Indeks Dolar AS Tertekan, Pasar Tenaga Kerja Beri Sinyal Campuran.

- Indeks Dolar AS (DXY) turun di bawah 108,00, terbebani oleh data ekonomi yang beragam.
- Klaim pengangguran meningkat, sementara data NFP yang akan dirilis Jumat menjadi fokus utama pasar.
Indeks Dolar AS (DXY) diperdagangkan di bawah 108,00 pada Kamis, tersendat oleh data ekonomi AS yang beragam menjelang laporan Nonfarm Payrolls (NFP) Januari. Sementara laporan ADP menunjukkan lonjakan pekerjaan sektor swasta sebesar 183.000, klaim pengangguran awal naik menjadi 219.000, melebihi ekspektasi 213.000 dan mengindikasikan potensi pelemahan pasar tenaga kerja. Klaim pengangguran berkelanjutan juga meningkat menjadi 1,886 juta, menguatkan ketidakpastian terkait prospek ekonomi.
Investor kini menantikan rilis data NFP pada Jumat, yang diperkirakan menunjukkan pertumbuhan pekerjaan sebesar 170.000, turun dari 256.000 di Desember. Alat CME FedWatch mengindikasikan peluang hampir 90% bahwa Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga pada Maret, dengan pasar mengantisipasi jalur kebijakan moneter yang lebih berhati-hati. Sentimen Fed tetap hawkish, meski cenderung melemah, sementara indeks S&P 500 ditutup lebih tinggi untuk sesi ketiga berturut-turut meski pergerakan saham masih fluktuatif.
Pada pukul 21:00 GMT, S&P 500 naik 0,3%, NASDAQ Composite menguat 0,5%, sementara Dow Jones Industrial Average turun 125 poin atau 0,30%. Laporan ketenagakerjaan yang lebih lemah dari perkiraan dapat memperkuat ekspektasi bahwa The Fed akan menunda pemangkasan suku bunga hingga pertengahan tahun. Sementara pasar tenaga kerja belum menunjukkan perlambatan tajam, tren data terbaru menambah ketidakpastian bagi investor yang mengamati kebijakan moneter ke depan.
Analisis Pengaruh Terhadap Dollar AS:
Data PMI Jasa ISM Lebih Lemah dari Ekspektasi: PMI Jasa ISM turun ke 52,8 dari sebelumnya 54,0, meleset dari ekspektasi 54,0. Ini menunjukkan perlambatan aktivitas jasa, yang dapat mengurangi tekanan bagi The Fed untuk mempertahankan suku bunga tinggi.
Pelemahan Imbal Hasil Treasury: Turunnya imbal hasil obligasi pemerintah AS menekan daya tarik dolar AS sebagai aset safe haven. Pasar mulai menilai ulang ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed.
Laporan ADP Employment Mixed: Penggajian swasta meningkat 183.000, lebih tinggi dari ekspektasi 148.000, namun tidak cukup kuat untuk mendorong optimisme terhadap USD. Pelaku pasar menunggu laporan Nonfarm Payrolls (NFP) untuk konfirmasi lebih lanjut
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga Dollar AS melemah.
Analisis Pengaruh Terhadap Indeks Saham AS:
- S&P 500 naik tiga hari berturut-turut, tetapi volatilitas tetap tinggi karena investor menyesuaikan ekspektasi terhadap suku bunga dan laporan ketenagakerjaan.
- Ekspektasi penundaan pemangkasan suku bunga hingga pertengahan tahun masih menopang sentimen positif, tetapi data ekonomi yang lebih lemah dapat menambah tekanan dalam jangka pendek.
- Dow Jones turun, sementara NASDAQ menguat, menunjukkan pergeseran minat investor ke saham-saham berbasis teknologi yang lebih tahan terhadap perubahan kebijakan moneter.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga indeks saham AS menguat.
Harga Emas Tertahan, Pasar Waspadai Laporan NFP.

- Harga emas turun 0,38% ke $2.852, tertekan oleh rebound imbal hasil Treasury AS dan aksi ambil untung.
- Pasar menanti laporan NFP AS, yang dapat menjadi penentu arah kebijakan The Fed dan volatilitas emas ke depan.
Harga emas mengalami koreksi pada Kamis, dengan XAU/USD turun 0,38% ke $2.852, setelah imbal hasil obligasi Treasury AS pulih dan dolar AS sedikit menguat. Investor mengambil keuntungan menjelang laporan Nonfarm Payrolls (NFP) AS, yang diperkirakan dapat memicu volatilitas pasar. Sementara itu, ketegangan perang dagang AS-Tiongkok turut membayangi prospek emas sebagai aset safe haven.
Sentimen pasar berubah negatif setelah indeks ekuitas AS berbalik turun, sementara data tenaga kerja AS menunjukkan kenaikan klaim pengangguran. Namun, laporan Bloomberg menyebutkan bahwa angka tersebut kemungkinan terdistorsi oleh faktor cuaca ekstrem dan kebakaran hutan di Los Angeles, sehingga pasar cenderung mengabaikannya. Meskipun demikian, emas masih memangkas sebagian kenaikan mingguan di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi global.
Komentar dovish dari Presiden Chicago Fed Austan Goolsbee gagal mendorong emas lebih tinggi. Ia menyatakan bahwa The Fed dalam posisi baik untuk memangkas suku bunga, tetapi menekankan perlunya pendekatan yang lebih hati-hati karena ketidakpastian kebijakan di Washington. Tanpa katalis kuat, pergerakan emas selanjutnya akan bergantung pada hasil laporan NFP yang dapat menentukan arah kebijakan moneter AS.
Analisis Pengaruh Terhadap Harga Emas:
Tekanan dari Imbal Hasil Obligasi AS: Rebound imbal hasil Treasury AS membatasi kenaikan emas karena meningkatkan daya tarik aset berbunga dibandingkan emas yang tidak memberikan imbal hasil. Dolar AS stabil, tetapi tidak cukup kuat untuk menekan emas secara signifikan.
Aksi Ambil Untung & Ketidakpastian NFP: Investor melakukan profit-taking setelah kenaikan sebelumnya, menjelang rilis data Nonfarm Payrolls (NFP) yang dapat memicu volatilitas harga. Jika NFP lebih kuat dari perkiraan, emas bisa tertekan lebih lanjut karena ekspektasi suku bunga tinggi bertahan lebih lama.
Faktor Dovish The Fed Tidak Cukup Mendukung: Komentar dovish dari Presiden Chicago Fed Austan Goolsbee tidak cukup mendorong emas, karena ia tetap menekankan pendekatan yang lebih hati-hati terkait pemangkasan suku bunga.
Secara keseluruhan berpengaruh harga emas netral.
Harga Minyak Turun, Trump Dorong Produksi AS.

- Harga minyak turun setelah Trump berjanji meningkatkan produksi AS, memperburuk dampak lonjakan stok minyak mentah AS.
- Pasar tetap volatile akibat kebijakan energi dan sanksi AS, termasuk tarif impor dan tekanan terhadap Iran.
Harga minyak mentah melemah pada Kamis setelah Presiden AS Donald Trump kembali menegaskan rencananya untuk meningkatkan produksi minyak dalam upaya menekan harga dan meredam inflasi. Brent turun 0,4% ke $74,29 per barel, sementara WTI turun 0,6% ke $70,61 per barel. Pernyataan Trump memperburuk tekanan pasar yang sudah terdampak lonjakan stok minyak mentah AS sebesar 8,7 juta barel, jauh di atas perkiraan 2 juta barel.
Meskipun harga merosot, analis meragukan apakah produsen AS bersedia meningkatkan output dalam kondisi pasar saat ini. UBS Giovanni Staunovo menyatakan tidak ada indikasi percepatan aktivitas pengeboran AS, meskipun komentar Trump memicu reaksi negatif di pasar. Sementara itu, harga sempat naik di awal sesi setelah Arab Saudi menaikkan harga jual minyak bagi pembeli Asia dan AS memberlakukan sanksi baru terhadap individu dan entitas yang terlibat dalam pengiriman minyak Iran ke Tiongkok.
Pasar minyak tetap bergejolak di tengah kebijakan Trump yang berubah cepat, termasuk tarif impor dan tekanan terhadap Iran. Trump menangguhkan ancaman tarif terhadap Meksiko dan Kanada tetapi tetap memperketat sanksi terhadap Iran, menciptakan ketidakpastian pasar. Patokan Brent telah turun lebih dari 8% sejak awal masa kepresidenannya, sementara WTI melemah lebih dari 7%. Volatilitas diperkirakan berlanjut seiring kebijakan AS yang tidak terduga.
Analisis Pengaruh Terhadap Harga Minyak:
Tekanan dari Lonjakan Stok Minyak AS: Data EIA menunjukkan persediaan minyak AS naik 8,7 juta barel, jauh di atas perkiraan 2 juta barel, menandakan kelebihan pasokan di pasar. Pasokan yang melimpah meningkatkan tekanan bearish pada harga minyak.
Pernyataan Trump Soal Produksi Minyak AS: Trump kembali menegaskan rencana untuk meningkatkan produksi minyak AS, menambah kekhawatiran pasar akan kelebihan suplai. Namun, analis meragukan produsen AS akan segera meningkatkan produksi dalam kondisi harga saat ini.
Faktor Penopang Volatilitas: Kenaikan harga minyak Arab Saudi untuk pasar Asia sempat memberi dukungan terhadap harga. Sanksi baru AS terhadap individu dan entitas yang mengirim minyak Iran ke Tiongkok berpotensi mengganggu pasokan global.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga minyak melemah.
Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini
Terdapat laporan data fundamental dari AS hari ini yaitu:
- Nonfarm Payrolls (NFP), data yang mengukur jumlah pekerjaan baru yang diciptakan di luar sektor pertanian di AS dalam periode satu bulan.
- Unemployment Rate (Tingkat Pengangguran) adalah persentase total tenaga kerja yang menganggur tetapi masih aktif mencari pekerjaan.
- Average Hourly Earnings (MoM) (Upah Rata-Rata per Jam, Bulanan) adalah data yang mengukur perubahan rata-rata gaji pekerja dalam periode satu bulan.
- Fed Monetary Policy Report adalah laporan resmi dari Federal Reserve yang membahas kebijakan moneter, prospek ekonomi, dan faktor-faktor yang memengaruhi keputusan suku bunga.
Dari agenda tersebut dapat mendorong perubahan harga signifikan dan sentimen terhadap harga USD.
Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.
Data Nonfarm Payrolls (NFP) rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.
Data Average Hourly Earnings (MoM) (Upah Rata-Rata per Jam, Bulanan) rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.
Data Unemployment Rate (Tingkat Pengangguran) rilis lebih rendah dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih tinggi dari forcast negatif/pesimis untuk USD.
Perkiraan :
Data Nonfarm Payrolls (NFP) rilis lebih rendah dari data sebelumnya.
Data Unemployment Rate rilis lebih rendah dari data sebelumnya.
Data Average Hourly Earnings rilis sesuai dengan data sebelumnya.