Dolar AS Kuat Secara Mingguan, Didukung Data Ekonomi dan Sikap Hawkish Federal Reserve
- Meski melemah pada hari Jumat, dolar mencatat penguatan mingguan sekitar 1%, didukung ekspektasi ekonomi AS yang tangguh dan sikap Fed yang hawkish.
- Data manufaktur yang lebih baik dari perkiraan dan kebijakan suku bunga Fed tetap menjadi pendorong utama sentimen pasar terhadap dolar AS.
Dolar AS melemah pada hari Jumat, turun 0,3%, tetapi tetap mencatatkan penguatan mingguan sekitar 1%, yang merupakan kinerja terbaiknya dalam lebih dari sebulan. Penguatan ini didorong oleh ekspektasi ekonomi AS yang tangguh dan sikap Federal Reserve yang diperkirakan akan mempertahankan suku bunga lebih lama.
Data manufaktur AS yang dirilis oleh S&P Global menunjukkan hasil lebih baik dari perkiraan, mendukung narasi kekuatan ekonomi. Namun, data ISM Manufacturing PMI diperkirakan sedikit turun ke 48,2, tetap berada di bawah ambang batas 50 poin. Pasar menantikan data tenaga kerja mingguan dan laporan pekerjaan bulanan pekan depan untuk mengukur langkah kebijakan Fed selanjutnya.
Presiden Fed Richmond Tom Barkin menegaskan bahwa pemotongan suku bunga memerlukan bukti inflasi yang kembali ke target 2% atau melemahnya permintaan secara signifikan. Sementara itu, prospek ekonomi tahun 2025 terlihat positif dengan risiko pertumbuhan lebih besar daripada penurunan.
Analisis Pengaruh Terhadap Dollar AS:
- Data aktivitas manufaktur versi S&P Global menunjukkan hasil yang lebih baik dari perkiraan, meskipun PMI ISM diperkirakan turun tipis ke 48,2, masih di bawah ambang batas 50 poin.
- Pasar memperkirakan Fed akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan Januari, dengan standar data yang lebih tinggi untuk mendorong pemangkasan suku bunga.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga Dollar AS menguat.
Harga Emas Merosot di Bawah $2.650 di Tengah Perubahan Sentimen Resiko.
- Harga emas turun di tengah pemulihan sentimen risiko pasar, sementara data PMI AS yang stabil membatasi daya tarik emas sebagai safe haven.
- Ketegangan geopolitik seperti tarif Trump dan ancaman terhadap Iran memberikan potensi dukungan jangka panjang untuk emas.
Harga emas (XAU/USD) turun pada hari Jumat, melemah sekitar dua pertiga persen dan kembali di bawah $2.650 per ons karena pasar global menunjukkan pemulihan selera risiko setelah minggu awal perdagangan yang tidak menentu di tahun 2025. Meskipun demikian, emas mencatat kenaikan luar biasa sebesar 27% sepanjang tahun 2024, performa tahunan terbaiknya sejak 2010, didukung oleh tingginya permintaan aset safe haven akibat ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan konflik Rusia-Ukraina yang berkepanjangan.
Fokus pasar tertuju pada komentar Presiden Federal Reserve Richmond Tom Barkin, yang menegaskan bahwa Fed telah memangkas suku bunga sebesar satu poin persentase penuh pada tahun 2024, menurunkan suku bunga dana federal ke kisaran 4,25%-4,5%. Barkin meremehkan dampak langsung dari rencana tarif besar yang diusulkan oleh Presiden Donald Trump, yang dapat memicu perang dagang global. Di sisi lain, data PMI Manufaktur AS untuk Desember diperkirakan stabil pada 48,4, menandakan kontraksi aktivitas yang tidak berubah dari bulan sebelumnya, sehingga membatasi daya tarik emas.
Sementara itu, pasar juga memantau potensi pemulihan ekonomi Tiongkok setelah Presiden Xi Jinping berkomitmen pada kebijakan proaktif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi pada 2025. Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional Tiongkok (NDRC) mengungkapkan rencana meningkatkan pembiayaan melalui obligasi pemerintah jangka panjang untuk menopang konsumsi domestik. Investor juga menyoroti risiko geopolitik terkait potensi serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran jika ada kemajuan signifikan dalam program nuklir Teheran sebelum pelantikan Donald Trump.
Analisis Pengaruh Terhadap Harga Emas:
- Penurunan Harga Emas: Pelemahan harga emas di bawah $2.650/oz mencerminkan berkurangnya minat pasar terhadap aset safe haven.
- Pemulihan Sentimen Risiko: Selera risiko investor mulai pulih, yang mengurangi kebutuhan untuk berinvestasi di emas.
- PMI Manufaktur AS Stabil: Data yang stabil menandakan bahwa aktivitas ekonomi tidak memburuk lebih lanjut, yang membatasi penguatan emas.
Secara keseluruhan berpengaruh harga emas melemah.
Optimisme Ekonomi China Dorong Kenaikan Harga Minyak, Meski Kekhawatiran Kelebihan Pasokan Masih Ada.
- Harga minyak naik karena optimisme terhadap kebijakan stimulus China dan peningkatan permintaan.
- Kekhawatiran kelebihan pasokan tetap menjadi faktor penghambat harga minyak di masa depan.
Harga minyak naik pada hari Jumat, mengarah pada kenaikan mingguan kedua berturut-turut, dipicu oleh optimisme terkait pertumbuhan ekonomi China dan kebijakan stimulus yang dikeluarkan Beijing. Minyak Mentah Brent naik 0,8% menjadi $76,6 per barel, sementara Minyak Mentah WTI naik 1,1% menjadi $73,3 per barel. Kenaikan harga ini didorong oleh data yang menunjukkan pertumbuhan aktivitas pabrik China dan kebijakan moneter longgar yang diharapkan pada tahun 2025. Meski demikian, kekhawatiran terhadap kelebihan pasokan minyak akibat peningkatan produksi dari negara non-OPEC, termasuk AS, tetap membayangi pasar.
Selain itu, persediaan minyak mentah AS menurun sebesar 1,2 juta barel minggu lalu, meskipun hasil ini tidak memenuhi ekspektasi penurunan yang lebih besar. Meski produksi minyak AS tetap tinggi, kebijakan pemerintahan Donald Trump yang akan datang diperkirakan akan mendukung peningkatan produksi bahan bakar fosil. Kekhawatiran mengenai kelebihan pasokan global masih membayangi, meskipun cuaca dingin di Eropa dan AS serta stimulus ekonomi China memberikan dukungan terhadap harga minyak.
Sentimen pasar didorong oleh harapan terhadap peningkatan permintaan minyak pemanas setelah cuaca dingin di beberapa wilayah, sementara langkah-langkah kebijakan China yang lebih agresif untuk memacu pertumbuhan ekonomi menambah keyakinan investor.
Analisis Pengaruh Terhadap Harga Minyak:
Harga minyak mentah naik pada hari Jumat, dengan Minyak Mentah Brent dan WTI mencatatkan kenaikan. Minyak Brent naik 0,8% menjadi $76,6 per barel, sementara WTI naik 1,1% menjadi $73,3 per barel.
Persediaan minyak mentah AS mengalami penurunan sebesar 1,2 juta barel, meskipun masih jauh dari ekspektasi penurunan sebesar 2,8 juta barel.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga minyak menguat.
Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini
Terdapat laporan data fundamental dari German dan AS hari ini yaitu:
- German CPI (MoM) (Dec) merujuk pada Indeks Harga Konsumen Jerman (Consumer Price Index) untuk bulan Desember yang diukur secara Month-over-Month (MoM) atau bulanan. Indeks ini mengukur perubahan harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga di Jerman dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
- S&P Global Services PMI (Dec) adalah Indeks Manajer Pembelian (PMI) sektor jasa di seluruh dunia yang dirilis oleh S&P Global untuk bulan Desember. PMI ini mengukur aktivitas ekonomi di sektor jasa, yang meliputi layanan seperti perbankan, transportasi, komunikasi, kesehatan, dan lain-lain.
Dari agenda tersebut dapat mendorong perubahan harga signifikan dan sentimen terhadap harga EUR dan USD.
Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.
Data German CPI (MoM) (Dec) rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk EUR. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk EUR.
Data S&P Global Services PMI (Dec) rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.
Perkiraan :
Data German CPI (MoM) (Dec) rilis lebih tinggi dari data sebelumnya.
Data S&P Global Services PMI (Dec) rilis lebih tinggi dari data sebelumnya.