Wall Street Pecah Rekor Lagi! Didukung Data Ketenagakerjaan Kuat dan Terobosan Perdagangan Trump.

Keterlibatan militer AS di Timur Tengah bisa picu lonjakan harga minyak, memicu stagflasi, dan memperkuat Dolar secara sementara.
The Fed mulai terbelah: sebagian mendorong pemangkasan suku bunga awal, sementara sebagian lain waspada terhadap inflasi akibat tarif.
S&P 500 mencetak rekor penutupan baru pada hari Kamis menjelang libur Hari Kemerdekaan AS, didorong oleh data Nonfarm Payrolls yang menunjukkan kekuatan pasar tenaga kerja dan reli saham teknologi setelah AS melonggarkan pembatasan terhadap China. Laporan ketenagakerjaan menunjukkan penambahan 147.000 pekerjaan di bulan Juni, lebih tinggi dari ekspektasi 111.000, sementara tingkat pengangguran turun tipis menjadi 4,1%. Meskipun pertumbuhan upah melambat ke 0,2%, hal ini meredakan kekhawatiran inflasi dan memberi ruang bagi The Fed untuk mempertimbangkan pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat.
Sentimen pasar juga terdorong oleh pengumuman kesepakatan dagang antara AS dan Vietnam, menyusul perjanjian serupa dengan China dan Kanada. Perjanjian ini menetapkan tarif 20% untuk sebagian besar impor dari Vietnam dan 40% untuk barang-barang yang ditransmisi ulang melalui negara tersebut. Presiden Trump menegaskan tidak akan memperpanjang batas waktu 9 Juli untuk negosiasi tarif, namun analis memperkirakan Gedung Putih akan terus mengumumkan kesepakatan bilateral demi menghindari gelombang tarif balasan yang lebih luas.
Selain itu, pasar memperhatikan perkembangan RUU pajak dan pengeluaran besar-besaran yang didorong oleh Trump. Setelah disahkan Senat, DPR AS juga menyetujui RUU tersebut dengan suara tipis, dan dijadwalkan akan ditandatangani Trump pada 4 Juli. Undang-undang ini mencakup pemotongan pajak besar, pembebasan pajak atas lembur dan tip, serta pengeluaran baru untuk keamanan nasional dan industri domestik. Meskipun menuai kritik karena dampaknya terhadap defisit anggaran dan sistem jaminan kesehatan, Gedung Putih menyebutnya sebagai “kemenangan besar” bagi keluarga pekerja AS.
Kesimpulan Sentimen:
Bullish untuk pasar saham AS — didorong oleh kombinasi data tenaga kerja yang kokoh, perkembangan positif dalam negosiasi perdagangan, dan kemungkinan pelonggaran kebijakan moneter oleh The Fed.
Emas Terpukul Data Ketenagakerjaan AS, Dolar Kuat Tekan Harga Logam Mulia.

Data Nonfarm Payrolls lebih kuat dari perkiraan, mendukung prospek ekonomi AS yang tetap solid meski ada tekanan tarif.
Trump sukses mengamankan kesepakatan dagang ketiga menjelang batas waktu 9 Juli, yang memperkuat optimisme pasar global.
Harga emas (XAU/USD) turun 0,80% pada Kamis ke $3,332 setelah laporan Nonfarm Payrolls AS bulan Juni melampaui ekspektasi pasar dan memperkuat dolar AS. Data ketenagakerjaan menunjukkan penambahan 147.000 pekerjaan—lebih tinggi dari perkiraan 110.000 dan revisi 144.000 untuk Mei—serta penurunan tingkat pengangguran ke 4,1%. Angka ini membantah laporan ADP sebelumnya yang menunjukkan kontraksi tenaga kerja di sektor swasta dan menggarisbawahi kekuatan pasar tenaga kerja AS.
Kuatnya laporan pekerjaan mendorong imbal hasil obligasi AS naik, dengan yield 10-tahun mencapai 4,334% dan real yield naik ke 2,034%. Ini membuat ekspektasi pemangkasan suku bunga Fed pada pertemuan Juli makin kecil, karena inflasi yang bisa kembali naik akibat tarif dinilai masih menjadi risiko. Indeks Dolar AS (DXY) pun naik ke 97,10, memberikan tekanan tambahan pada harga emas yang cenderung melemah saat dolar menguat.
Sementara itu, pernyataan Menteri Keuangan AS Scott Bessent bahwa kesepakatan dagang tambahan akan segera diumumkan setelah kesepakatan dengan Vietnam juga memperkuat optimisme pasar terhadap ekonomi. Namun, rencana pemerintahan Trump untuk mengganti Ketua The Fed Jerome Powell pada musim gugur menjadi sorotan tambahan. Di sisi lain, pembelian emas oleh bank sentral tetap solid di bulan Mei, dengan total akumulasi 20 ton, dipimpin oleh Kazakhstan, Turki, dan Polandia.
Kesimpulan Sentimen:
Bearish — data tenaga kerja AS yang sangat kuat mengurangi peluang pemangkasan suku bunga jangka pendek, sehingga memperkuat dolar dan menekan harga emas.
Harga Minyak Melemah: Kekhawatiran Tarif dan Lonjakan Persediaan Bayangi Pasar.

Harga minyak turun karena kekhawatiran perlambatan ekonomi global akibat tarif AS, serta peningkatan tak terduga dalam stok minyak mentah AS.
Pasar menanti keputusan OPEC+ untuk meningkatkan produksi, di tengah tanda-tanda lemahnya permintaan dari China dan ketidakpastian geopolitik Iran.
Harga minyak dunia turun tipis pada Kamis, tertekan oleh kekhawatiran bahwa berakhirnya jeda tarif AS pada 9 Juli dapat memperlambat permintaan energi global. Brent ditutup turun 0,45% ke $68,80 per barel, sementara WTI turun 0,67% ke $67, dalam perdagangan sepi menjelang libur Hari Kemerdekaan AS. Meski ada kesepakatan awal perdagangan AS-Vietnam yang mendongkrak harga sehari sebelumnya, ketidakpastian seputar kesepakatan dagang dengan Uni Eropa dan Jepang terus menekan sentimen pasar.
Dari sisi pasokan, pasar mengantisipasi keputusan OPEC+ akhir pekan ini yang diperkirakan akan menambah produksi sebesar 411.000 barel per hari. Tambahan tekanan datang dari laporan menunjukkan aktivitas jasa China melambat ke level terendah dalam 9 bulan, mencerminkan melemahnya permintaan domestik dan ekspor. Di AS, data mengejutkan dari EIA mencatat peningkatan stok minyak mentah sebesar 3,8 juta barel, berbanding terbalik dari ekspektasi penurunan sebesar 1,8 juta barel. Penurunan jumlah rig minyak AS ke level terendah sejak 2021 juga menunjukkan prospek produksi yang melunak.
Meskipun data ketenagakerjaan AS menunjukkan pertumbuhan pekerjaan yang kuat di bulan Juni, sebagian besar peningkatan berasal dari sektor pemerintahan, sementara sektor swasta melambat akibat dampak tarif impor Trump. Investor kini mengantisipasi pendekatan “wait-and-see” dari Federal Reserve, sembari mencermati perkembangan geopolitik, termasuk ketegangan terbaru dengan Iran dan sanksi baru dari AS terhadap Iran dan jaringan Hezbollah.
Kesimpulan Sentimen:
Bearish untuk harga minyak — didorong oleh kekhawatiran tarif global, data permintaan yang lemah, dan potensi peningkatan pasokan dari OPEC+.
Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini
Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.
Tidak ada laporan data ekonomi hari ini sebagai pengaruh perubahan sentimen harga