Dolar AS Stabil di Tengah Ketidakpastian Tarif dan Spekulasi Kebijakan The Fed.

- Indeks Dolar AS stabil di atas 108,00, tetapi tertekan oleh kebijakan tarif Trump.
- Ketidakpastian tarif & inflasi dapat membatasi ruang pemangkasan suku bunga The Fed.
Indeks Dolar AS (DXY) melemah setelah gagal menembus level 110,00, namun tetap stabil di atas 108,00 seiring fokus investor bergeser ke kebijakan tarif terbaru Presiden Donald Trump. Tarif 25% terhadap Kanada dan 10% terhadap Tiongkok memicu kekhawatiran inflasi serta spekulasi mengenai respons Federal Reserve. Sementara itu, tarif 25% terhadap Meksiko ditangguhkan selama sebulan setelah Presiden Claudia Sheinbaum menyetujui pengiriman 10.000 tentara ke perbatasan untuk menekan penyelundupan narkoba.
Keputusan Trump untuk menunda tarif terhadap Meksiko sedikit meredakan ketidakpastian pasar, meskipun indeks utama Wall Street tetap tertekan. Dow Jones Industrial Average turun 161 poin (-0,4%), S&P 500 melemah 0,9%, dan Nasdaq Composite anjlok 1,3%. Para analis memperkirakan lonjakan inflasi akibat tarif ini dapat mengurangi peluang pemangkasan suku bunga lebih lanjut oleh The Fed, yang dapat memperkuat Dolar AS dalam jangka pendek. Saham sektor otomotif dan alkohol yang bergantung pada impor dari Meksiko dan Kanada mengalami volatilitas tinggi.
Selain sentimen tarif, perhatian pasar juga tertuju pada musim laporan laba perusahaan dan data ekonomi AS. Lebih dari 120 perusahaan dalam S&P 500 akan merilis laporan keuangan minggu ini, termasuk Alphabet dan Amazon. Data PMI Manufaktur ISM yang lebih tinggi dari perkiraan menandakan ketahanan ekonomi, tetapi fokus utama tetap pada laporan penggajian nonpertanian (NFP) yang akan dirilis Jumat. Federal Reserve Atlanta menegaskan perlunya waktu lebih lama sebelum memangkas suku bunga lebih lanjut di tengah ketidakpastian global.
Analisis Pengaruh Terhadap Dollar AS:
- DXY tetap stabil di atas 108,00 meskipun gagal menembus 110,00, menunjukkan dukungan kuat bagi Dolar AS.
- PMI Manufaktur ISM lebih tinggi dari ekspektasi, menandakan ekonomi AS tetap kuat dan mendukung Dolar AS.
- Ketidakpastian kebijakan The Fed terkait inflasi akibat tarif baru dapat mengurangi ekspektasi pemangkasan suku bunga, yang mendukung penguatan Dolar.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga Dollar AS menguat.
Analisis Pengaruh Terhadap Indeks Saham AS:
- Kekhawatiran inflasi akibat tarif baru Trump terhadap Kanada dan Tiongkok berpotensi meningkatkan biaya impor dan menekan margin laba perusahaan.
- Ketidakpastian kebijakan The Fed—jika inflasi naik lebih cepat akibat tarif, The Fed mungkin menahan pemangkasan suku bunga lebih lanjut, yang dapat membebani pasar saham.
- Wall Street melemah dengan Dow Jones turun 161 poin (-0,4%), S&P 500 turun 0,9%, dan Nasdaq turun 1,3%, menunjukkan tekanan dari sentimen pasar yang negatif.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga indeks saham AS melemah.
Harga Emas Menguat di Tengah Pelemahan Dolar dan Ketidakpastian Tarif.

- Harga emas menguat setelah Trump menunda tarif, memicu pelemahan dolar.
- JPMorgan memproyeksikan harga emas mencapai $3.000 per ons pada akhir 2025.
Harga emas memangkas kerugiannya dan mendekati rekor tertinggi setelah dolar melemah akibat meredanya kekhawatiran perang dagang. Presiden Donald Trump menunda tarif terhadap Kanada dan Meksiko selama 30 hari setelah mencapai kesepakatan keamanan perbatasan. Emas spot naik 0,5% menjadi $2.814,69 per ons, sementara emas berjangka untuk April naik 0,6% menjadi $2.850,60 per ons. Fokus pasar kini bergeser ke perundingan perdagangan Trump dengan Perdana Menteri Tiongkok Xi Jinping dalam 24 jam ke depan.
Meskipun sentimen jangka pendek mendukung emas sebagai aset safe haven, prospek jangka panjang masih terpengaruh oleh kebijakan Federal Reserve. Para analis memperingatkan bahwa tarif baru dapat memicu inflasi di AS, sehingga The Fed mungkin menahan pemangkasan suku bunga lebih lanjut. Hal ini bisa membatasi kenaikan harga emas dalam jangka panjang, meskipun permintaan logam mulia tetap kuat. Sementara itu, harga perak naik 0,9% menjadi $32,545 per ons, sedangkan platinum berjangka turun 3,9% menjadi $1.002,95 per ons.
JPMorgan tetap optimistis terhadap emas dalam jangka menengah dan memperkirakan harga dapat mencapai $3.000 per ons pada akhir 2025. Faktor utama yang mendukung kenaikan ini termasuk suku bunga AS yang lebih rendah dan stabilitas ekonomi global yang lebih baik. JPMorgan, sebagai dealer emas terbesar di dunia, juga akan menyerahkan emas senilai $4 miliar berdasarkan kontrak berjangka pada Februari, menunjukkan kepercayaan institusional terhadap logam mulia.
Analisis Pengaruh Terhadap Harga Emas:
- Pelemahan Dolar AS setelah Trump menunda tarif terhadap Kanada dan Meksiko mendukung kenaikan harga emas.
- Permintaan safe haven tetap kuat, terutama karena ketidakpastian terkait negosiasi perdagangan AS-Tiongkok.
- JPMorgan tetap bullish terhadap emas, memproyeksikan harga mencapai $3.000 per ons pada akhir 2025, yang meningkatkan sentimen jangka panjang.
Secara keseluruhan berpengaruh harga emas menguat.
Harga Minyak Naik Tipis, Tapi Ditutup di Level Terendah dalam Sebulan.

- Tarif AS terhadap Kanada dan Meksiko meningkatkan risiko inflasi, yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan permintaan energi.
- OPEC+ tetap berpegang pada kebijakan produksi bertahap, meskipun Trump mendesak peningkatan pasokan untuk menekan harga minyak.
Harga minyak mengalami volatilitas pada hari Senin, dengan kenaikan di awal sesi akibat kekhawatiran tarif AS terhadap Kanada dan Meksiko sebelum akhirnya turun ke level terendah dalam satu bulan. Brent untuk pengiriman April naik 0,4% menjadi $75,96 per barel, sementara WTI AS naik 0,9% menjadi $73,16. Keputusan Trump menunda tarif Meksiko selama satu bulan meredakan tekanan pada pasar, meskipun tarif terhadap impor energi dari Kanada dan barang-barang dari Tiongkok tetap menjadi ancaman bagi pertumbuhan ekonomi global.
Pemberlakuan tarif 10% pada impor energi Kanada menimbulkan kekhawatiran terhadap lonjakan inflasi dan biaya energi di AS. Para analis memperingatkan bahwa kebijakan ini dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dengan menaikkan harga bahan bakar dan mengganggu rantai pasokan industri. Presiden Fed Boston, Susan Collins, menegaskan bahwa kenaikan inflasi akibat tarif dapat membuat bank sentral enggan memangkas suku bunga, yang pada akhirnya dapat menekan permintaan minyak.
Sementara itu, OPEC+ tetap pada kebijakan peningkatan produksi bertahap mulai April, meskipun ada seruan dari Trump untuk meningkatkan pasokan guna menekan harga energi. Permintaan minyak global diperkirakan akan bertahan pada level saat ini hingga 2040, menurut prospek dari Vitol. Dengan ketidakpastian kebijakan tarif dan dampaknya terhadap inflasi serta pertumbuhan ekonomi, pasar minyak masih berisiko mengalami volatilitas tinggi dalam beberapa bulan mendatang.
Analisis Pengaruh Terhadap Harga Minyak:
- Tarif AS terhadap Kanada dan Meksiko dapat meningkatkan inflasi dan biaya energi di AS, yang berpotensi menekan permintaan minyak.
- Ketidakpastian ekonomi global akibat kebijakan perdagangan Trump meningkatkan risiko resesi, yang dapat memperlambat pertumbuhan permintaan minyak.
- Kenaikan biaya produksi untuk kilang minyak AS dan tarif pada impor energi dari Kanada dapat mengganggu pasokan energi domestik, mendorong harga bensin naik.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga minyak melemah.
Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini
Terdapat laporan data fundamental dari AS hari ini yaitu:Â
- JOLTS Job Openings adalah indikator yang mengukur jumlah lowongan pekerjaan yang tersedia tetapi belum terisi di semua sektor non-pertanian di AS. Data ini memberikan wawasan tentang permintaan tenaga kerja, yang bisa mencerminkan kekuatan pasar tenaga kerja dan kondisi ekonomi secara keseluruhan.
Dari agenda tersebut dapat mendorong perubahan harga signifikan dan sentimen terhadap harga USD.
Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.
Data JOLTs Job Openings rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.
Perkiraan :
Data JOLTs Job Openings rilis lebih rendah dari data sebelumnya.