Dolar AS Terpukul dan Harga Emas Pulih Menjelang Sesi Eropa Siang ini.
- Dolar terpukul akibat aksi ambil untung menjelang data inflasi AS.
- Harga Minyak Terbebani Sentimen Ketegangan Timur Tengah dan Isu Pasokan OPEC.
- Harga minyak naik nipis karena risalah Fed dan ketegangan di Timur Tengah.
Dolar terpukul akibat aksi ambil untung menjelang data inflasi AS.
Dampak aksi ambil untung terhadap nilai dolar seiring menanti perilisan data inflasi yang dapat memberikan petunjuk terkait penurunan suku bunga. Ketidakpastian pasar muncul karena pertanyaan tentang potensi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve lebih awal.
Presiden Federal Reserve Atlanta, Raphael Bostic, menegaskan kebijakan moneter yang tetap ketat, mengacu pada inflasi yang masih di atas target sebesar 2% dan risiko ekonomi yang seimbang antara kenaikan harga dan pertumbuhan lapangan kerja yang lebih lambat.
Harga emas pulih dengan Spekulasi penurunan suku bunga AS, namun tertahan oleh faktor-faktor ketidakpastian.
Harga emas (XAU/USD) mengalami pemulihan pada hari Selasa setelah mencapai level terendah hampir tiga minggu, didorong oleh ekspektasi penurunan suku bunga AS akibat turunnya Ekspektasi Inflasi Konsumen.
Meskipun data ketenagakerjaan AS yang optimis dan pernyataan hawkish dari beberapa pejabat Federal Reserve menimbulkan ketidakpastian terkait kemungkinan penurunan suku bunga, imbal hasil obligasi pemerintah AS yang tinggi dan dukungan terhadap Dolar AS membatasi kenaikan harga emas.
Harga minyak terbebani sentimen ketegangan Timur Tengah dan isu pasokan OPEC.
Ketegangan di Timur Tengah mempengaruhi pergerakan harga minya dan memicu kekhawatiran terhadap permintaan dan peningkatan pasokan OPEC. Meskipun harga minyak turun pada hari Senin karena pemotongan harga oleh Arab Saudi dan peningkatan produksi OPEC, ketegangan geopolitik di Timur Tengah, khususnya konflik di Gaza, menciptakan ketidakpastian yang mempengaruhi pasar minyak.
Analis mencatat bahwa pemotongan harga dan peningkatan produksi OPEC sejauh ini berhasil menyeimbangkan ketegangan pasokan yang diakibatkan oleh situasi geopolitik di kawasan tersebut. Menurut Suvro Sarkar, pemimpin tim sektor energi di DBS Bank, harga minyak diperkirakan akan berada dalam kisaran $75 hingga $80 per barel dalam waktu dekat, kecuali terjadi gejolak yang tidak terduga di Timur Tengah.