- Pasar merespons kemenangan Trump dengan optimisme, didorong oleh harapan kebijakan pro-pertumbuhan ekonomi.
- Imbal hasil Treasury dan dolar melonjak, menunjukkan ekspektasi inflasi dan prospek kebijakan Trump yang mendukung pasar saham.
Dow Jones Industrial Average mencatat kenaikan signifikan dan mencapai rekor tertinggi pada hari Rabu setelah Donald Trump memenangkan pemilihan presiden AS 2024. Penutupan ini menjadi pencapaian terbaik Dow sejak 2022, dengan lonjakan sebesar 1.508 poin atau 3,6%, hingga mencapai level 43.729,93. S&P 500 dan NASDAQ Composite juga mencatatkan kenaikan kuat, masing-masing naik 2,5% dan 2,9% hingga menutup hari pada rekor tertinggi baru.
Kemenangan Trump dan perolehan mayoritas Senat oleh Partai Republik menimbulkan spekulasi bahwa kebijakan ekonomi yang dirancang Trump dapat memberikan dorongan bagi ekonomi AS. Dikutip dari investing.com “Jika Partai Republik menguasai Kongres, Trump akan memiliki keleluasaan lebih untuk mengimplementasikan pemotongan pajak dan kebijakan pro-pertumbuhan yang dapat meningkatkan kepercayaan pasar,” kata Russell Shor, Spesialis Pasar Senior di Tradu.
UBS dalam laporannya memperkirakan S&P 500 akan naik menuju 6.600 pada akhir 2025, yang berarti pengembalian harga sekitar 15% dari posisi saat ini. Ekspektasi ini dipicu oleh kebijakan pro-pertumbuhan dan dukungan struktural dari inovasi seperti AI, yang dianggap UBS akan menguntungkan pasar dalam jangka panjang.
Reaksi Pasar dan Kenaikan Dolar
Kebijakan ekonomi Trump yang proteksionis terhadap imigrasi dan perdagangan dipandang dapat memacu inflasi, yang menekan suku bunga riil. Hal ini memicu penguatan dolar dan kenaikan imbal hasil Treasury, dengan greenback mencapai titik tertinggi empat bulan.
Indeks dolar AS naik ke level 105,04, mencerminkan ekspektasi akan kebijakan inflasi dan dukungan terhadap mata uang AS. Pergerakan di pasar saham juga menandakan bahwa investor melihat kebijakan Trump yang potensial memotong pajak korporasi dan meringankan regulasi sebagai katalis positif bagi pertumbuhan perusahaan AS.
Saham Individu dan Sektor Terpengaruh
Saham terkait dengan kepentingan bisnis Trump dan industri tertentu mencatatkan pergerakan signifikan. Saham Tesla naik lebih dari 14%, didorong oleh dukungan CEO Elon Musk terhadap Trump. Saham Coinbase melonjak 30%, mencerminkan optimisme terhadap kebijakan pro-kripto yang mungkin dilanjutkan oleh Trump. Namun, saham energi terbarukan seperti First Solar anjlok karena kekhawatiran bahwa Trump akan mencabut kebijakan iklim dari era Biden.
Bank Sentral dan Suku Bunga
Pasar kini menantikan keputusan suku bunga dari Federal Reserve, yang dijadwalkan akan diumumkan pada Kamis. Para ekonom memprediksi penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin, dan perhatian juga tertuju pada sinyal kebijakan moneter lanjutan dari bank sentral.
Analisis Pengaruh Terhadap Dollar AS:
Kenaikan Imbal Hasil Treasury dan Ekspektasi Inflasi: Kemenangan Trump meningkatkan ekspektasi inflasi yang didorong oleh kebijakan yang berpotensi proteksionis dan defisit fiskal yang lebih besar.
- Potensi Kelemahan Jangka Panjang: Di sisi lain, meskipun dolar mengalami lonjakan tajam saat ini, kebijakan Trump yang lebih mendukung ekspor dan ekonomi domestik dapat melemahkan dolar dalam jangka panjang.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga Dollar AS menguat.
Analisis Pengaruh Terhadap indeks saham AS.
Optimisme Ekonomi di Bawah Kepemimpinan Trump: Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS yang ke-47 disambut baik oleh pasar saham, Trump dipandang akan melanjutkan kebijakan pro-pertumbuhan yang mencakup pemotongan pajak korporasi, deregulasi, dan kebijakan infrastruktur yang dapat meningkatkan prospek bisnis, yang berpotensi mendorong harga indeks saham AS lebih tinggi.
- Dukungan dari Kebijakan Partai Republik: Mayoritas Republik di Senat dan DPR memperkuat ekspektasi bahwa kebijakan ekonomi Trump dapat dengan mudah diimplementasikan, memicu sentimen positif untuk pasar saham.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga indeks saham AS menguat.
- Lonjakan Dolar dan Imbal Hasil Treasury Menekan Harga Emas.
- Trump Diperkirakan Akan Memperkenalkan Kebijakan Ekonomi yang Meningkatkan Inflasi.
Harga emas mengalami penurunan tajam pada Rabu setelah kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS 2024. Kemenangan ini mendorong kenaikan dolar AS dan lonjakan imbal hasil Treasury, yang menekan permintaan emas. Emas spot turun sebesar 3% ke $2.661,05 per ons, sementara kontrak berjangka emas untuk pengiriman Desember turun hampir 3% ke $2.669,50 per ons.
Trump kembali ke Gedung Putih sebagai presiden ke-47, dan kemenangan ini meningkatkan nilai dolar, yang mencapai level tertingginya dalam hampir empat bulan. Hal ini didorong oleh ekspektasi bahwa pemerintahan Trump kemungkinan akan menerapkan kebijakan tarif yang bisa memicu kenaikan inflasi, memaksa Federal Reserve untuk menahan laju pemotongan suku bunga.
Selain itu, Partai Republik juga mengamankan mayoritas di Senat dan diproyeksikan memenangkan DPR, memberi Trump kemudahan dalam mengesahkan kebijakan ekonomi yang berpotensi inflasioner. Skenario ini diharapkan akan mempertahankan suku bunga AS tetap tinggi, sehingga menopang dolar. Dolar yang lebih kuat membuat komoditas yang berdenominasi dalam dolar, seperti emas, lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, yang berpotensi menekan permintaan emas.
Di pasar logam mulia lainnya, harga platinum berjangka turun 1% ke $995,40 per ons, sementara perak turun 4,5% ke $31,302 per ons. Meski turun, emas masih mendekati rekor tertinggi baru-baru ini dan diperkirakan akan mengalami kenaikan lebih lanjut jika suku bunga riil AS turun, kata analis Bernstein dalam sebuah catatan.
Dikutip dari investing.com “Emas memiliki hubungan negatif yang mapan dengan dolar AS dan suku bunga riil,” catat Bernstein, seraya memproyeksikan harga emas bisa mencapai $3.400 per ons jika suku bunga riil AS turun ke nol. Bernstein menambahkan bahwa tekanan fiskal yang besar atau defisit AS dapat mengarah pada kondisi ini, terutama jika ada peningkatan utang yang mendorong suku bunga riil turun.
Kemenangan Trump yang jelas juga meredakan ketidakpastian di pasar, memicu penguatan di berbagai aset AS, termasuk dolar dan imbal hasil Treasury. Dolar AS naik ke indeks 105,04, meningkat 1,54%, sementara imbal hasil obligasi 10 tahun melonjak 16 basis poin ke 4,437%. Penguatan dolar dan imbal hasil ini memberikan tekanan pada harga emas.
Sementara itu, pasar menantikan keputusan kebijakan moneter Federal Reserve pada hari Kamis, di mana bank sentral diperkirakan akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi kisaran 4,50%-4,75%.
Analisis Pengaruh Terhadap Harga Emas:
Kenaikan Dolar AS: Penguatan dolar setelah kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS 2024 membuat emas, yang berdenominasi dolar, lebih mahal bagi pemegang mata uang lain. Ini mengurangi daya tarik emas sebagai aset safe haven dan menekan harga.
Lonjakan Imbal Hasil Treasury AS: Imbal hasil obligasi AS naik signifikan, didorong oleh ekspektasi kebijakan ekonomi Trump yang berpotensi meningkatkan inflasi. Imbal hasil yang lebih tinggi mengurangi daya tarik emas, karena emas tidak memberikan bunga atau imbal hasil.
Kebijakan Ekonomi Trump yang Meningkatkan Inflasi: Trump diperkirakan akan memberlakukan kebijakan tarif dan pemangkasan pajak yang berpotensi mendorong inflasi. Jika inflasi naik, hal ini bisa memaksa Federal Reserve mempertahankan suku bunga lebih tinggi, yang cenderung mendukung dolar dan menekan harga emas.
Secara keseluruhan berpengaruh positif untuk harga emas melemah.
Harga Minyak Turun, Investor Cermati Dampak Penguatan Dolar dan Kebijakan Trump.
- Harga minyak dunia mengalami penurunan pada hari Rabu, di tengah penguatan dolar AS dan kekhawatiran investor bahwa kebijakan luar negeri Presiden terpilih AS, Donald Trump.
- Pemilihan Trump memicu aksi jual signifikan
Harga minyak dunia turun pada hari Rabu, dipicu oleh penguatan dolar AS dan kekhawatiran bahwa kebijakan luar negeri Presiden AS terpilih Donald Trump dapat memengaruhi pasokan minyak global. Minyak mentah Brent turun 0,81% ke $74,92 per barel, sementara WTI melemah 0,42% ke $71,69 per barel.
Pemilihan Trump memicu aksi jual awal pada minyak karena kekhawatiran bahwa kebijakan proteksionisnya dapat memperburuk kelebihan pasokan minyak. Di sisi lain, ketegangan di Timur Tengah serta kemungkinan sanksi baru terhadap Iran dan Venezuela dapat menyebabkan gangguan pasokan, yang berpotensi mendukung harga minyak. Analis memperingatkan bahwa pasar minyak masih dipengaruhi oleh faktor utama seperti kebijakan OPEC+ dan data stok minyak AS yang meningkat melebihi ekspektasi.
Analisis Pengaruh Terhadap Harga Minyak:
Penguatan Dolar AS: Dolar AS yang kuat membuat minyak menjadi lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain, sehingga dapat menekan permintaan minyak dan menurunkan harga.
Kebijakan Luar Negeri AS: Terpilihnya kembali Donald Trump sebagai presiden AS dapat mempengaruhi kebijakan luar negeri, khususnya terkait Iran dan Venezuela. Jika sanksi terhadap kedua negara ini diperbarui, pasokan minyak global bisa terganggu, yang berpotensi mendukung harga minyak.
Ketegangan Geopolitik di Timur Tengah: Dukungan Trump terhadap Israel dan ketegangan di Timur Tengah meningkatkan risiko gangguan pasokan minyak, yang bisa menjadi faktor pendukung harga. Ketidakstabilan ini membuat investor khawatir akan terjadinya potensi penurunan pasokan.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga minyak melemah.
Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini
Terdapat laporan data fundamental dari Inggris dan AS hari ini yaitu:
- BoE Interest Rate Decision (Nov) adalah keputusan suku bunga yang diambil oleh Bank of England (BoE) pada bulan November. Keputusan ini melibatkan tingkat suku bunga acuan yang akan diberlakukan oleh bank sentral Inggris tersebut.
- Initial Jobless Claims adalah data ekonomi yang melaporkan jumlah orang yang mengajukan klaim tunjangan pengangguran untuk pertama kali dalam periode tertentu, biasanya mingguan, di Amerika Serikat.
Dari agenda tersebut dapat mendorong perubahan harga signifikan dan sentimen terhadap harga GBP dan USD.
Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.
Data BoE Interest Rate Decision (Nov) rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk GBP. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk GBP.
Data Initial Jobless Claims rilis lebih tinggi dari forcast negatif/pesimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast positif/negatif untuk USD.
Perkiraan :
GBP
Data BoE Interest Rate Decision (Nov) rilis lebih rendah dari data sebelumnya.
USD
Data Initial Jobless Claims rilis lebih tinggi dari data sebelumnya.