S&P 500 Tembus di Bawah 5.000, Ketegangan Perang Dagang Meledak Lagi.

  • S&P 500 anjlok di bawah 5.000 akibat lonjakan kekhawatiran perang dagang dan tarif baru AS terhadap China.

  • Meski ada sinyal negosiasi, analis memperingatkan bahwa pelonggaran tarif akan tetap terbatas dan pasar masih menghadapi ketidakpastian besar.

Indeks S&P 500 anjlok di bawah level psikologis 5.000 untuk pertama kalinya dalam hampir setahun, terseret kekhawatiran pasar atas ancaman perang dagang global. Di akhir perdagangan Selasa, S&P 500 turun 2% ke 4.987,76, Nasdaq jatuh 2,2%, dan Dow Jones turun 320 poin. Aksi jual terjadi setelah Presiden Trump menegaskan rencana untuk menaikkan tarif hingga 104% terhadap barang-barang China mulai tengah malam, memperkuat tensi geopolitik.

Trump menyatakan tarif tambahan 50% bisa diberlakukan jika China tidak mencabut tarif balasan sebesar 34% terhadap produk AS. Meski Menteri Keuangan Scott Bessent menyiratkan ruang negosiasi dengan lebih dari 70 negara, termasuk Jepang, investor tetap cemas terhadap dampak jangka panjang. Dilansir dari investing,  Elon Musk bahkan dikabarkan telah meminta Trump secara langsung untuk membatalkan tarif, yang disebut banyak pihak sebagai “pajak terselubung bagi konsumen Amerika.”

Dilansir dari investing, Wolfe Research memperingatkan bahwa meski ada sinyal awal pergeseran dari retorika agresif menuju diplomasi, perjalanan negosiasi masih panjang dan berliku. Negara-negara seperti Jepang, Korea Selatan, dan India berpeluang mendapat prioritas dalam perundingan, tetapi kelonggaran tarif secara keseluruhan tetap akan terbatas. Pasar diperkirakan tetap gelisah menanti arah kebijakan lanjutan, terutama jika tekanan pada laba perusahaan meningkat.

Analisis Pengaruh Terhadap Indeks Saham AS:

  • Trump memastikan tarif tambahan terhadap China akan berlaku tengah malam, hingga total 104%. Ini memicu kekhawatiran biaya impor naik dan membebani laba korporasi.

  • S&P 500 jatuh di bawah level psikologis 5.000 untuk pertama kalinya dalam setahun — sinyal teknikal negatif yang memicu lebih banyak tekanan jual.

  • Tarif dianggap sebagai “pajak” pada konsumen, yang berpotensi menekan daya beli dan memperlambat pertumbuhan ekonomi.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga indeks saham AS melemah.

Harga Emas Tembus $3.000, Kekacauan Tarif dan Ancaman Resesi Dorong Lonjakan.

  • Harga emas tembus $3.000 seiring kekhawatiran resesi global akibat eskalasi perang dagang AS–China.

  • Pasar perkirakan 5 kali pemangkasan suku bunga The Fed di 2025, mencerminkan lonjakan kekhawatiran terhadap prospek ekonomi.

Harga emas (XAU/USD) melonjak di atas level psikologis $3.000 pada Selasa, didorong oleh gejolak geopolitik antara Amerika Serikat dan China serta faktor teknikal pasca koreksi tajam di pasar saham pada Jumat dan Senin. Ancaman Presiden Trump untuk menaikkan tarif tambahan sebesar 50% terhadap impor China memperburuk ketegangan, memicu kekhawatiran pasar akan spiral perang dagang yang tak terkendali.

Ekspektasi suku bunga juga berubah drastis, dengan investor mulai memproyeksikan hingga lima kali pemangkasan suku bunga The Fed sepanjang 2025—berbanding terbalik dengan sikap “satu atau tidak sama sekali” pekan lalu. Di saat yang sama, kurva imbal hasil AS menunjukkan volatilitas tinggi, menandakan ketidakpastian dan kepanikan pasar yang semakin dalam.

Sementara itu, jajak pendapat Reuters/Ipsos menunjukkan 73% warga AS memperkirakan harga barang konsumsi akan naik dalam enam bulan ke depan akibat lonjakan tarif impor. Meski separuh responden percaya pengorbanan ekonomi jangka pendek layak demi kekuatan jangka panjang AS, mayoritas tetap menentang kebijakan tarif yang dinilai berisiko memicu resesi global.

Analisis Pengaruh Terhadap Harga Emas:

  • Perang dagang AS–China memanas dengan tarif tambahan 50% dari AS dan respons keras dari China. Hal ini meningkatkan minat pada emas sebagai aset lindung nilai (safe haven).
  • Pasar mulai memperkirakan hingga 5 kali pemangkasan suku bunga The Fed di 2025, yang menekan dolar AS dan imbal hasil obligasi—kondisi yang sangat mendukung penguatan harga emas.
  • Jika negosiasi dagang mulai menunjukkan hasil nyata atau jika The Fed mengambil sikap lebih hawkish, harga emas bisa terkoreksi.

Secara keseluruhan berpengaruh harga emas menguat.

Harga Minyak Terkapar ke Level Terendah 4 Tahun, Perang Dagang Picu Ketakutan Resesi.

  • Keputusan OPEC+ untuk meningkatkan produksi minyak menekan harga, ditambah dengan meningkatnya stok minyak AS.

  • Kebijakan tarif impor AS meningkatkan risiko perlambatan ekonomi, mengurangi permintaan energi dan memperburuk prospek harga minyak.

Harga minyak anjlok tajam pada Kamis, mencatatkan penurunan harian terbesar sejak 2022 setelah OPEC+ mengejutkan pasar dengan peningkatan produksi. Brent turun 6,42% menjadi $70,14 per barel, sementara WTI merosot 6,64% ke $66,95 per barel. Keputusan OPEC+ untuk menambah pasokan 411.000 barel per hari mulai Mei, jauh di atas rencana awal 135.000 barel, menambah tekanan pada harga minyak yang sudah melemah akibat kekhawatiran perlambatan ekonomi global.

Pasar juga masih merespons kebijakan tarif impor luas yang diumumkan Presiden AS Donald Trump, yang meningkatkan risiko perang dagang global dan dapat menekan permintaan energi. Meskipun impor minyak dan gas dikecualikan dari tarif baru, sentimen negatif mendominasi karena investor khawatir langkah ini akan memperlambat pertumbuhan ekonomi dan konsumsi bahan bakar. UBS memangkas proyeksi harga minyak hingga 2026 sebesar $3 per barel, memperkirakan Brent berada di kisaran $72 per barel.

Tekanan tambahan datang dari laporan Badan Informasi Energi AS (EIA) yang menunjukkan peningkatan stok minyak mentah AS sebesar 6,2 juta barel, jauh di atas ekspektasi penurunan 2,1 juta barel. Dengan kombinasi peningkatan pasokan dan ketidakpastian ekonomi, analis memperkirakan volatilitas harga minyak akan meningkat dalam waktu dekat, terutama jika negara-negara lain merespons tarif AS dengan tindakan balasan.

Analisis Pengaruh Terhadap Harga Minyak:

  • Tarif 104% dari AS terhadap China dan ancaman tarif tambahan memperkuat kekhawatiran akan kontraksi ekonomi global, yang dapat memangkas permintaan minyak.

  • China bersumpah akan “berjuang sampai akhir”, memperkecil peluang deeskalasi dalam waktu dekat, menambah tekanan terhadap ekspektasi konsumsi energi global.

  • Pemerintahan Trump mengindikasikan preferensi harga minyak di bawah $50 dan siap menghadapi disrupsi industri demi mencapai itu — sinyal negatif bagi spekulan harga tinggi.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga minyak melemah.

Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini

ECONOMIC CALENDAR
Real Time Economic Calendar provided by Investing.com.

Terdapat laporan data fundamental dari New Zealand hari ini yaitu: 

RBNZ Interest Rate Decision (Keputusan Suku Bunga RBNZ)
Pengertian: Ini adalah pengumuman resmi dari bank sentral Selandia Baru (Reserve Bank of New Zealand) mengenai perubahan suku bunga acuan.

Dari agenda tersebut dapat mendorong perubahan harga signifikan dan sentimen terhadap NZD. 

Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.

Data RBNZ Interest Rate Decision rilis lebih tinggi dari forecast positif/optimis untuk NZD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forecast negatif/pesimis untuk NZD.

Perkiraan :

RBNZ Interest Rate Decision rilis lebih rendah  data sebelumnya

Share on: