Wall Street Tergelincir: Drama Musk-Trump dan Sinyal Damai Dagang AS-China.

Tesla anjlok lebih dari 14% akibat ketegangan politik antara Elon Musk dan Donald Trump, menekan indeks Nasdaq dan memicu kekhawatiran investor.
Percakapan dagang yang positif antara Trump dan Xi Jinping mendukung prospek meredanya tensi perdagangan global dan menjadi penyeimbang sentimen pasar.
Indeks utama Wall Street melemah pada Kamis, dipimpin oleh kejatuhan saham Tesla yang anjlok lebih dari 14% akibat memanasnya ketegangan antara Elon Musk dan Donald Trump. Ketidakharmonisan ini menghapus harapan investor akan sinergi politik yang menguntungkan Tesla. Sementara itu, S&P 500 turun 0,5%, Dow Jones melemah 0,3%, dan Nasdaq tergelincir 0,8%.
Di sisi lain, sentimen pasar sedikit ditopang oleh kabar positif dari percakapan dagang 90 menit antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping. Kedua pemimpin menyepakati dimulainya kembali perundingan dagang serta saling mengundang kunjungan kenegaraan. Fokus utama diskusi adalah ekspor rare earth, tanpa menyentuh isu geopolitik lain seperti Ukraina atau Iran.
Data klaim pengangguran AS kembali meningkat menjadi 247.000, melebihi perkiraan dan menunjukkan pelemahan pasar tenaga kerja. Data ini menambah ekspektasi pasar akan langkah dovish The Fed, meskipun Presiden Fed Minneapolis menyarankan sikap “tunggu dan lihat”. Pelaku pasar kini mengalihkan perhatian ke rilis data Nonfarm Payrolls Jumat ini, yang diproyeksikan mencetak 130.000 pekerjaan baru.
Kesimpulan Sentimen:
Bearish, karena pelemahan sektor teknologi dan meningkatnya kekhawatiran atas pasar tenaga kerja AS lebih dominan daripada sentimen positif dari diplomasi dagang AS–China.
Emas Tertekan Risiko dan Yields AS Meski Data Ekonomi Melemah.

Pernyataan positif Trump soal hubungan dagang AS–China memicu risk-on sentiment, menekan permintaan emas.
Data tenaga kerja yang melemah meningkatkan ekspektasi pemangkasan suku bunga Fed, tetapi yield obligasi AS yang naik membatasi kenaikan emas.
Harga emas (XAU/USD) melemah 0,72% ke $3.350 setelah Presiden AS Donald Trump menyebut pembicaraan dagang via telepon dengan Presiden China Xi Jinping berlangsung positif. Pernyataan ini meningkatkan selera risiko pasar dan menekan permintaan terhadap aset safe haven, meski data ekonomi AS menunjukkan perlambatan.
Klaim pengangguran AS naik menjadi 247 ribu, melebihi ekspektasi, dan memperkuat spekulasi pemangkasan suku bunga The Fed. Namun, imbal hasil obligasi AS 10 tahun naik 4,5 basis poin ke 4,377%, memberikan tekanan tambahan pada logam mulia yang tidak menghasilkan imbal hasil. Sementara itu, defisit perdagangan menyempit tajam ke level terendah sejak September 2023, menahan pelemahan dolar AS.
Investor kini menanti data Nonfarm Payrolls (NFP) Jumat ini sebagai penentu arah selanjutnya. Jika data kembali lemah, emas berpotensi reli seiring meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga Fed. Namun jika data tenaga kerja kuat, tekanan jual bisa berlanjut seiring penguatan dolar dan yield obligasi.
Kesimpulan Sentimen:
Bearish untuk jangka pendek, karena kombinasi risk-on sentiment dan kenaikan yield obligasi AS lebih dominan dibanding spekulasi dovish The Fed.
Minyak Bangkit di Tengah Harapan Dagang dan Ketegangan Pasokan.

Harapan pemulihan hubungan dagang AS–China mendorong prospek permintaan minyak global dan menjadi katalis utama rebound harga.
Risiko pasokan akibat kebakaran di Kanada dan ketegangan geopolitik mengimbangi kekhawatiran pasar akan peningkatan suplai OPEC+.
Harga minyak menguat pada Kamis setelah kabar positif dari panggilan telepon antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping memicu harapan baru atas kelanjutan negosiasi dagang. Brent naik 0,7% ke $65,34 per barel, sementara WTI naik 0,8% ke $63,37 per barel. Trump menyebut perbincangan tersebut menghasilkan “kesimpulan yang sangat positif,” mendorong sentimen bahwa ketegangan perdagangan dapat mereda dan meningkatkan prospek permintaan energi.
Kenaikan harga juga ditopang oleh kekhawatiran pasokan akibat kebakaran hutan di Kanada serta ketidakpastian geopolitik. Meski demikian, potensi oversupply membayangi pasar, seiring OPEC+ mengumumkan peningkatan produksi sebesar 411.000 barel per hari untuk Juli. Arab Saudi juga menurunkan harga jual minyak ke Asia, sebagai sinyal strategi menekan over-producer dan merebut kembali pangsa pasar global.
Dari sisi ekonomi, data AS menunjukkan sektor jasa berkontraksi dan klaim pengangguran meningkat untuk minggu kedua berturut-turut, mengindikasikan pelemahan ekonomi domestik. Pasar kini mengantisipasi data Nonfarm Payrolls hari Jumat dan dampaknya terhadap arah kebijakan suku bunga The Fed, di tengah meningkatnya fokus pada risiko geopolitik Timur Tengah.
Kesimpulan Sentimen:
Bullish, karena kombinasi sentimen positif dari prospek dagang AS–China dan risiko pasokan jangka pendek mendorong minat beli di pasar minyak.
Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini
Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.
Prediksi USD:
Pendapatan Rata-Rata Per Jam (USD): Jika aktual lebih tinggi dari perkiraan (0.3%), ini mengindikasikan tekanan inflasi yang lebih tinggi, berpotensi positif untuk USD (Naik).
Nonfarm Payrolls (USD): Perkiraan menunjukkan penurunan dibandingkan bulan sebelumnya (127K vs 177K). Jika aktual sesuai atau lebih rendah dari perkiraan, ini bisa mengindikasikan perlambatan pasar tenaga kerja dan berpotensi negatif untuk USD (Turun).
Tingkat Pengangguran (USD): Perkiraan tetap sama (4.2%). Perubahan signifikan dalam angka aktual akan lebih berpengaruh, tetapi jika sesuai perkiraan, dampaknya mungkin netral.