suku bunga lebih awal oleh Federal Reserve, yang memberikan kelonggaran terhadap imbal hasil obligasi Treasury AS dan bertindak sebagai penghambat harga Emas di tengah suasana risk-on.
Harga minyak mendapat dukungan dari proyeksi permintaan IEA dan pelemahan Dolar.
Harga minyak sedikit naik pada Jumat, menuju kenaikan mingguan pertama dalam dua bulan, didorong oleh proyeksi bullish Badan Energi Internasional (IEA) terkait permintaan minyak tahun depan dan pelemahan dolar. Kontrak berjangka naik, dengan minyak mentah WTI AS mencapai $71,98 per barel.
Keputusan dovish Federal Reserve AS memangkas biaya pinjaman juga memberikan dukungan, sementara pelemahan dolar membuat minyak lebih terjangkau bagi pembeli asing. Selain itu proyeksi IEA untuk pertumbuhan konsumsi minyak global pada 2024 juga berkontribusi pada kenaikan harga minyak.