Dolar AS Tersandung setelah Laporan Pekerjaan Mengecewakan, Prospek Pemangkasan Suku Bunga Meningkat.

  • Laporan lowongan pekerjaan mengecewakan.
  • Peningkatan kemungkinan bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan mendatang memperburuk sentimen terhadap Dolar AS.

Indeks Dolar AS (DXY) mengalami pelemahan pada Rabu setelah laporan lowongan pekerjaan di AS yang mengecewakan dan pandangan beragam dari Beige Book Federal Reserve (Fed). Meskipun ekonomi AS masih tumbuh di atas ekspektasi, pelemahan pasar tenaga kerja mendorong spekulasi bahwa Fed mungkin mengambil sikap dovish.

Penurunan tajam dalam jumlah lowongan pekerjaan pada bulan Juli memperkuat prospek pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan Fed akhir bulan ini. Analis dari Citi mencatat bahwa pasar tenaga kerja tampaknya terus melemah dan mungkin menghadapi penurunan lebih lanjut, yang bisa memicu pemangkasan suku bunga lebih lanjut pada bulan November.

Dengan laporan pekerjaan bulan Agustus yang akan dirilis pada hari Jumat, fokus pasar kini tertuju pada kesehatan pasar tenaga kerja, terutama di sektor pariwisata, perhotelan, dan pemerintah, yang menunjukkan tanda-tanda perlambatan perekrutan. Citi memperkirakan penciptaan lapangan kerja baru akan lebih rendah dari konsensus, memperkuat risiko bagi dolar AS dan kebijakan moneter yang lebih longgar.

Pengaruh fundamental cenderung melemahkan Dollar AS.

Emas Naik Tipis di Tengah Prospek Pemangkasan Suku Bunga oleh The Fed Akibat Data Pekerjaan AS yang Melemah.

  • Data pekerjaan yang lebih lemah dari perkiraan meningkatkan ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed.
  • Penurunan imbal hasil obligasi Treasury AS juga mendukung kenaikan harga emas.

Harga emas mengalami kenaikan dalam sesi perdagangan Amerika Utara setelah data pekerjaan AS yang lebih lemah dari perkiraan memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin oleh Federal Reserve (Fed). Penurunan imbal hasil obligasi Treasury AS turut melemahkan Dolar AS, yang memiliki hubungan terbalik dengan harga emas. Akibatnya, pasangan XAU/USD diperdagangkan pada $2.493, mencatat kenaikan tipis sebesar 0,05%.

Pergerakan harga emas batangan sepanjang hari didorong oleh aksi ambil untung dari para pedagang, yang sempat menekan harga emas ke level terendah harian di $2.471. Namun, emas pulih setelah Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS) merilis Survei Pekerjaan dan Perputaran Tenaga Kerja (JOLTS) terbaru, yang menunjukkan penurunan lowongan pekerjaan ke level terendah sejak Januari 2021. 

Hal ini menyebabkan imbal hasil obligasi Treasury AS turun, dengan imbal hasil acuan 10 tahun melemah hampir enam basis poin menjadi 3,776%. Kondisi ini memicu spekulasi bahwa The Fed mungkin akan menurunkan suku bunga secara lebih agresif karena kekhawatiran bahwa suku bunga saat ini terlalu tinggi.

Menurut data CME FedWatch Tool, peluang pemangkasan suku bunga sebesar 50 bps pada pertemuan Fed bulan September naik menjadi 43%, mendekati probabilitas yang setara dengan lemparan koin. Pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) berikutnya dijadwalkan pada 17-18 September.

Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur kekuatan Dolar terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,37% menjadi 101,38 setelah sebelumnya sempat pulih dari level terendah tahun ini. Meski begitu, DXY telah naik hampir 1,30% dalam enam hari terakhir.

Sentimen pasar tetap negatif, dipengaruhi oleh rotasi saham di tengah kekhawatiran akan potensi resesi di AS. Sementara itu, para pelaku pasar emas kini menantikan rilis data pekerjaan AS berikutnya, termasuk Laporan Perubahan Pekerjaan Nasional ADP, Klaim Pengangguran Awal, dan Laporan Penggajian Nonpertanian (NFP) yang akan dirilis akhir pekan ini.

Pengaruh fundamental cenderung menguatkan harga emas.

Harga Minyak AS Terpuruk Meski OPEC+ Pertimbangkan Pembatasan Pasokan untuk Atasi Kekhawatiran Permintaan.

  • Penurunan harga minyak.
  • Kekhawatiran terhadap pertumbuhan permintaan global, khususnya di AS, Tiongkok, dan Eropa, memberikan tekanan pada harga minyak.

Harga minyak berjangka AS melemah pada Rabu, meskipun ada harapan bahwa produsen utama, termasuk OPEC+, akan memperpanjang pembatasan pasokan untuk mengatasi kekhawatiran terhadap pertumbuhan permintaan. Minyak mentah WTI ditutup turun 1,6% pada $69,20 per barel, sementara Brent turun 1,4% menjadi $72,70 per barel.

OPEC+ dikabarkan tengah mempertimbangkan untuk menunda rencana peningkatan produksi bulan depan akibat ketidakpastian pasar, khususnya setelah penutupan fasilitas minyak di Libya dan prospek permintaan global yang lemah. Sumber dalam kelompok tersebut mengindikasikan bahwa penundaan ini “sangat mungkin” terjadi.

Di sisi lain, krisis politik di Libya yang telah mengganggu produksi dan ekspor minyak negara tersebut mulai menunjukkan tanda-tanda penyelesaian. Ini menambah tekanan pada harga minyak, yang telah turun lebih dari 4% pada sesi sebelumnya.

Kekhawatiran tambahan muncul dari data aktivitas manufaktur AS yang lemah, memicu spekulasi bahwa ekonomi global, termasuk di Tiongkok dan Eropa, mungkin menghadapi perlambatan signifikan. Sentimen ini turut membebani pasar minyak, meski data inventaris mingguan AS tertunda akibat libur Hari Buruh. Laporan dari American Petroleum Institute dan Energy Information Administration dijadwalkan keluar pada sesi berikutnya, yang dapat memberikan pandangan lebih lanjut mengenai kondisi pasar minyak.

Pengaruh fundamental cenderung melemahkan harga minyak mentah.

Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini

ECONOMIC CALENDAR
Real Time Economic Calendar provided by Investing.com.

Selamat Pagi Traders!

Terdapat perilisan data fundamental dari USD hari ini yaitu :

  1. Data ADP Nonfarm Employment Change (Agustus) adalah laporan yang dikeluarkan pada bulan Agustus yang menunjukkan berapa banyak pekerjaan baru yang telah ditambahkan atau dikurangi di sektor swasta selama bulan tersebut.
  2. Data Initial Jobless Claims adalah indikator ekonomi yang melaporkan jumlah klaim pertama kali untuk tunjangan pengangguran yang diajukan oleh individu selama minggu sebelumnya di Amerika Serikat.
  3. Data S&P Global Services PMI (Purchasing Managers’ Index) adalah indikator ekonomi yang mengukur aktivitas bisnis di sektor jasa
  4. ISM Non-Manufacturing PMI (Purchasing Managers’ Index) adalah indikator ekonomi yang mengukur aktivitas bisnis di sektor non-manufaktur (jasa) di Amerika Serikat. 
  5. ISM Non-Manufacturing Prices adalah subindeks dari laporan ISM Non-Manufacturing PMI yang mengukur perubahan harga yang dibayar oleh perusahaan-perusahaan di sektor jasa untuk barang dan jasa yang mereka beli. Data ini mencerminkan tekanan inflasi di sektor jasa.

Dari agenda tersebut dapat memberikan dorongan harga untuk mata uang USD hari ini.

Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.

1. Data ADP Nonfarm Employment Change (Aug) rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.

2. Data Initial Jobless Claims rilis lebih tinggi dari forcast negatif/pesimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast positif/optimis untuk USD.

1. Data S&P Global US Manufacturing PMI rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.

2. ISM Non-Manufacturing PMI rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.

3. ISM Non-Manufacturing Prices rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.

Perkiraan : 

USD

1. ADP Nonfarm Employment Change (Aug) rilis lebih tinggi dari data sebelumnya

2.Data Initial Jobless Claims rilis lebih rendah dari data sebelumnya.

3.Data S&P Global Services PMI (Aug) rilis lebih tinggi dari data sebelumnya.

4. Data ISM Non-Manufacturing PMI (Aug) rilis lebih tinggi dari perkiraan.

5. Data ISM Non-Manufacturing Prices (Aug) rilis lebih tinggi dari perkiraan.

OIL

5. Data Crude Oil Inventories rilis lebih tinggi dari perkiraan.

Share on: