Data tenaga kerja yang kuat dan ekspektasi pemangkasan suku bunga Desember mendukung sentimen positif, terutama bagi S&P 500 dan Nasdaq yang mencetak rekor penutupan.
Meskipun data tenaga kerja menguat, aksi ambil untung dan ekspektasi pelonggaran kebijakan Fed menekan DXY. Namun, jika pidato Powell mengindikasikan sikap yang lebih hawkish, dolar berpotensi pulih.
Pada perdagangan Selasa, Indeks Dolar AS (DXY) melemah meskipun data Pembukaan Pekerjaan & Perputaran Tenaga Kerja (JOLT) untuk Oktober menunjukkan kenaikan. Angka lowongan pekerjaan naik menjadi 7,7 juta, mengalahkan ekspektasi ekonom sebesar 7,5 juta. Pelemahan DXY diduga disebabkan aksi ambil untung setelah reli baru-baru ini, ditambah dengan pengaruh data ekonomi Tiongkok seperti pemangkasan suku bunga deposito dan rincian paket stimulus yang diumumkan.
Data pasar tenaga kerja AS menjadi fokus utama pasar minggu ini karena akan menentukan peluang pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve pada Desember. Laporan penggajian nonpertanian (Nonfarm Payrolls) yang dijadwalkan rilis Jumat mendatang juga diprediksi menjadi katalis penting.
Pasar Saham Catat Rekor, Dow Jones Melemah
Indeks saham utama AS mengalami pergerakan campuran pada Selasa. S&P 500 naik tipis 0,04% ke rekor 6.049,50, sementara Nasdaq Composite melonjak 0,4% ke rekor 19.478,89. Namun, Dow Jones Industrial Average melemah 0,2%.
Dilansir dari investing.com lonjakan di pasar tenaga kerja menegaskan kekuatan ekonomi AS, beberapa hari sebelum rilis data pekerjaan bulanan. Pasar tenaga kerja yang solid mencerminkan kesehatan fundamental ekonomi, meskipun ekspektasi terhadap langkah kebijakan The Fed tetap hati-hati.
Fokus pada Pidato Powell dan Prospek Kebijakan The Fed
Pejabat Federal Reserve terus memantau data terbaru untuk menentukan langkah kebijakan berikutnya. Gubernur Fed Christopher Waller menyatakan pada Senin bahwa ia condong mendukung pemangkasan suku bunga pada Desember, namun data ekonomi yang mengejutkan dapat memengaruhi keputusan tersebut. Ketua The Fed Jerome Powell dijadwalkan berpidato pada Rabu, yang diharapkan memberikan petunjuk lebih lanjut terkait arah kebijakan.
Meski ekspektasi pemangkasan suku bunga Desember masih bertahan, prospek kebijakan jangka panjang tetap tidak pasti. Pelaku pasar juga mempertimbangkan dampak kebijakan inflasi di bawah pemerintahan Trump terhadap arah ekonomi ke depan.
Analisis Pengaruh Terhadap Dollar AS:
Data tenaga kerja yang kuat (JOLT) memperkuat fundamental ekonomi AS, memberikan dukungan untuk dolar sebagai simbol stabilitas ekonomi.
Jika laporan Nonfarm Payrolls dan pidato Powell memperlihatkan sikap yang kurang dovish, ini bisa memicu penguatan kembali DXY.
Secara keseluruhan berpengaruh harga Dollar AS menguat.
Analisis Pengaruh Terhadap Indeks Saham AS:
- Data tenaga kerja AS (JOLT) yang lebih kuat dari ekspektasi menunjukkan ekonomi yang masih solid, mendukung kinerja perusahaan dan mempertahankan sentimen positif untuk pasar saham.
- Rekor penutupan S&P 500 dan Nasdaq menunjukkan keyakinan investor terhadap pertumbuhan perusahaan teknologi dan sektor-sektor unggulan.
- Ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve pada Desember dapat menjadi katalis tambahan, meningkatkan daya tarik saham sebagai alternatif investasi.
Secara keseluruhan berpengaruh harga indeks saham AS menguat.
Harga Emas Naik Ditopang Pelemahan Dolar AS, Fokus Pasar pada Data Tenaga Kerja.
Pelemahan Dolar AS dan ketidakpastian menjelang data tenaga kerja mendukung kenaikan harga emas.
Data tenaga kerja AS yang solid dan kenaikan imbal hasil Treasury dapat menekan pergerakan XAU/USD.
Harga emas mencatat kenaikan selama sesi perdagangan Amerika Utara pada Selasa, dengan XAU/USD naik 0,28% ke level $2.644, meskipun imbal hasil Treasury AS mengalami penguatan. Pelemahan Dolar AS secara luas menjadi faktor utama yang mendukung kenaikan logam mulia ini.
Kenaikan harga emas terjadi di tengah data tenaga kerja AS yang positif. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan peningkatan signifikan dalam jumlah lowongan pekerjaan untuk Oktober, menandakan pasar tenaga kerja yang tetap solid. Namun, para pedagang emas tampaknya mengabaikan laporan tersebut, dengan fokus beralih ke data tenaga kerja lebih lanjut yang akan dirilis minggu ini, termasuk Klaim Pengangguran Awal pada Kamis dan laporan Penggajian Nonpertanian (Nonfarm Payrolls) pada Jumat. Hasil yang positif dari data ini dapat memengaruhi keputusan Federal Reserve (Fed) terkait kemungkinan pemangkasan suku bunga pada pertemuan Desember.
Pejabat Fed Komentari Kondisi Ekonomi
Dilansir dari fxstreet.com Presiden Fed San Francisco Mary Daly menyatakan bahwa ekonomi AS dalam kondisi baik, dengan inflasi mendekati target 2% dan pasar tenaga kerja yang solid. Ia menekankan pentingnya “mengkalibrasi ulang kebijakan,” namun belum memastikan apakah langkah tersebut akan diambil pada Desember atau di waktu mendatang.
Sementara itu, Gubernur Fed Adriana Kugler menyebutkan bahwa pasar tenaga kerja tetap kuat dan ekonomi berada di posisi yang baik setelah kemajuan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Meski demikian, ia tidak memberikan indikasi spesifik terkait pandangannya untuk pertemuan kebijakan berikutnya.
Agenda Ekonomi Pekan Ini
Pasar kini menantikan serangkaian data penting dari AS, termasuk laporan Lowongan Kerja JOLT untuk Oktober, survei PMI Jasa S&P dan ISM, serta berbagai pidato pejabat Fed, termasuk Ketua Jerome Powell. Data dan pernyataan ini diharapkan memberikan gambaran lebih jelas tentang arah kebijakan moneter Fed, yang dapat berdampak pada pergerakan harga emas.
Analisis Pengaruh Terhadap Harga Emas:
Pelemahan Dolar AS: Penurunan nilai Dolar AS memberikan dukungan bagi harga emas karena emas menjadi lebih murah bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.
Ketidakpastian Data Tenaga Kerja: Meskipun data tenaga kerja JOLT kuat, fokus pasar kini beralih ke laporan Nonfarm Payrolls dan Klaim Pengangguran Awal. Ketidakpastian ini dapat meningkatkan daya tarik emas sebagai aset safe-haven.
Komentar Fed yang Hati-Hati: Pejabat Fed, seperti Mary Daly dan Adriana Kugler, menunjukkan pendekatan berhati-hati terhadap pemangkasan suku bunga, menciptakan ruang untuk fluktuasi pasar yang mendukung emas.
Secara keseluruhan berpengaruh harga emas menguat.
- Ketegangan geopolitik dan ekspektasi perpanjangan pemotongan produksi OPEC+ mendukung harga minyak.
- Prospek permintaan global yang lemah dan kekhawatiran surplus pasar membatasi potensi kenaikan harga.
Harga minyak mentah mencatat lonjakan signifikan pada Selasa, West Texas Intermediate (WTI) melonjak 2,7% ke $69,94 per barel. Ketegangan di Timur Tengah, khususnya ancaman Israel untuk menyerang Lebanon jika gencatan senjata dengan Hizbullah gagal, menjadi pendorong utama kenaikan ini. Investor juga bersiap menghadapi kemungkinan perpanjangan pemotongan produksi oleh OPEC+ dalam pertemuan yang dijadwalkan Kamis ini.
Analis mencatat risiko meningkatnya ketegangan geopolitik membuat para pedagang lebih waspada terhadap situasi di kawasan tersebut. Meski konflik Lebanon belum memengaruhi pasokan minyak secara langsung, kekhawatiran terhadap hubungan Israel dan Iran tetap menjadi perhatian utama pasar. Selain itu, perpanjangan pemotongan produksi oleh OPEC+, yang diperkirakan berlangsung hingga kuartal pertama 2024, diyakini dapat membantu menyeimbangkan pasar di tengah prospek surplus yang menekan harga minyak dalam beberapa bulan terakhir.
Sementara itu, prospek permintaan minyak global tetap lemah, dengan impor minyak mentah Tiongkok diperkirakan mencapai puncaknya pada tahun depan. Penurunan permintaan bahan bakar transportasi menjadi salah satu faktor utama yang membebani permintaan secara keseluruhan. Namun, analis seperti dari Goldman Sachs menyatakan bahwa perpanjangan pemotongan produksi akan memberikan stabilitas pasar, khususnya dengan meningkatnya kepatuhan dari negara-negara seperti Rusia dan Irak terhadap kebijakan OPEC+.
Analisis Pengaruh Terhadap Harga Minyak:
- Ketegangan Geopolitik: Ancaman Israel untuk menyerang Lebanon jika gencatan senjata dengan Hizbullah gagal meningkatkan risiko geopolitik, yang biasanya mendukung harga minyak.
- Ekspektasi Perpanjangan Pemotongan Produksi OPEC+: OPEC+ diperkirakan akan memperpanjang pemangkasan produksi hingga kuartal pertama 2024, yang dapat memperketat pasokan dan mendukung harga.
- Kepatuhan Lebih Baik terhadap Pemangkasan Produksi: Negara-negara seperti Rusia dan Irak menunjukkan peningkatan kepatuhan terhadap kebijakan OPEC+, memperkuat dampak pengurangan pasokan.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga minyak menguat.
Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini
Terdapat laporan data fundamental dari AS hari ini yaitu:
ADP Nonfarm Employment Change adalah data yang mengukur perubahan jumlah pekerja di sektor swasta non-pertanian
S&P Global Services PMI (Purchasing Managers’ Index) adalah data yang mengukur aktivitas bisnis di sektor jasa.
ISM Non-Manufacturing PMI adalah Indeks yang mengukur aktivitas di sektor non-manufaktur, termasuk jasa.
ISM Non-Manufacturing Prices adalah data yang mengukur perubahan harga yang dibayarkan oleh perusahaan di sektor non-manufaktur.
Crude Oil Inventories adalah data yang mengukur perubahan jumlah barel minyak mentah yang disimpan oleh perusahaan-perusahaan di AS.
Dari agenda tersebut dapat mendorong perubahan harga signifikan dan sentimen terhadap harga USD dan OIL.
Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.
Data ADP Nonfarm Employment Change (Nov) rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.
Data S&P Global Services PMI (Nov) rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.
Data ISM Non-Manufacturing PMI (Nov) rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.
Data ISM Non-Manufacturing Prices (Nov) rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.
Data Crude Oil Inventories rilis lebih tinggi dari forcast negatif/pesimis untuk OIL. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast positif/optimis untuk OIL.
Perkiraan :
Data ADP Nonfarm Employment Change (Nov) rilis lebih rendah dari data sebelumnya.
Data S&P Global Services PMI (Nov) rilis lebih tinggi dari data sebelumnya.
Data ISM Non-Manufacturing PMI (Nov) rilis lebih rendah dari data sebelumnya.
Data ISM Non-Manufacturing Prices (Nov) rilis lebih rendah dari data sebelumnya.