Dolar AS dan Saham Melemah, Spekulasi Pemotongan Suku Bunga Fed Menguat.

  • Data ketenagakerjaan yang lemah.
  • Spekulasi pemotongan suku bunga.

Indeks Dolar AS (DXY) dan pasar saham utama di Amerika Serikat melemah pada Kamis setelah rilis data ekonomi yang beragam, memicu spekulasi bahwa Federal Reserve akan mempercepat pemotongan suku bunga pada bulan September. Data ketenagakerjaan menunjukkan tanda-tanda pelemahan, sementara sektor jasa tetap kuat.

Dow Jones Industrial Average turun 219 poin atau 0,50%, S&P 500 melemah 0,3%, dan Nasdaq Composite turun 0,3%. Penurunan ini dipicu oleh data penggajian swasta yang lebih lemah dari ekspektasi, di mana jumlah pekerja sektor swasta hanya bertambah 99.000 pada Agustus, terendah sejak Januari 2021. Selain itu, klaim tunjangan pengangguran awal turun tipis menjadi 227.000.

Laporan-laporan ini memperkuat ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve akan memotong suku bunga hingga 50 basis poin pada bulan September, dengan probabilitas sebesar 45%. Total pelonggaran kebijakan moneter diperkirakan akan mencapai 111 basis poin pada akhir tahun ini.

Dilansir dari investing.com, analis dari Stifel mencatat bahwa respons kebijakan yang lebih agresif semakin diantisipasi, terutama setelah berbagai data ekonomi yang mengecewakan.

Pengaruh fundamental cenderung melemahkan harga indeks saham AS dan Dollar AS saat ini.

Emas Melejit di Atas $2.500, Spekulasi Pemotongan Suku Bunga Fed Meningkat.

  • Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun turun, mengurangi daya tarik dolar AS dan mendukung harga emas.
  • Ada ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga hingga 50 bps, bahkan diprediksi pelonggaran lebih dari 104 bps hingga akhir 2024.

Harga emas melonjak tajam selama sesi perdagangan Amerika Utara pada hari Kamis, menembus angka psikologis $2.500 per ons. Meskipun mencapai puncak harian di $2.523, aksi ambil untung menjelang rilis data ekonomi AS menahan kenaikan lebih lanjut. Saat ini, harga emas diperdagangkan di sekitar $2.516, mencatatkan kenaikan lebih dari 0,80%.

Data ketenagakerjaan AS yang dirilis pada pagi hari menunjukkan hasil yang bervariasi, mengonfirmasi pelemahan pasar tenaga kerja. Kondisi ini memicu spekulasi bahwa Federal Reserve (Fed) akan memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin dalam dua minggu mendatang. Di sisi lain, aktivitas bisnis sektor jasa AS justru lebih kuat dari yang diperkirakan, menunjukkan daya tahan ekonomi meski prediksi perlambatan terus mengemuka.

Para pelaku pasar emas memperkirakan pelonggaran kebijakan moneter lebih dari 104 basis poin oleh Fed hingga Desember 2024, berdasarkan kontrak berjangka di Chicago Board of Trade (CBOT). Dilansir dari fxstreet.com Mary Daly, Presiden Fed San Francisco, menegaskan bahwa pemotongan suku bunga kemungkinan besar diperlukan untuk menjaga stabilitas pasar tenaga kerja.

Penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS turut memperlemah dolar, dengan imbal hasil 10-tahunan turun tiga basis poin ke 3,727%. Indeks Dolar AS (DXY) turun 0,21% menjadi 101,05, memberikan dorongan tambahan bagi harga emas.

Para investor kini mengalihkan perhatian mereka ke laporan Nonfarm Payrolls (NFP) bulan Agustus, yang dapat menjadi penentu langkah kebijakan Fed berikutnya.

Pengaruh fundamental cenderung menguatkan harga emas saat ini.

Harga Minyak Terkapar di Level Terendah 14 Bulan, Kekhawatiran Permintaan AS dan China Menghantui.

  • Kekhawatiran permintaan dari AS dan China.
  • Peningkatan potensi pasokan dari Libya.

Harga minyak mentah anjlok ke level terendah dalam 14 bulan pada hari Kamis, didorong oleh kekhawatiran melemahnya permintaan dari AS dan China serta potensi peningkatan pasokan dari Libya. Minyak mentah Brent turun 1 sen menjadi $72,69 per barel, sementara minyak West Texas Intermediate (WTI) turun 5 sen, ditutup pada $69,15.

Penarikan persediaan AS yang besar, sebesar 6,9 juta barel menurut Badan Informasi Energi AS (EIA), gagal mendongkrak harga minyak. Di sisi lain, OPEC+ menyetujui penundaan peningkatan produksi hingga Oktober, namun para analis menilai langkah tersebut tidak cukup mengatasi kekhawatiran pasar.

Sementara itu, data ekonomi AS yang beragam memperkuat ketidakpastian pasar. Meskipun klaim tunjangan pengangguran turun, perlambatan pertumbuhan lapangan kerja swasta memicu kekhawatiran akan perlambatan ekonomi yang lebih tajam.

Pasar minyak dan ekonomi AS kini mengantisipasi dampak kebijakan Federal Reserve, yang diperkirakan akan memangkas suku bunga untuk meredam perlambatan ekonomi.

Pengaruh fundamental cenderung melemahkan harga minyak mentah saat ini.

Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini

ECONOMIC CALENDAR
Real Time Economic Calendar provided by Investing.com.

Terdapat perilisan data fundamental dari USD hari ini yaitu :

  1. Average Hourly Earnings (AHE) merupakan indikator ekonomi yang mengukur perubahan rata-rata pendapatan per jam bagi pekerja di sektor nonpertanian di AS.
  2. Nonfarm Payrolls mengukur perubahan jumlah pekerjaan di sektor nonpertanian, termasuk sektor pemerintah dan sektor swasta. Data ini memberikan gambaran umum tentang kondisi tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi di AS.
  3. Data Unemployment Rate mengukur persentase tingkat pengangguran di AS.

Dari agenda tersebut dapat memberikan dorongan harga untuk mata uang USD hari ini.

Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.

Data Average Hourly Earnings rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.

Data Nonfarm Payrolls rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.

Data Unemployment Rate rilis lebih tinggi dari forcast negatif/pesimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast positif/optimis untuk USD.

Perkiraan : 

Data Average Hourly Earnings (MoM) (Aug)  rilis lebih tinggi dari data sebelumnya.

Data Nonfarm Payrolls (Aug) rilis lebih tinggi dari data sebelumnya.

Data Unemployment Rate (Aug) rilis lebih rendah dari data sebelumnya.

Share on: