Dolar AS Menguat Setelah Komentar Mantan Presiden Fed, Ketegangan Global Memicu Permintaan Safe Haven.
- Komentar William Dudley mengurangi peluang pemotongan suku bunga besar oleh Federal Reserve.
- Ketidakpastian ekonomi global dan ketegangan di Lebanon meningkatkan permintaan Dolar AS sebagai aset aman.
Dolar AS (USD) diperdagangkan lebih tinggi menjelang sesi perdagangan AS pada hari Kamis, dikutip dari fxstreet.com setelah mantan Presiden Federal Reserve New York, William Dudley, menyatakan bahwa pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin adalah langkah yang paling tepat mengingat kondisi ekonomi saat ini. Pernyataan ini mengurangi ekspektasi pasar akan pemangkasan suku bunga yang lebih besar oleh Federal Reserve pada bulan November.
Dolar juga mendapat dorongan dari ketidakpastian global, termasuk ketegangan di Lebanon, yang mendorong investor mencari aset aman. Di sesi Asia, Dollar AS menguat setelah Perdana Menteri Jepang yang baru, Shigeru Ishiba, mengungkapkan bahwa ekonomi Jepang belum siap untuk kenaikan suku bunga berikutnya, sehingga Yen Jepang (JPY) melemah. Selain itu, perhatian pasar tertuju pada data ekonomi penting yang akan dirilis, termasuk Klaim Pengangguran mingguan AS dan laporan ISM untuk bulan September.
Sementara itu, dikutip dari fxstreet.com Presiden Federal Reserve Chicago, Austan Goolsbee, memperingatkan bahwa pemogokan pekerja pelabuhan yang terus berlanjut bisa menyebabkan gangguan serius pada rantai pasokan, yang dapat memberikan tekanan pada harga dan memperlambat pertumbuhan ekonomi.
Pengaruh fundamental cenderung menguatkan harga Dollar AS saat ini.
Harga Emas Melonjak di Tengah Ketegangan Timur Tengah, Dolar AS Juga Ikut Menguat.
- Harga emas pulih meskipun Dolar AS menguat, didorong oleh ketidakpastian geopolitik di Timur Tengah.
- Wall Street merosot sementara pasar fokus pada data tenaga kerja dan laporan ekonomi AS yang lemah.
Harga emas pulih di sesi perdagangan Amerika Utara pada hari Kamis setelah sempat mencapai level terendah harian di $2.638. Kenaikan harga emas ini didorong oleh kekhawatiran yang semakin besar terkait konflik antara Israel dan Iran, meskipun Dolar AS terus menguat. Di sisi lain, ekspektasi bahwa Federal Reserve (Fed) akan melakukan pelonggaran kebijakan secara agresif mulai mereda, yang turut mendongkrak imbal hasil obligasi AS. XAU/USD kini diperdagangkan pada $2.659.
Wall Street merosot di tengah meningkatnya risiko geopolitik. Sentimen pasar memburuk setelah Israel mengerahkan militernya ke Lebanon, diikuti dengan serangan rudal besar dari Iran pada hari Selasa. Di saat yang sama, Presiden AS Joe Biden menyatakan telah berdiskusi dengan pejabat Israel mengenai potensi serangan terhadap fasilitas minyak Iran. Setelah berita tersebut, harga emas naik dan stabil di atas $2.650.
Sementara itu, data ekonomi AS menunjukkan pelemahan di pasar tenaga kerja, dengan klaim tunjangan pengangguran yang lebih tinggi dari perkiraan. Pelaku pasar kini menantikan rilis laporan pekerjaan AS terbaru pada hari Jumat, yang diprediksi akan memicu volatilitas lebih lanjut di pasar keuangan.
Pengaruh fundamental cenderung menguatkan harga emas saat ini.
Minyak Mentah Naik di Tengah Ketegangan Timur Tengah, Dolar AS Menguat.
- Minyak mentah melonjak hampir 1% meskipun terjadi peningkatan tak terduga dalam persediaan AS.
- Indeks Dolar AS (DXY) terus menguat, didukung ekspektasi penurunan suku bunga 25 basis poin.
Minyak mentah naik mendekati 1% pada hari Kamis setelah Reuters melaporkan adanya ledakan besar berturut-turut di Beirut. Ketegangan yang terus berlanjut antara Israel dan Iran memicu kekhawatiran di pasar, meskipun persediaan minyak mentah AS meningkat secara mengejutkan pada hari Rabu. Para pelaku pasar berupaya menilai apakah situasi akan semakin memanas atau mereda.
Sementara itu, Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur kinerja Dolar AS terhadap enam mata uang utama lainnya, bergerak menuju kenaikan keempat berturut-turut. DXY saat ini menguji level tertinggi September di 101,90. Penguatan dolar didorong oleh pernyataan mantan Presiden Federal Reserve New York, William Dudley, yang mengatakan bahwa saat ini hanya diharapkan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin. Selain itu, klaim pengangguran mingguan yang lebih tinggi dari perkiraan juga memperkuat ekspektasi penurunan suku bunga tersebut.
Pada saat berita ini ditulis, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) berada di $73,80, sementara Brent diperdagangkan di $77,25.
Pengaruh fundamental cenderung menguatkan harga minyak mentah saat ini.
Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini
Terdapat perilisan data fundamental dari USD hari ini yaitu :
- Average Hourly Earnings (AHE) merupakan indikator ekonomi yang mengukur perubahan rata-rata pendapatan per jam bagi pekerja di sektor nonpertanian di AS.
- Nonfarm Payrolls mengukur perubahan jumlah pekerjaan di sektor nonpertanian, termasuk sektor pemerintah dan sektor swasta. Data ini memberikan gambaran umum tentang kondisi tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi di AS.
- Data Unemployment Rate mengukur persentase tingkat pengangguran di AS.
Dari agenda tersebut dapat memberikan dorongan harga untuk mata uang USD hari ini.
Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.
Data Average Hourly Earnings rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.
Data Nonfarm Payrolls rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.
Data Unemployment Rate rilis lebih tinggi dari forcast negatif/pesimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast positif/optimis untuk USD.
Perkiraan :Â
Data Average Hourly Earnings (MoM) (Sep) rilis lebih rendah dari data sebelumnya.
Data Nonfarm Payrolls (Sep)Â rilis lebih tinggi dari data sebelumnya.
Data Unemployment Rate (Sep)Â rilis lebih sesuai dengan data sebelumnya.