S&P 500 Menguat, Dolar Melemah di Tengah Data Ekonomi dan Ketegangan Perdagangan AS-China.

Analisa Fundamental Magnetfx 8 Agustus
  • S&P 500 naik tajam meskipun perang dagang AS-Tiongkok kembali meningkat.
  • The Fed diperkirakan hanya akan memangkas suku bunga satu kali pada 2025 karena ketidakpastian tarif.

Indeks S&P 500 melonjak pada Selasa, didukung oleh laporan laba kuartalan yang positif, meskipun kekhawatiran perang dagang kembali mencuat. Dow Jones Industrial Average naik 142 poin (0,3%), S&P 500 menguat 0,72%, dan NASDAQ Composite melonjak 262 poin (1,4%). Konsesi tarif Presiden AS Donald Trump kepada Kanada dan Meksiko sempat memicu harapan meredanya ketegangan, tetapi kebijakan keras terhadap Beijing tetap berlanjut.

Tiongkok membalas tarif AS dengan mengenakan bea masuk baru, termasuk 15% untuk impor batu bara dan gas alam cair serta tambahan 10% untuk minyak mentah, peralatan pertanian, dan mobil. Beijing juga memperketat kontrol ekspor logam tanah jarang, memperburuk ketidakpastian rantai pasokan global. Dilansir dari investing selain itu, pemerintah Tiongkok memasukkan perusahaan AS, seperti PVH Corp dan Illumina, dalam daftar entitas yang tidak dapat diandalkan serta memulai penyelidikan antimonopoli terhadap Alphabet.

Di tengah eskalasi ini, investor mempertimbangkan dampaknya terhadap kebijakan The Fed. Dilansir dari investing analis Morgan Stanley kini memperkirakan hanya satu kali pemangkasan suku bunga pada 2025, turun dari proyeksi sebelumnya sebanyak dua kali. Dilansir dari investing menurut ekonom Michael Gapen, ketidakpastian tarif dapat menjadi hambatan bagi kebijakan moneter yang lebih longgar, dengan pemangkasan suku bunga kemungkinan baru terjadi pada Juni.

Analisis Pengaruh Terhadap Dollar AS:

  • Data PMI Jasa ISM Lebih Lemah dari Ekspektasi: PMI Jasa ISM turun ke 52,8 dari sebelumnya 54,0, meleset dari ekspektasi 54,0. Ini menunjukkan perlambatan aktivitas jasa, yang dapat mengurangi tekanan bagi The Fed untuk mempertahankan suku bunga tinggi.

  • Pelemahan Imbal Hasil Treasury: Turunnya imbal hasil obligasi pemerintah AS menekan daya tarik dolar AS sebagai aset safe haven. Pasar mulai menilai ulang ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed.

  • Laporan ADP Employment Mixed: Penggajian swasta meningkat 183.000, lebih tinggi dari ekspektasi 148.000, namun tidak cukup kuat untuk mendorong optimisme terhadap USD. Pelaku pasar menunggu laporan Nonfarm Payrolls (NFP) untuk konfirmasi lebih lanjut

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga Dollar AS melemah.

Analisis Pengaruh Terhadap Indeks Saham AS:

  • S&P 500 dan Nasdaq Menguat di Tengah Turunnya Imbal Hasil Treasury: Imbal hasil obligasi AS yang lebih rendah meningkatkan daya tarik saham, terutama sektor teknologi yang sensitif terhadap suku bunga. Saham Nvidia melonjak, membantu indeks saham tetap positif meskipun Alphabet mengalami penurunan.

  • Data PMI Jasa ISM Lebih Lemah, Meningkatkan Harapan The Fed Tidak Terlalu Agresif: PMI Jasa ISM turun ke 52,8 dari 54,0, menunjukkan perlambatan ekonomi. Pasar menafsirkan ini sebagai sinyal bahwa The Fed mungkin lebih dovish, yang menguntungkan saham.

  • Laporan Ketenagakerjaan ADP Kuat, Menunjukkan Stabilitas Pasar Tenaga Kerja: Pengusaha swasta menambah 183.000 pekerjaan pada Januari, lebih tinggi dari ekspektasi 148.000. Hal ini mendukung optimisme bahwa ekonomi AS masih cukup kuat untuk menopang pertumbuhan pasar saham.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga indeks saham AS menguat.

Dolar Melemah dan Ketegangan Perdagangan AS-Tiongkok Meningkat, Harga Emas Berkilau.

  • Harga emas naik lebih dari 0,90%, didorong oleh melemahnya dolar AS dan meningkatnya ketegangan perdagangan AS-Tiongkok.
  • Investor mencari keamanan di emas setelah kebijakan tarif Trump memicu kekhawatiran gangguan perdagangan global.

Harga emas melonjak lebih dari 0,90% pada hari Rabu, didorong oleh melemahnya dolar AS dan turunnya imbal hasil obligasi Treasury. Meningkatnya ketegangan perdagangan antara AS dan Tiongkok membuat investor beralih ke emas sebagai aset safe haven, dengan XAU/USD diperdagangkan mendekati $2.870 dan menargetkan level $2.900.

Retorika dan kebijakan Presiden AS Donald Trump terus mendorong minat terhadap emas, sementara data ekonomi menunjukkan ketidakpastian. Laporan ADP mengonfirmasi ketahanan pasar tenaga kerja, tetapi sektor jasa melemah berdasarkan data S&P Global dan ISM. Pejabat Federal Reserve masih ragu tentang dampak tarif terhadap inflasi, dengan Presiden Fed Chicago Austan Goolsbee memperingatkan bahwa mengabaikan risiko ini bisa menjadi kesalahan.

Ketidakpastian perdagangan semakin meningkat setelah Trump menunda tarif 25% terhadap Meksiko dan Kanada selama 30 hari, tetapi tetap menerapkan bea masuk 10% terhadap Tiongkok. Kondisi ini membuat investor cemas terhadap gangguan perdagangan global, mendorong mereka untuk membeli emas dan menjual dolar AS.

Analisis Pengaruh Terhadap Harga Emas:

  • Dolar AS Melemah: Pelemahan dolar AS membuat emas lebih menarik bagi investor global. Data ekonomi AS yang beragam meningkatkan spekulasi bahwa The Fed mungkin lebih dovish.

  • Turunnya Imbal Hasil Treasury AS: Imbal hasil obligasi yang lebih rendah mengurangi daya tarik aset berbunga, sehingga investor beralih ke emas.

  • Ketegangan Perdagangan AS-Tiongkok Meningkat: Tarif 10% terhadap Tiongkok dan potensi eskalasi perang dagang meningkatkan permintaan safe haven. Investor khawatir gangguan perdagangan global akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi.

Secara keseluruhan berpengaruh harga emas menguat.

Harga Minyak Anjlok 2% di Tengah Peningkatan Stok dan Ketegangan Perdagangan.

  • Harga minyak turun lebih dari 2% akibat lonjakan stok AS dan ketegangan perdagangan AS-Tiongkok yang melemahkan prospek permintaan global.
  • Potensi sanksi baru terhadap Iran dapat memicu tekanan pasokan, berpotensi membatasi penurunan harga minyak.

Harga minyak turun lebih dari 2% pada Rabu setelah laporan Badan Informasi Energi (EIA) menunjukkan lonjakan besar dalam persediaan minyak mentah dan bensin AS. Brent merosot $1,59 (-2,09%) ke $74,61 per barel, sementara WTI turun $1,67 (-2,3%) ke $71,03 per barel. Kilang-kilang AS yang menghadapi permintaan bensin lemah mulai melakukan pemeliharaan, mengurangi kebutuhan minyak mentah.

Ketegangan perdagangan AS-Tiongkok turut menekan harga minyak setelah Beijing memberlakukan tarif impor minyak, gas alam cair, dan batu bara AS sebagai balasan atas kebijakan tarif Washington. Langkah ini memperburuk prospek permintaan global, dengan harga WTI sempat jatuh 3% pada Selasa ke level terendah sejak 31 Desember. Sementara itu, Presiden Iran Masoud Pezeshkian mendesak OPEC untuk bersatu menghadapi sanksi AS yang berpotensi memperketat pasokan minyak global.

Pasar minyak kini dihadapkan pada dua kekuatan utama: potensi penurunan permintaan akibat perang dagang dan risiko gangguan pasokan dari Iran jika sanksi AS diperketat. Jika ekspor minyak Iran dibatasi kembali, harga minyak bisa terdorong naik, terutama jika respons OPEC+ lebih lambat dari perkiraan dalam menyesuaikan pasokan.

Analisis Pengaruh Terhadap Harga Minyak:

  • Peningkatan Persediaan Minyak Mentah dan Bensin AS: Lonjakan persediaan minyak mentah dan bensin AS menunjukkan adanya penurunan permintaan, yang menekan harga minyak. Kilang-kilang AS yang melakukan pemeliharaan, disertai dengan permintaan bensin yang lemah, mengurangi kebutuhan minyak mentah.

  • Ketegangan Perdagangan AS-Tiongkok: Perang dagang yang meningkat antara AS dan Tiongkok memicu kekhawatiran atas pertumbuhan ekonomi global dan menurunkan prospek permintaan energi. Tarif impor Tiongkok terhadap minyak dan produk energi AS mengurangi permintaan terhadap komoditas tersebut.

  • Risiko Gangguan Pasokan dari Iran: Potensi kembalinya sanksi AS terhadap Iran dapat mengganggu pasokan minyak global, memberikan tekanan pada pasar. Jika ekspor minyak Iran terganggu, pasokan minyak akan terimbas, meskipun pasar saat ini lebih fokus pada dampak perang dagang.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga minyak melemah.

Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini

ECONOMIC CALENDAR
Real Time Economic Calendar provided by Investing.com.

Terdapat laporan data fundamental dari Inggris dan AS hari ini yaitu: 

  1. BoE Interest Rate Decision (Keputusan Suku Bunga BoE – Bank of England). Bank of England menurunkan suku bunga dari 4.75% ke 4.50%. Penurunan suku bunga biasanya dilakukan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi tetapi bisa melemahkan nilai mata uang.
  2. Initial Jobless Claims (Klaim Pengangguran Awal) adalah data ekonomi yang mengukur jumlah klaim baru untuk tunjangan pengangguran di suatu negara, biasanya dalam periode mingguan. Ini adalah indikator penting yang digunakan untuk menilai kondisi pasar tenaga kerja dan kesehatan ekonomi secara keseluruhan.

Dari agenda tersebut dapat mendorong perubahan harga signifikan dan sentimen terhadap harga GBP dan USD.

Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.

Data BoE Interest Rate Decision rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk GBP. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.

Data Initial Jobless Claims rilis lebih rendah dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih tinggi dari forcast negatif/pesimis untuk GBP.

Perkiraan :

Data BoE Interest Rate Decision rilis lebih rendah dari data sebelumnya.

Data Initial Jobless Claims rilis lebih rendah dari data sebelumnya.

Share on: