Dolar AS Stabil, Pasar Waspadai Tarif Trump dan Data Kuat AS.

  • Data tenaga kerja AS yang solid dan yield tinggi memperkuat posisi Dolar di tengah ketidakpastian global.

  • Antusiasme pasar atas kesepakatan dagang AS-Inggris mereda karena tarif utama tetap diberlakukan, memicu kekhawatiran berlanjutnya tensi dagang.

Dolar AS bergerak stabil di sekitar level 100.00 pada Kamis, didukung oleh data klaim pengangguran mingguan yang turun menjadi 228.000, mengindikasikan kekuatan pasar tenaga kerja. Imbal hasil obligasi AS 10-tahun yang tetap tinggi di 4,345% juga menopang daya tarik Dolar, apalagi setelah Bank of England memangkas suku bunga menjadi 4,25%, memperlebar selisih suku bunga dengan AS.

Pasar awalnya menyambut pengumuman Presiden Trump soal kesepakatan dagang dengan Inggris, namun antusiasme meredup setelah diketahui tarif 10% untuk produk Inggris tetap diberlakukan. Meski Inggris menurunkan tarif dari 5,1% menjadi 1,8% dan memberikan akses lebih luas untuk produk AS, ketidakpastian tetap tinggi karena tarif atas baja dan aluminium tetap berlaku.

Sementara itu, pasar global menanti pertemuan perdagangan akhir pekan antara AS dan China, namun kedua belah pihak merendahkan ekspektasi hasil konkret. Ketua The Fed Jerome Powell juga memperingatkan risiko inflasi akibat kebijakan tarif Trump dan menyatakan The Fed masih akan menahan suku bunga hingga prospek ekonomi lebih jelas.

Analisis Pengaruh Terhadap Dollar AS:

  • DXY Stabil di Sekitar 100.00
    Dolar AS bertahan di sekitar level 100.00, terdorong oleh data tenaga kerja AS yang kuat (klaim pengangguran turun menjadi 228.000) dan perbedaan imbal hasil (yield differentials) yang menguntungkan dibandingkan suku bunga negara lain seperti Inggris.

  • Kesepakatan Dagang AS-Inggris Kurang Mendorong Antusiasme Pasar
    Meski Trump menyebut kesepakatan dengan Inggris sebagai “besar,” pasar merespons dingin karena tarif 10% tetap diberlakukan atas barang-barang Inggris, membatasi dampak positif terhadap Dolar AS.

  • Ketidakpastian Perdagangan dengan China Terus Membayangi
    Trump tidak menunjukkan niat untuk mengurangi tarif 145% terhadap China, sementara negosiasi akhir pekan di Swiss diperkirakan tidak menghasilkan terobosan besar, menjaga sentimen pasar tetap hati-hati.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga Dollar AS menguat.

Emas Tergelincir, Dolar Bersinar Usai Deal AS-Inggris.

  • Penguatan Dolar AS pasca kesepakatan dagang AS-Inggris menekan harga emas yang kini turun ke $3.311.

  • Data tenaga kerja yang solid dan sikap hati-hati The Fed menurunkan harapan pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat, membebani XAU/USD.

Harga emas turun tajam untuk hari kedua berturut-turut, melemah hampir 4% dalam dua hari terakhir dan diperdagangkan di $3.311. Pelemahan ini dipicu oleh penguatan Dolar AS setelah pengumuman kesepakatan dagang antara Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer. Kesepakatan tersebut mendorong sentimen risiko dan memicu aksi jual emas sebagai aset lindung nilai.

Indeks Dolar AS (DXY) melonjak 0,85% ke 100.71, memperkuat tekanan terhadap XAU/USD. Sementara itu, data tenaga kerja AS yang tetap kuat menambah kepercayaan pasar bahwa The Fed belum akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat. Ketua Fed Jerome Powell menegaskan tidak terburu-buru dalam melonggarkan kebijakan, meskipun risiko inflasi masih dipantau ketat.

Pelaku pasar kini menantikan pertemuan tarif AS-Tiongkok akhir pekan ini di Swiss, serta pernyataan para pejabat The Fed yang dijadwalkan pada Jumat. Kedua agenda ini diperkirakan akan memberikan petunjuk lanjutan mengenai arah kebijakan moneter dan prospek pasar emas dalam waktu dekat.

Analisis Pengaruh Terhadap Harga Emas:

  • Harga Emas Anjlok Dua Hari Berturut-turut
    Emas turun hampir 4% dalam dua hari terakhir dan diperdagangkan di $3.311, terpukul oleh penguatan Dolar AS dan berkurangnya permintaan aset safe haven.

  • Kesepakatan Dagang AS-Inggris Dorong Dolar, Tekan Emas
    Pengumuman kesepakatan dagang antara AS dan Inggris meningkatkan sentimen risiko dan mendongkrak Dolar AS, yang berakibat negatif bagi harga emas.

  • DXY Tembus 100.00, Dolar Menguat 0.85%
    Indeks Dolar AS (DXY) naik ke 100.71, memperkuat tekanan terhadap XAU/USD karena penguatan Dolar membuat emas lebih mahal bagi pembeli luar negeri.

Secara keseluruhan berpengaruh harga emas melemah.

Minyak Melejit 3%, Harapan Damai Dagang AS-China Jadi Pemicu.

  • Harga minyak naik sekitar 3% berkat harapan positif dari pertemuan dagang AS-China yang akan datang.

  • OPEC gagal menaikkan produksi sesuai target, sementara ketegangan tarif dan isu Iran tetap membayangi prospek harga.

Harga minyak dunia melonjak sekitar 3% pada Kamis, dipicu optimisme menjelang pembicaraan dagang antara AS dan China di Swiss pada 10 Mei. Brent ditutup naik $1,72 ke $62,84 per barel, sementara WTI menguat $1,84 ke $59,91. Kedua negara merupakan konsumen minyak terbesar di dunia, sehingga potensi rekonsiliasi memicu ekspektasi peningkatan permintaan energi.

Meski sentimen pasar membaik, analis memperingatkan bahwa volatilitas harga masih tinggi akibat ketegangan tarif yang belum mereda. Sementara itu, produksi OPEC justru menurun pada April meski ada rencana kenaikan, terutama karena penurunan pasokan dari Venezuela, Irak, dan Libya. Di sisi lain, kesepakatan dagang AS-Inggris juga menarik perhatian, meski tarif 10% masih diberlakukan oleh AS.

Citi Research menurunkan proyeksi harga Brent tiga bulan ke depan menjadi $55, namun mempertahankan target tahunan di $60. Mereka menilai harga bisa jatuh ke $50 jika tercapai kesepakatan nuklir AS-Iran, atau justru melonjak di atas $70 jika negosiasi gagal. Pasar kini mencermati arah kebijakan energi dan geopolitik yang akan sangat menentukan tren harga minyak ke depan.

Analisis Pengaruh Terhadap Harga Minyak:

  • Harga Minyak Naik 3% Didukung Harapan Kesepakatan Dagang AS-China
    Brent naik 2.8% ke $62.84 dan WTI naik 3.2% ke $59.91 karena optimisme menjelang pertemuan dagang AS-China yang dijadwalkan 10 Mei di Swiss.

  • Ketegangan Tarif Masih Membayangi Volatilitas Harga Minyak
    Analis memperingatkan bahwa volatilitas harga kini didorong oleh “tariff premium,” menggantikan risiko geopolitik global sebelumnya.

  • Trump-UK Sepakat Deal Dagang, Namun Tetap Ada Tarif 10%
    Kesepakatan terbaru AS-Inggris menurunkan tarif UK dari 5.1% menjadi 1.8%, tapi AS tetap memberlakukan tarif 10%, berpotensi memengaruhi perdagangan energi.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga minyak menguat.

Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini

ECONOMIC CALENDAR
Real Time Economic Calendar provided by Investing.com.

Tidak ada laporan data ekonomi hari ini sebagai pendorong harga dan adanya perubahan sentimen pasar terhadap harga komiditi, forex dan indeks saham AS.

Share on: