Penguatan Dolar Didukung Data Ekonomi AS dan Ketidakpastian Kebijakan Tarif Trump.
- Penguatan pasar kerja dan sektor jasa AS memperkuat ekspektasi penghentian sementara pemotongan suku bunga Fed.
- Retorika proteksionis Trump meningkatkan kekhawatiran inflasi, membatasi ruang untuk pemangkasan suku bunga lebih lanjut.
Dolar AS menguat pada hari Selasa setelah data ekonomi menunjukkan pasar kerja yang stabil dan sektor jasa yang kuat, memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve mungkin memperlambat siklus pemangkasan suku bunga. Indeks dolar naik 0,2% menjadi 108,55, dengan dolar mendekati level tertinggi dalam enam bulan terhadap yen di 157,875. Data JOLTS menunjukkan lonjakan tak terduga pada lowongan kerja menjadi 8,098 juta pada November, meskipun perekrutan menurun. Selain itu, PMI sektor jasa ISM meningkat menjadi 54,1 pada Desember, dengan lonjakan indeks harga yang dibayarkan ke level tertinggi sebelas bulan sebesar 64,4, yang menunjukkan tekanan inflasi masih ada.
Tekanan inflasi yang terlihat dalam data ekonomi ini membuat pelaku pasar mengantisipasi penundaan pemotongan suku bunga Fed. Peluang penghentian sementara pemotongan suku bunga bulan ini diperkirakan mencapai 95%, dengan hanya 37 basis poin pemotongan yang diantisipasi pada 2025, jauh di bawah ekspektasi sebelumnya. Sementara itu, kekhawatiran inflasi juga dipicu oleh ketidakpastian atas kebijakan tarif Presiden terpilih Donald Trump, yang memunculkan spekulasi bahwa tarif yang diterapkan mungkin lebih terbatas daripada retorika kampanye.
Pasar saham AS terpukul oleh meningkatnya imbal hasil Treasury akibat tekanan inflasi yang diperkirakan. S&P 500 turun 1,1%, sementara NASDAQ justru menguat 1,9%. Para investor kini menanti laporan Nonfarm Payrolls AS pada Jumat, yang akan menjadi indikator utama untuk menentukan arah kebijakan moneter. Ketidakpastian atas kebijakan perdagangan Trump dan ekspektasi langkah-langkah ekspansifnya menambah tekanan pada sentimen pasar, dengan pasar secara keseluruhan tetap fokus pada tanda-tanda kekuatan ekonomi AS.
Analisis Pengaruh Terhadap Dollar AS:
- Data ekonomi AS, seperti lowongan kerja yang meningkat dan aktivitas sektor jasa yang kuat, mendukung ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memperlambat pemangkasan suku bunga. Hal ini memperkuat sentimen bullish terhadap dolar AS.
- Indeks dolar naik 0,2%, mendekati level tertinggi dalam enam bulan terhadap yen, menandakan minat pasar terhadap dolar yang tetap tinggi.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga Dollar AS menguat.
Analisis Pengaruh Terhadap Indeks Saham AS:
- Imbal hasil Treasury yang meningkat setelah data ekonomi menunjukkan tanda-tanda tekanan inflasi membebani pasar saham, khususnya indeks S&P 500 yang turun 1,1%.
- Kekhawatiran inflasi yang tinggi menekan harapan akan pemangkasan suku bunga lebih cepat oleh Fed, mengurangi daya tarik pasar saham.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga Indeks Saham AS melemah.
Berita Harga Emas: Penurunan Tipis Akibat Dolar yang Lebih Kuat.
- Data ekonomi AS yang solid dan komentar Donald Trump memperkuat dolar AS, sehingga membatasi kenaikan harga emas.
- Bank sentral Tiongkok melanjutkan pembelian cadangan emas, mendukung sentimen bullish sementara.
Harga emas menguat tipis pada akhir sesi Amerika Utara, diperdagangkan di $2.648 per ons, naik 0,50%, meskipun tertahan oleh data ekonomi AS yang solid dan pernyataan Presiden terpilih Donald Trump. Data menunjukkan pasar tenaga kerja AS tetap kuat dengan peningkatan lowongan kerja, sementara aktivitas sektor jasa yang meningkat membatasi ekspektasi pelonggaran moneter lebih lanjut oleh Federal Reserve (Fed).
Di sisi lain, komentar Donald Trump tentang rencana tarif untuk Kanada dan Meksiko serta ambisi mengendalikan kembali Terusan Panama memperkuat dolar AS, sehingga membatasi kenaikan emas. Sebelumnya, harga emas sempat mencapai level tertinggi dua hari di $2.664, didukung oleh pembelian emas cadangan oleh bank sentral Tiongkok sebanyak 300 ribu ons untuk bulan kedua berturut-turut, menunjukkan keberlanjutan akumulasi emas oleh PBoC.
Namun, imbal hasil Treasury AS yang tetap tinggi terus mendukung dolar, memperlemah daya tarik emas. Investor kini memantau agenda ekonomi AS, termasuk data ADP, klaim pengangguran awal, risalah rapat Fed, dan laporan Nonfarm Payrolls, untuk petunjuk lebih lanjut tentang kebijakan moneter Fed dan kondisi pasar tenaga kerja.
Analisis Pengaruh Terhadap Harga Emas:
Data ekonomi AS yang solid, seperti penguatan sektor tenaga kerja dan aktivitas jasa, membatasi ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut oleh Federal Reserve. Hal ini mendukung dolar AS, yang berpotensi menekan harga emas.
Secara keseluruhan berpengaruh harga emas melemah.
Harga Minyak Naik Didukung Kekhawatiran Pasokan dan Permintaan Tiongkok.
- Harga minyak naik karena kekhawatiran pasokan Rusia-Iran dan ekspektasi permintaan Tiongkok.
- Tren utama tetap bearish akibat tekanan ekonomi global dan indikator teknis yang menunjukkan wilayah jenuh beli.
Harga minyak dunia naik pada Selasa akibat kekhawatiran terhadap terbatasnya pasokan dari Rusia dan Iran serta ekspektasi permintaan yang lebih tinggi dari Tiongkok. Minyak mentah Brent ditutup pada $77,05 per barel, naik 0,98%, sementara WTI AS naik 0,94% menjadi $74,25 per barel. Langkah sanksi terhadap kapal minyak Iran dan Rusia serta kenaikan harga minyak Arab Saudi untuk pasar Asia mencerminkan kekhawatiran pasokan yang ketat. Di sisi lain, pedagang berharap rencana stimulus ekonomi Tiongkok dapat memperkuat permintaan energi di tengah persediaan yang terbatas.
Dilansir dari investing.com analis UBS Giovanni Staunovo menyoroti potensi gangguan kecil pada ekspor minyak Iran ke Tiongkok, sementara pelabuhan-pelabuhan besar di Shandong kini membatasi kapal yang terkena sanksi AS. Kebijakan tersebut berpotensi membatasi impor minyak mentah di pantai timur Tiongkok. Namun, analis menilai tren utama harga minyak tetap bearish meski ada kenaikan sementara, didorong oleh cuaca dingin di AS dan Eropa yang meningkatkan permintaan minyak pemanas.
Meskipun demikian, faktor lain seperti inflasi zona Euro yang lebih tinggi turut membatasi kenaikan harga minyak. Bank Sentral Eropa (ECB) kemungkinan akan lebih berhati-hati dalam memangkas suku bunga, menambah tekanan pada pasar energi global. Sementara itu, pelaku pasar juga menantikan data penggajian Nonfarm AS yang akan dirilis pada Jumat untuk melihat arah permintaan energi global di masa depan.
Analisis Pengaruh Terhadap Harga Minyak:
- Sanksi Barat terhadap Rusia dan Iran menimbulkan risiko penurunan pasokan minyak global.
- Dilansir dari investing.com kebijakan Shandong Port Group di Tiongkok membatasi kapal yang terkena sanksi, memperketat akses impor minyak mentah.
- Inflasi zona Euro yang tinggi meningkatkan risiko bahwa Bank Sentral Eropa (ECB) tidak dapat memangkas suku bunga secepat yang diharapkan, yang dapat melemahkan aktivitas ekonomi.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga minyak beragam.
Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini
Terdapat laporan data fundamental dari AS hari ini yaitu:
- ADP Nonfarm Employment Change (Desember) adalah laporan yang diterbitkan oleh perusahaan penyedia layanan penggajian ADP (Automatic Data Processing), yang mengukur perubahan jumlah pekerja di sektor non-pertanian di Amerika Serikat pada bulan Desember. Laporan ini memberikan gambaran mengenai tren ketenagakerjaan di ekonomi AS, khususnya di luar sektor pertanian, yang mencakup berbagai industri seperti manufaktur, jasa, dan konstruksi.
- Initial Jobless Claims adalah laporan mingguan yang diterbitkan oleh Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat, yang mengukur jumlah orang yang mengajukan klaim pertama kali untuk tunjangan pengangguran. Laporan ini memberikan gambaran tentang tingkat pengangguran baru di ekonomi AS.
- Crude Oil Inventories merujuk pada laporan yang mengukur jumlah cadangan minyak mentah yang disimpan oleh perusahaan-perusahaan minyak dan lembaga penyimpanan lainnya di Amerika Serikat. Laporan ini diterbitkan setiap minggu oleh Energy Information Administration (EIA) dan memberikan gambaran tentang persediaan minyak mentah yang tersedia di pasar.
Dari agenda tersebut dapat mendorong perubahan harga signifikan dan sentimen terhadap harga USD dan OIL.
Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.
Data ADP Nonfarm Employment Change (Dec) rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.
Data Initial Jobless Claims rilis lebih tinggi dari forcast negatif/pesimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast positif/optimis untuk USD.
Data Crude Oil Inventories rilis lebih tinggi dari forcast negatif/pesimis untuk OIL. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast positif/optimis untuk OIL.
Perkiraan :
Data ADP Nonfarm Employment Change (Dec) rilis lebih rendah dari data sebelumnya.
Data Initial Jobless Claims rilis lebih tinggi dari data sebelumnya.
Data Crude Oil Inventories rilis lebih tinggi dari data sebelumnya.