
BoJ Optimis Terhadap Penguatan Ekonomi Jepang Sementara Harga Emas Meredup Pasca NFP.
- Gubernur Bank of Japan (BoJ) Kazuo Ueda yakin optimis perekonomian berjalan kuat.
- Harga emas berada di bawah tekanan jual pada hari Senin melanjutkan penurunan pada hari Jumat pasca NFP.
Gubernur Bank of Japan (BoJ) Kazuo Ueda yakin optimis perekonomian berjalan kuat.
Gubernur Bank of Japan (BoJ) Kazuo Ueda mengatakan pada hari Senin, dilansir dari fxstreet.com “kita perlu lebih yakin bahwa upah akan terus meningkat, kenaikan upah menyebabkan harga jasa dan perekonomian tetap kuat, untuk mempertimbangkan jalan keluar dari kebijakan yang longgar.”
Ueda mengatakan, “akan selalu ada informasi baru yang masuk, sehingga pada setiap pertemuan ada peluang untuk mengambil keputusan tertentu,” ketika ditanya tentang kemungkinan BoJ memperkirakan inflasi akan mencapai target 2% secara berkelanjutan pada pertemuan kebijakan berikutnya di bulan Desember. Komentar di atas gagal mempengaruhi Yen Jepang, terutama pada pair USDJPY saat ini diperdagangkan mendatar.
Harga emas berada di bawah tekanan jual pada hari Senin melanjutkan penurunan pada hari Jumat pasca NFP.
Harga emas memulai minggu baru ini bergerak lemah dan melanjutkan penurunan dari hari Jumat dari area $2.004 disentuh sebagai reaksi terhadap data pekerjaan yang lebih lemah dari Amerika Serikat.
Tetapi kenaikan moderat dalam imbal hasil obligasi Treasury AS membantu mengurangi tekanan bearish di sekitar Dolar AS (USD) dan ternyata menjadi faktor utama yang membebani AS. Selain itu, kondisi secara umum positif di bursa ekuitas menyeret komoditas safe-haven ini di bawah level $1.985 selama sesi Asia.
Arab Saudi dan Rusia berkomitmen melakukan pengurangan produksi minyaknya.
Harga minyak naik tipis pada hari Senin karena eksportir utama Arab Saudi dan Rusia mengatakan mereka akan tetap melakukan pengurangan produksi minyak secara sukarela hingga akhir tahun, sementara investor mewaspadai sanksi AS yang lebih keras terhadap minyak Iran.
Disisi lain harga Brent turun -4.40 % dan WTI mencatat penurunan -5.03% secara mingguan karena premi risiko geopolitik memudar ketika diplomat AS bertemu dengan para pemimpin regional untuk membatasi risiko perang Israel-Hamas yang menyebabkan konflik lebih luas di Timur Tengah. Hal ini berpotensi meredakan melemahkan harga minyak kedepannya