BoJ Pertahankan Tingkat Suku Bunga, Sementara Harga Emas Kehilangan Momentum Naik.

  • Bank of Japan memutuskan untuk mempertahankan target suku bunga jangka pendek dan target imbal hasil JGB 10-tahun tidak berubah masing-masing di -0,1% dan 0%.
  • Harga emas kehilangan momentum atas pejabat The Fed meredam spekulasi penurunan suku bunga.
  • Goldman Sachs memangkas perkiraan harga Brent karena kekhawatiran surplus pasokan.

Yen Jepang melemah dampak dari kebijakan BoJ.

Yen Jepang (JPY) berada di bawah tekanan jual yang besar dan mendorong pasangan USD/JPY lebih tinggi untuk hari ketiga berturut-turut setelah Bank of Japan (BoJ) mengumumkan keputusan kebijakannya pada hari Selasa ini. 

Bank of Japan memutuskan untuk mempertahankan target suku bunga jangka pendek dan target imbal hasil JGB 10-tahun tidak berubah masing-masing di -0,1% dan 0%, yang, pada gilirannya, sangat membebani JPY.

Sementara Goldman Sachs dan Bank of America memproyeksikan penurunan suku bunga di Amerika Serikat pada tahun 2024, didorong oleh prospek optimistis Wall Street terhadap penurunan suku bunga. Dengan inflasi yang turun lebih cepat dari perkiraan awal, Federal Reserve mengambil sikap dovish, dan imbal hasil obligasi merosot.

Harga emas kehilangan momentum atas pejabat The Fed meredam spekulasi penurunan suku bunga.

Harga emas (XAU/USD) mengalami kesulitan mempertahankan pergerakan positif di hari sebelumnya dan mengalami pelemahan menjelang sesi Eropa hari ini. Pernyataan beberapa pejabat Federal Reserve yang menolak spekulasi penurunan suku bunga lebih awal pada tahun 2024 turut mendukung penguatan Dolar AS (USD). 

Goldman Sachs memangkas perkiraan harga Brent karena kekhawatiran surplus pasokan.

Harga minyak mengalami sedikit kemunduruan menjelang perdagangan sesi eropa siang ini di tengah kekhawatiran pengumuman dari Rusia berencana untuk melakukan pengurangan ekspor minyak mentah lebih dalam. Serangan Houthi terhadap kapal-kapal di Laut Merah juga memicu kekhawatiran akan gangguan pasokan. 

Goldman Sachs memangkas ekspektasi harga minyak mentah Brent pada tahun 2024 sebesar $10 per barel menjadi antara $70 dan $90, dengan mengatakan bahwa produksi yang kuat dari Amerika Serikat akan mengurangi kenaikan harga minyak.

Namun, momentum penurunan harga minyak akan tertahan oleh pemulihan di Tiongkok, perlunya AS untuk mengisi kembali Cadangan Minyak Strategisnya, yaitu cadangan darurat minyak bumi yang digunakan tahun lalu untuk membantu mengimbangi lonjakan harga minyak.

Share on: