Morgan Stanley Prediksi Dolar AS Tergelincir Hingga 9%: Era Rate Cut Mendalam Dimulai.

Saham semikonduktor melonjak karena optimisme terhadap AI, dipimpin oleh NVIDIA dan ekspektasi positif terhadap Broadcom.
Ketidakpastian masih menyelimuti kesepakatan dagang dan proposal pemotongan pajak, yang bisa menambah defisit besar dalam dekade mendatang.
S&P 500 ditutup lebih tinggi pada Selasa, dipicu lonjakan saham semikonduktor seperti NVIDIA yang naik lebih dari 2%, didorong antusiasme pasar terhadap prospek kecerdasan buatan (AI). Saham AI lainnya seperti Broadcom juga menjadi sorotan menjelang rilis laporan keuangan, dengan analis tetap optimis terhadap permintaan kuat produk AI. Lonjakan ini membantu mendorong Nasdaq naik 0,8%, S&P 500 menguat 0,6%, dan Dow Jones bertambah 214 poin.
Fokus pasar turut tertuju pada perkembangan kesepakatan dagang, setelah Gedung Putih menetapkan batas waktu Rabu bagi negara-negara untuk menyampaikan penawaran terbaik mereka sebelum tarif besar ala Trump berakhir pada Juli. Namun, laporan menyebutkan Uni Eropa belum menerima pemberitahuan resmi, menimbulkan ketidakpastian arah kesepakatan. Di sisi lain, proposal pemotongan pajak dan penghematan belanja yang digadang-gadang sebagai “terbesar dalam sejarah” menuai kekhawatiran akan lonjakan defisit anggaran hingga $3,8 triliun dalam 10 tahun.
Data ekonomi menunjukkan ketahanan, dengan lowongan kerja JOLTS naik menjadi 7,39 juta, melampaui ekspektasi. Selain itu, data penjualan mobil Ford naik 16% dan sejumlah emiten seperti Dollar General serta Constellation Energy melaporkan hasil positif. Namun, prospek pertumbuhan ekonomi AS direvisi turun oleh OECD menjadi 1,6%, mengindikasikan tantangan makro tetap ada.
Kesimpulan Sentimen:
Netral ke Bullish
Lonjakan saham AI dan data tenaga kerja yang solid memberikan dorongan positif, namun tertahan oleh kekhawatiran fiskal dan ketidakpastian arah kebijakan dagang.
Data Tenaga Kerja AS Tekan Emas, Dolar Kembali Menguat.

Data JOLTS menunjukkan lonjakan lowongan kerja AS menjadi 7,39 juta, memperkuat Dolar dan menekan harga emas ke $3.348.
Ketegangan dagang AS-Tiongkok tetap tinggi, namun prospek komunikasi antara Trump dan Xi serta sikap dovish Fed Bostic memberi sedikit kelegaan pasar.
Harga emas turun lebih dari 0,80% ke $3.348 pada Selasa, tertekan oleh laporan JOLTS yang menunjukkan pasar tenaga kerja AS masih ketat. Lonjakan lowongan kerja menjadi 7,39 juta untuk April melampaui ekspektasi, mendorong penguatan Dolar AS dan naiknya imbal hasil obligasi. Kondisi ini membebani emas yang tidak memberikan imbal hasil, menyebabkan aksi ambil untung setelah kenaikan hari Senin.
Pasar kini mengalihkan fokus ke data ketenagakerjaan berikutnya, termasuk laporan ADP hari Rabu dan Nonfarm Payrolls pada Jumat, untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai arah kebijakan suku bunga Federal Reserve. Sementara itu, Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic menyatakan bahwa pendekatan “sabar” masih relevan dan hanya memproyeksikan satu kali pemangkasan suku bunga tahun ini.
Di sisi geopolitik, ketegangan perdagangan AS–Tiongkok kembali meningkat setelah Trump menuduh pelanggaran perjanjian dan menggandakan tarif logam dasar. Namun, pasar berharap adanya panggilan antara Trump dan Xi Jinping yang bisa meredakan ketegangan. Di tengah ketidakpastian ini, harga emas berpotensi volatil, tetapi dominasi penguatan Dolar membuat tekanan terhadap emas tetap besar.
Kesimpulan Sentimen:
Bearish untuk Emas
Penguatan Dolar AS dan kenaikan imbal hasil obligasi, didorong oleh data ketenagakerjaan yang solid, memberikan tekanan terhadap harga emas. Ketidakpastian geopolitik memang berpotensi mendukung emas, namun dominasi kekuatan Greenback saat ini membuat sentimen cenderung Bearish.
Minyak Melonjak: Konflik Global dan Tarik Ulur Kesepakatan Bakar Harga.

Ketegangan Rusia-Ukraina dan Iran-AS perpanjang durasi sanksi, picu lonjakan harga minyak.
Gangguan pasokan dari Kanada dan penurunan stok minyak AS memperkuat sisi fundamental harga.
Harga minyak naik sekitar 2% pada Selasa, menyentuh level tertinggi dua minggu, dipicu oleh meningkatnya risiko geopolitik. Ketegangan antara Rusia-Ukraina dan ketidakpastian kesepakatan nuklir AS-Iran membuat pasar memperkirakan sanksi terhadap dua anggota OPEC+ itu akan bertahan lebih lama. Brent ditutup naik $1 ke $65,63 per barel, dan WTI naik 89 sen ke $63,41.
Analis menilai potensi tercapainya gencatan senjata Rusia-Ukraina atau kesepakatan nuklir Iran-AS kini tampak mundur berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan. Sementara itu, kebakaran hutan di Alberta, Kanada mengganggu sekitar 7% produksi minyak nasional. Di sisi permintaan, ekspektasi pelonggaran suku bunga ECB dapat meningkatkan konsumsi energi di Eropa, meskipun kekhawatiran inflasi akibat tarif impor AS masih menjadi hambatan bagi pertumbuhan global.
Di tengah ketidakpastian ekonomi global, data mingguan diperkirakan menunjukkan penurunan cadangan minyak mentah AS sebesar 1 juta barel, memperkuat sinyal pengetatan pasokan. Meski prospek pertumbuhan global dikoreksi turun oleh OECD, sentimen pasar terhadap minyak tetap positif berkat risiko geopolitik dan gangguan pasokan.
Kesimpulan Sentimen:
Bullish untuk Minyak. Sentimen pasar terhadap harga minyak saat ini bersifat bullish karena kombinasi faktor geopolitik dan fundamental pasokan. Ketegangan antara Rusia-Ukraina serta kebuntuan kesepakatan nuklir Iran-AS menambah risiko terhadap pasokan global, sementara gangguan produksi di Kanada dan potensi penurunan stok minyak AS memperkuat ekspektasi pengetatan pasokan.
Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini
Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.
Prediksi USD dan CAD:
Perubahan Ketenagakerjaan Non-Pertanian ADP (USD): Data ini adalah perkiraan awal dari laporan tenaga kerja pemerintah yang lebih komprehensif. Angka aktual yang jauh lebih tinggi dari perkiraan (111K vs 62K) merupakan sinyal positif bagi pasar tenaga kerja AS, sehingga berpotensi menguatkan USD (
).
S&P Global Services PMI (USD): PMI di atas 50 mengindikasikan ekspansi sektor jasa. Angka aktual yang lebih tinggi dari perkiraan (52.3 vs 50.8) positif untuk USD (
).
Keputusan Suku Bunga BoC (CAD): Karena suku bunga diperkirakan tetap sama (2.75%), dampak langsungnya mungkin netral. Namun, pernyataan BoC yang menyertai keputusan tersebut bisa memberikan petunjuk tentang arah kebijakan moneter di masa depan, sehingga perlu diperhatikan.
ISM Non-Manufacturing PMI (USD): Sama seperti PMI Manufaktur, PMI Jasa di atas 50 mengindikasikan ekspansi. Angka yang lebih tinggi dari perkiraan (52.1 vs 51.6) positif untuk USD (
).
Harga Non-Manufaktur ISM (USD): Dampak data ini akan bergantung pada angka aktual. Jika naik secara signifikan, bisa mengindikasikan tekanan inflasi yang lebih tinggi, dan jika turun, bisa mengindikasikan inflasi yang mereda. Oleh karena itu, perlu menunggu data aktual untuk memberikan arah yang jelas.
Persediaan Minyak Mentah (USD): Dampak data ini bergantung pada apakah persediaan naik atau turun dibandingkan perkiraan. Secara umum:
Jika persediaan turun lebih dari perkiraan, harga minyak bisa naik, berpotensi positif untuk mata uang negara-negara produsen minyak dan negatif untuk mata uang negara-negara pengimpor minyak (termasuk dampak tidak langsung ke USD).
Jika persediaan naik lebih dari perkiraan, efeknya bisa sebaliknya.
Namun, perlu menunggu data aktual untuk memberikan arah yang jelas.