Dolar AS Tertekan Jelang Rilis Data Nonfarm Payrolls November
  • Dolar AS melemah signifikan menjelang rilis data Nonfarm Payrolls (NFP) November yang diantisipasi menjadi katalis utama pergerakan USD.
  • Indeks S&P 500 tergelincir, menghentikan reli tiga hari berturut-turut, karena investor menunggu data NFP dan inflasi CPI.

Dolar AS (USD) mengalami tekanan jual signifikan pada Kamis (5/12) menjelang rilis data Nonfarm Payrolls (NFP) November yang dijadwalkan pada Jumat. Pelemahan Greenback dipicu oleh sinyal pasar tenaga kerja yang lebih lemah dari perkiraan, termasuk kenaikan tajam dalam Klaim Pengangguran Awal (Initial Jobless Claims) dan laporan peningkatan PHK berdasarkan data Challenger Job Cuts bulan November.

NFP yang akan dirilis pada Jumat diharapkan menjadi katalis utama bagi pergerakan harga USD dalam beberapa sesi perdagangan mendatang.

Indeks S&P 500 dan Pasar Saham Tergelincir

Indeks S&P 500 melemah pada Kamis, menghentikan rekor penutupan tiga hari berturut-turut. Investor tampak berhati-hati saat mencerna serangkaian data pasar tenaga kerja dan laporan pendapatan, sehari sebelum laporan penting penggajian nonpertanian dirilis.

Pada pukul 16:00 ET (20:00 GMT), Dow Jones Industrial Average turun 248 poin atau 0,6%, S&P 500 melemah 0,2%, dan NASDAQ Composite juga turun sebesar 0,2%.

Klaim Pengangguran Awal AS naik menjadi 224.000 dalam pekan yang berakhir pada 30 November, dari 215.000 pada pekan sebelumnya yang direvisi naik. Angka ini melebihi ekspektasi ekonom yang memperkirakan 215.000 klaim.

Meskipun demikian, analis tetap optimis bahwa pasar tenaga kerja AS secara keseluruhan masih kuat. Harapan pemulihan tetap tinggi menyusul gangguan akibat cuaca pada Oktober yang membatasi pertumbuhan lapangan kerja.

Fokus pada Data NFP

Data NFP November diperkirakan mencatat kenaikan lebih dari 200.000 pekerjaan, meningkat signifikan dibandingkan hanya 12.000 pada Oktober, angka terendah sejak Desember 2020.

Analis dari Vital Knowledge mencatat bahwa meskipun laporan pekerjaan ini kemungkinan tidak akan mencegah Federal Reserve memangkas suku bunga pada pertemuan 18 Desember, data ini bersama dengan inflasi CPI pada 11 Desember dapat memengaruhi pendekatan kebijakan Ketua Fed Jerome Powell.

Powell sebelumnya menyatakan bahwa kekuatan ekonomi AS memberikan ruang bagi Federal Reserve untuk lebih berhati-hati dalam mempertimbangkan pelonggaran moneter lebih lanjut.

Analisis Pengaruh Terhadap Dollar AS:

  • Dolar AS berada di bawah tekanan jual signifikan karena data pasar tenaga kerja yang lebih lemah dari perkiraan, termasuk kenaikan Klaim Pengangguran Awal dan data PHK.
  • Fokus pasar kini pada data NFP, yang jika hasilnya lebih lemah, dapat memperkuat prospek pelonggaran moneter oleh Federal Reserve, memperburuk pelemahan Dolar AS.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga Dollar AS melemah.

Analisis Pengaruh Terhadap indeks saham AS.

  • Indeks S&P 500 dan Nasdaq tergelincir, menunjukkan sikap hati-hati investor menjelang rilis data Nonfarm Payrolls (NFP).
  • Tekanan juga datang dari peningkatan klaim pengangguran dan laporan PHK yang memicu kekhawatiran tentang ketahanan pasar tenaga kerja.
  • Namun, ekspektasi bahwa Federal Reserve akan melanjutkan pemangkasan suku bunga dapat membatasi penurunan lebih lanjut.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga indeks saham AS melemah.

Harga Emas Anjlok, Tertekan Imbal Hasil Obligasi AS dan Data Pengangguran.
  • Kenaikan imbal hasil Treasury AS menekan daya tarik emas, diperparah oleh spekulasi bahwa Federal Reserve mungkin menunda pemangkasan suku bunga pada pertemuan Desember.

  • Klaim pengangguran yang lebih tinggi dari ekspektasi dan komentar hawkish Ketua Fed Jerome Powell memicu ketidakpastian.

Harga emas melemah tajam pada Kamis (5/12), terseret oleh lonjakan imbal hasil obligasi Treasury AS dan data pasar tenaga kerja yang memicu ketidakpastian di kalangan investor. Logam mulia ini terpantau turun 0,85% menjadi $2.626 per troy ounce, seiring perhatian pasar tertuju pada rilis data Nonfarm Payrolls (NFP) bulan November yang akan diumumkan Jumat.

Imbal Hasil Obligasi AS Membebani Harga Emas
Kenaikan imbal hasil obligasi Treasury AS terus menekan daya tarik emas, yang tidak memberikan imbal hasil. Hal ini diperburuk oleh spekulasi bahwa Federal Reserve (Fed) kemungkinan tidak akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan Desember mendatang, meskipun pasar tenaga kerja menunjukkan beberapa tanda pelemahan.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa klaim pengangguran awal pekan lalu naik di atas ekspektasi, sementara defisit perdagangan AS untuk bulan Oktober menyempit. Data ini mencerminkan dinamika ekonomi yang kompleks menjelang keputusan penting Fed.

Komentar Powell Perburuk Sentimen Pasar
Dikutip dari fxstreet.com pernyataan Ketua Fed Jerome Powell pada Rabu turut membatasi penguatan emas. Powell menegaskan bahwa ekonomi AS tetap kuat, sehingga Fed dapat mengambil langkah hati-hati dalam menentukan kebijakan moneter. “Kami merasa sangat yakin dengan kondisi ekonomi saat ini, sehingga dapat bersikap lebih netral,” ungkap Powell.

Fokus Pasar: NFP dan Sentimen Konsumen
Pasar kini menantikan laporan NFP bulan November yang diprediksi menjadi katalis penting arah harga emas dalam beberapa hari ke depan. Selain itu, laporan Sentimen Konsumen Universitas Michigan juga diharapkan memberikan wawasan tambahan terkait prospek ekonomi dan kebijakan moneter Fed.

Berdasarkan data CME FedWatch Tool, peluang Fed untuk memangkas suku bunga pada pertemuan 17-18 Desember berada di angka 70%. Namun, data inflasi pekan depan dan laporan pekerjaan yang beragam menimbulkan ketidakpastian tentang langkah selanjutnya dari bank sentral.

Analisis Pengaruh Terhadap Harga Emas:

  • Lonjakan Imbal Hasil Obligasi: Kenaikan imbal hasil Treasury AS melemahkan daya tarik emas sebagai aset tanpa bunga, menekan harga logam mulia.
  • Komentar Hawkish Fed: Ketua Federal Reserve Jerome Powell menyatakan ekonomi AS tetap kuat, memberi sinyal bahwa kebijakan pelonggaran lebih lanjut mungkin tertunda.

Secara keseluruhan berpengaruh harga emas melemah.

Harga Minyak Melemah, Kekhawatiran Pasokan Berlebih Bayangi Penundaan Produksi OPEC+.

  • Penurunan harga minyak disebabkan oleh kekhawatiran atas surplus pasokan global, meskipun OPEC+ menunda peningkatan produksi hingga April 2025. 
  • Ketegangan di Timur Tengah, termasuk potensi gagalnya gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah, sempat mendorong kenaikan harga minyak di awal pekan.

Harga minyak mentah dunia ditutup melemah pada Kamis (5/12), di tengah kekhawatiran pasar terhadap peningkatan pasokan minyak global yang mengimbangi dampak positif dari keputusan OPEC+ untuk menunda peningkatan produksi minyak. Minyak Brent turun 0,3% ke $72,09 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) merosot 0,4% ke $68,30 per barel pada penutupan perdagangan.

OPEC+ Tunda Peningkatan Produksi.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) kembali menunda rencana peningkatan produksi sebanyak 180.000 barel per hari, yang awalnya dijadwalkan dimulai Januari, hingga April mendatang. Ini merupakan penundaan ketiga yang dilakukan OPEC+ dalam menghadapi tekanan harga minyak yang lemah.

OPEC+ telah memangkas produksi lebih dari 2 juta barel per hari dalam dua tahun terakhir untuk menjaga stabilitas pasar, di tengah kekhawatiran atas permintaan yang melambat, terutama dari Tiongkok. Prospek pertumbuhan permintaan minyak global untuk tahun 2024 dan 2025 terus direvisi turun, mencerminkan ketidakpastian pemulihan ekonomi global.

Data Persediaan AS dan Dampak Musim Dingin.
Laporan pemerintah AS menunjukkan persediaan minyak mentah turun lebih besar dari perkiraan, yaitu sebesar 5,07 juta barel pada akhir November. Namun, peningkatan persediaan bensin dan sulingan mengindikasikan melemahnya permintaan bahan bakar. Musim dingin diprediksi akan meningkatkan kebutuhan bahan bakar pemanas, tetapi aktivitas perjalanan yang menurun dapat membatasi permintaan minyak secara keseluruhan.

Ketegangan Timur Tengah Menambah Risiko Pasar.
Harga minyak sempat terdorong naik awal pekan ini akibat ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah berada di ambang kehancuran, dengan kedua pihak dilaporkan melakukan pelanggaran. Dalam perkembangan terkait, utusan Timur Tengah Donald Trump mengunjungi Qatar dan Israel untuk mendorong upaya diplomatik menuju gencatan senjata Gaza dan kesepakatan pembebasan sandera sebelum pelantikan Trump pada 20 Januari.

Analisis Pengaruh Terhadap Harga Minyak:

  • Kekhawatiran Kelebihan Pasokan: Meningkatnya risiko surplus pasokan, terutama dengan produksi non-OPEC yang terus meningkat, membebani harga minyak. Analis memprediksi surplus minyak global hingga 1 juta barel per hari pada paruh pertama 2025, meskipun OPEC+ berusaha menahan produksi.
  • Penundaan Peningkatan Produksi OPEC+: Keputusan OPEC+ untuk menunda peningkatan produksi hingga April 2025 menambah ketidakpastian, dengan pasar merespons dengan penurunan harga minyak.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga minyak melemah.

Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini

ECONOMIC CALENDAR
Real Time Economic Calendar provided by Investing.com.

Terdapat laporan data fundamental dari AS hari ini yaitu: 

  1. Average Hourly Earnings (MoM) (Nov) adalah data ekonomi yang menunjukkan persentase perubahan rata-rata pendapatan per jam pekerja di Amerika Serikat dari bulan sebelumnya (untuk periode November).
  2. Nonfarm Payrolls (NFP) (Nov) adalah laporan ekonomi yang mencerminkan jumlah pekerjaan yang ditambahkan atau hilang di sektor non-pertanian di Amerika Serikat selama bulan tertentu (dalam hal ini, November).
  3.  Unemployment Rate (Nov) adalah persentase tenaga kerja yang tidak memiliki pekerjaan tetapi sedang aktif mencari pekerjaan pada bulan tertentu (dalam hal ini, November). 

Dari agenda tersebut dapat mendorong perubahan harga signifikan dan sentimen terhadap harga USD

Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.

Data Average Hourly Earnings (MoM) (Nov) rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.

Data Nonfarm Payrolls (Nov) rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.

Data Unemployment Rate (Nov) rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.

Perkiraan :

Data Average Hourly Earnings (MoM) (Nov) rilis lebih rendah dari data sebelumnya.

Data Nonfarm Payrolls (Nov) rilis lebih tinggi dari data sebelumnya.

Data Unemployment Rate (Nov) rilis lebih tinggi dari data sebelumnya.

Share on: