S&P 500 Anjlok di Tengah Kekhawatiran Tarif dan Data Ekonomi AS yang Lemah.

  • Tarif baru AS pada Meksiko, Kanada, dan China memperburuk sentimen pasar, mendorong aksi jual saham.

  • Data ekonomi AS yang lemah dan prediksi kontraksi GDP memperkuat kekhawatiran perlambatan ekonomi.

Indeks S&P 500 anjlok pada hari Senin di tengah kekhawatiran perang dagang global setelah Presiden Donald Trump mengonfirmasi bahwa tarif pada Meksiko dan Kanada akan diberlakukan mulai Selasa. Trump juga menandatangani perintah untuk menaikkan tarif tambahan sebesar 10% pada impor dari China, sehingga total tarif menjadi 20%. Kebijakan ini memperburuk sentimen pasar, mendorong aksi jual besar di Wall Street.

Data ekonomi AS turut memperkuat kekhawatiran pasar. Indeks PMI Manufaktur ISM naik tipis menjadi 50,3 pada Februari dari 50,9 di bulan sebelumnya, menandai ekspansi tipis setelah kontraksi selama 26 bulan. Namun, permintaan yang lemah dan pemutusan hubungan kerja yang berlanjut menambah kekhawatiran perlambatan ekonomi. Prediksi GDPNow dari Atlanta Fed menunjukkan ekonomi AS diperkirakan akan berkontraksi 2,8% pada kuartal pertama, jauh lebih buruk dari prediksi sebelumnya sebesar 1,5%.

Di sektor teknologi, saham Nvidia anjlok lebih dari 8% setelah laporan bahwa pembeli China berupaya menghindari larangan ekspor AS. Sementara itu, Intel turun 4% meskipun ada kabar uji manufaktur dengan Nvidia dan Broadcom. Di sisi lain, Capri Holdings melonjak karena laporan potensi penjualan Versace ke Prada senilai €1,5 miliar. Indeks Dolar AS (DXY) juga melemah karena optimisme seputar kesepakatan damai Ukraina, yang meningkatkan sentimen risiko global.

Analisis Pengaruh Terhadap Indeks Saham AS:

  • Kekhawatiran atas perang dagang global semakin membebani pasar saham setelah pengumuman tarif baru pada Meksiko, Kanada, dan China. Aksi jual saham didorong oleh ketidakpastian kebijakan perdagangan yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi global. Data PMI ISM yang lemah juga memperkuat prospek perlambatan ekonomi, menambah tekanan pada saham.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga indeks saham AS melemah.

Analisis Pengaruh Terhadap Dollar AS:

  • Indeks Dolar AS melemah karena optimisme potensi kesepakatan damai Ukraina meningkatkan minat pada aset berisiko dan mengurangi permintaan aset safe haven seperti dolar AS. Data ekonomi AS yang lemah semakin memperburuk sentimen, ditambah dengan prediksi kontraksi GDP yang lebih dalam dari perkiraan sebelumnya.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga Dollar AS melemah.

Emas Melonjak di Tengah Ancaman Tarif Trump, Kekhawatiran Resesi Meningkat.

  • Harga emas naik karena meningkatnya permintaan safe haven akibat ketegangan geopolitik dan kebijakan tarif Trump.

  • Data ekonomi AS yang lemah dan prediksi kontraksi ekonomi memperkuat daya tarik emas di tengah penurunan imbal hasil obligasi AS.

Harga emas melonjak lebih dari 1% pada hari Senin, didorong oleh meningkatnya permintaan safe haven akibat ketegangan geopolitik dan ancaman tarif oleh Presiden AS Donald Trump. XAU/USD diperdagangkan di level $2.888 setelah Greenback terpukul oleh penurunan imbal hasil obligasi Treasury AS. Permintaan emas batangan meningkat seiring memburuknya selera risiko setelah perselisihan antara Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, serta rencana tarif baru terhadap Meksiko, Kanada, dan China yang dijadwalkan mulai berlaku pada Selasa.

Data ekonomi AS menunjukkan sinyal beragam, dengan S&P Global PMI mengalami peningkatan sementara ISM PMI justru menurun meskipun masih menunjukkan ekspansi. Perkiraan terbaru Atlanta Fed GDPNow memperkirakan kontraksi ekonomi AS sebesar -2,8% pada kuartal pertama 2025, lebih dalam dibandingkan prediksi sebelumnya sebesar -1,6%. Penurunan imbal hasil obligasi Treasury AS bertenor 10 tahun sebesar dua basis poin menjadi 4,176% turut memperkuat daya tarik emas sebagai aset lindung nilai.

Selain ketegangan perdagangan, Trump juga mengumumkan rencana perubahan kebijakan sektor pertanian AS dan memperbarui tarif impor pada Kanada, Meksiko, dan China. Langkah ini memicu kekhawatiran akan inflasi dan perlambatan ekonomi global, mendorong investor mencari perlindungan di aset emas. Meskipun dolar AS menguat terhadap peso Meksiko dan dolar Kanada, ketidakpastian kebijakan perdagangan membuat investor tetap memilih emas sebagai aset aman.

Analisis Pengaruh Terhadap Harga Emas:

  • Permintaan Safe Haven Meningkat: Ketegangan geopolitik antara AS dan Ukraina serta ancaman tarif baru AS terhadap Meksiko, Kanada, dan China mendorong investor beralih ke emas sebagai aset aman.
  • Data Ekonomi AS yang Lemah: PMI Manufaktur ISM menunjukkan pelemahan aktivitas bisnis, ditambah proyeksi ekonomi AS dari Atlanta Fed yang memperkirakan kontraksi -2,8% di Q1 2025, meningkatkan kekhawatiran resesi dan memperkuat daya tarik emas.

Secara keseluruhan berpengaruh harga emas menguat.

Harga Minyak Merosot ke Level Terendah 12 Minggu di Tengah Kekhawatiran Tarif AS dan Peningkatan Produksi OPEC+.

  • OPEC+ tetap pada rencana peningkatan produksi meskipun harga minyak melemah.
  • Tarif impor AS berpotensi memperlambat ekonomi global dan menekan permintaan minyak.

Harga minyak mentah merosot sekitar 2% pada hari Senin, menyentuh level terendah dalam 12 minggu seiring laporan bahwa OPEC+ akan melanjutkan rencana peningkatan produksi pada bulan April. Kekhawatiran tarif impor AS terhadap Kanada, Meksiko, dan China menambah tekanan pada harga minyak karena berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi global dan menekan permintaan energi. Brent ditutup turun $1,19 di $71,62 per barel, sementara WTI AS turun $1,39 menjadi $68,37 per barel.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) bersama sekutunya, termasuk Rusia, tetap berpegang pada rencana peningkatan produksi meskipun harga minyak terus melemah. Langkah ini memperburuk kekhawatiran pasar di tengah sinyal perlambatan ekonomi global, terutama setelah data manufaktur AS menunjukkan aktivitas yang stagnan. Selain itu, wacana gencatan senjata antara Ukraina dan Rusia juga menambah tekanan pada harga minyak karena berpotensi meredakan risiko geopolitik.

Tarif impor AS yang direncanakan Presiden Donald Trump semakin memperburuk sentimen pasar. Ancaman tarif 25% untuk Kanada dan Meksiko serta potensi kenaikan tarif China menambah risiko inflasi global. Para analis memperingatkan bahwa kebijakan tersebut dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan membuat Federal Reserve mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama, yang berpotensi mengurangi permintaan energi dalam jangka panjang.

Analisis Pengaruh Terhadap Harga Minyak:

  • Peningkatan Produksi OPEC+: Keputusan OPEC+ untuk melanjutkan peningkatan produksi minyak pada bulan April menambah tekanan suplai di tengah kekhawatiran permintaan yang melambat.
  • Ancaman Tarif AS: Rencana tarif impor AS terhadap Kanada, Meksiko, dan China berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi global, yang dapat menekan permintaan minyak.
  • Data Manufaktur AS yang Stabil: Aktivitas manufaktur AS yang stagnan menunjukkan potensi pelemahan ekonomi, memperkuat prospek permintaan minyak yang lebih rendah.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga minyak melemah.

Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini

ECONOMIC CALENDAR
Real Time Economic Calendar provided by Investing.com.

Tidak ada laporan data ekonomi hari ini yang berdampak signifikan terhadap perubahan pergerakan harga di pasar forex, komoditas seperti emas dan minyak, serta indeks saham.

Share on: