Dolar AS Melemah, Fed Perketat Syarat Pemangkasan Suku Bunga.

- DXY turun di bawah 108,00 setelah Powell meredam spekulasi perubahan kebijakan moneter.
- Morgan Stanley masih memperkirakan pemangkasan suku bunga pada Maret dan Juni, meskipun standar pemotongan tampaknya lebih tinggi dari perkiraan.
Indeks Dolar AS (DXY) turun di bawah 108,00 setelah pasar bereaksi terhadap keputusan terbaru Federal Reserve (Fed) dan data Produk Domestik Bruto (PDB) AS yang lebih lemah dari perkiraan. The Fed mempertahankan suku bunga di kisaran 4,25%-4,50% dan menghapus pernyataan sebelumnya yang menyebut inflasi bergerak menuju target 2%. Langkah ini awalnya memicu spekulasi agresif, tetapi Ketua Fed Jerome Powell kemudian menyebut perubahan tersebut hanya sebagai “pembersihan bahasa,” yang meredam reaksi pasar dan melemahkan Dolar AS. Dilansir dari investing.com, Morgan Stanley mencatat bahwa standar pemotongan suku bunga pada Maret tampaknya lebih tinggi dari perkiraan, meskipun mereka tetap mempertahankan proyeksi pemotongan pada Maret dan Juni tahun ini.
Pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal IV melambat menjadi 2,3%, lebih rendah dari perkiraan 2,6% dan turun dari 3,1% di kuartal sebelumnya. Meskipun pertumbuhan melambat, inflasi tetap bertahan, dengan Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) naik menjadi 2,3% dari 1,5% di kuartal sebelumnya. PCE inti, ukuran inflasi yang disukai Fed, tetap di 2,2%, meleset dari ekspektasi 2,5%, yang memicu reaksi beragam di pasar terkait prospek kebijakan moneter. Powell menekankan bahwa The Fed “tidak terburu-buru” untuk melakukan pemotongan suku bunga dan ingin melihat lebih banyak bukti disinflasi yang berkelanjutan sebelum melonggarkan kebijakan moneter.
Di sisi pasar tenaga kerja, Klaim Pengangguran Awal turun menjadi 207.000, lebih baik dari perkiraan 220.000, sementara Klaim Pengangguran Berkelanjutan turun menjadi 1,858 juta dari 1,900 juta. Data ini mengindikasikan bahwa pasar tenaga kerja tetap kuat, meskipun ada perlambatan pertumbuhan ekonomi. Morgan Stanley tetap mempertahankan pandangannya bahwa pasar mungkin meremehkan kemungkinan pemangkasan suku bunga pada Maret, meskipun ekspektasi pasar saat ini hanya sekitar 18%. Mereka juga memperkirakan Dolar AS akan terus melemah terhadap mata uang utama seperti EUR/USD, USD/JPY, dan GBP/USD, dengan DXY diperkirakan memiliki ruang lebih lanjut untuk turun dari level 108.
Analisis Pengaruh Terhadap Dollar AS:
- Penurunan DXY: Indeks Dolar AS turun di bawah 108,00 setelah Powell meredam spekulasi perubahan kebijakan moneter.
- Ketidakpastian Pemangkasan Suku Bunga: The Fed mengisyaratkan bahwa pemangkasan suku bunga pada Maret memerlukan lebih banyak bukti disinflasi, meningkatkan ketidakpastian.
- Data Ekonomi AS Beragam: PDB AS melambat ke 2,3% (di bawah ekspektasi), tetapi inflasi PCE meningkat, menciptakan kebingungan pasar terkait arah kebijakan Fed.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga Dollar AS melemah.
Harga Emas Tertekan setelah Keputusan Fed.

- Emas melonjak ke level tertinggi sepanjang masa ($2.798) akibat data ekonomi AS yang memperlihatkan pelambatan ekonomi.
- Spekulasi tentang penurunan suku bunga oleh Fed meskipun mempertahankan kebijakan moneter pada pertemuan terakhir.
Harga emas mencatatkan level tertinggi sepanjang masa (ATH) baru pada $2.798 per ons pada hari Kamis, didorong oleh data ekonomi AS yang menunjukkan tanda-tanda pelambatan ekonomi. Meskipun Federal Reserve (Fed) mempertahankan suku bunga pada pertemuan hari Rabu, data Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal keempat 2024 yang lebih rendah dari ekspektasi memicu spekulasi bahwa Fed mungkin akan menurunkan suku bunga dalam waktu dekat. Pada saat penulisan, harga emas (XAU/USD) diperdagangkan di level $2.794, naik 1,31%.
Kenaikan harga emas terjadi setelah harga sempat stagnan di $2.770 selama tiga hari terakhir. Imbal hasil obligasi pemerintah AS turun karena pasar kecewa dengan angka pertumbuhan PDB yang lebih rendah dari perkiraan, meskipun pasar tenaga kerja tetap menunjukkan ketahanan dengan klaim pengangguran yang turun. Meskipun Powell menyatakan bahwa kebijakan moneter Fed sudah tepat dan tidak ada urgensi untuk pemangkasan suku bunga, sentimen pasar terpicu oleh kekhawatiran mengenai prospek ekonomi yang lebih lemah.
Harga emas terus menguat meskipun keputusan Fed untuk mempertahankan suku bunga. Pasar kini mengantisipasi bahwa melambatnya pertumbuhan ekonomi dapat memaksa Fed untuk mempertimbangkan pelonggaran kebijakan lebih lanjut dalam waktu dekat.
Analisis Pengaruh Terhadap Harga Emas:
- Data Ekonomi AS Lemah: Pertumbuhan PDB AS lebih rendah dari ekspektasi, yang memperkuat spekulasi bahwa Fed mungkin akan menurunkan suku bunga di masa depan, mendorong investor untuk mencari aset aman seperti emas.
- Dolar AS Lemah: Kecewa dengan data ekonomi AS, imbal hasil obligasi AS turun, yang umumnya memberikan dukungan bagi harga emas.
- Tahanan Pada Level Tinggi: Emas berhasil mencapai level tertinggi sepanjang masa (ATH) di $2.798, mengindikasikan minat beli yang kuat di pasar, meskipun Fed tidak menunjukkan niat segera untuk memangkas suku bunga.
Secara keseluruhan berpengaruh harga emas menguat.
Harga Minyak Naik Tipis di Tengah Ancaman Tarif AS dan Ketidakpastian Pasokan.

- Trump mengancam tarif 25% atas impor minyak Kanada dan Meksiko, meningkatkan ketidakpastian pasar.
- Stok minyak AS naik, ekspor Rusia tertekan sanksi, dan OPEC+ akan membahas strategi terhadap kebijakan energi AS.
Harga minyak naik tipis pada hari Kamis karena pasar mencermati ancaman tarif AS terhadap impor minyak mentah dari Kanada dan Meksiko, yang dapat berlaku akhir pekan ini. Brent naik 0,4% menjadi $76,87 per barel, sementara minyak mentah AS naik 0,2% menjadi $72,73 per barel. Presiden AS Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif 25% jika kedua negara tidak menghentikan pengiriman fentanil ke AS, meskipun analis menilai dampaknya sudah diperhitungkan dalam harga saat ini.
Selain faktor geopolitik, badai musim dingin di AS menyebabkan permintaan energi menurun, dengan stok minyak mentah AS naik 3,5 juta barel, melampaui perkiraan 3,2 juta barel. Di sisi lain, sanksi AS terhadap Rusia menekan ekspor minyak mentah dari pelabuhan barat Rusia, yang diperkirakan turun 8% pada Februari. Investor kini menantikan pertemuan OPEC+ pada 3 Februari, di mana kelompok produsen akan membahas respons terhadap upaya AS meningkatkan produksi minyak domestik.
Trump telah meminta OPEC dan Arab Saudi untuk menurunkan harga minyak, dengan alasan hal ini dapat membantu mengakhiri konflik di Ukraina. Namun, analis menilai perang harga antara AS dan OPEC+ tidak mungkin terjadi karena dapat merugikan kedua belah pihak. Analis BMI, divisi Fitch Group, menyebut bahwa jika perang harga terjadi, OPEC+ harus memaksimalkan produksi untuk menekan harga dan melemahkan industri minyak serpih AS.
Analisis Pengaruh Terhadap Harga Minyak:
- Ancaman Tarif AS: Ancaman tarif 25% terhadap impor minyak Kanada dan Meksiko meningkatkan ketidakpastian pasokan, yang bisa mendukung kenaikan harga.
- Kenaikan Stok Minyak AS: Stok minyak mentah AS naik 3,5 juta barel, melebihi ekspektasi, yang dapat menekan harga dalam jangka pendek.
- Sanksi terhadap Rusia: Sanksi AS menekan ekspor minyak Rusia, dengan penurunan ekspor dari pelabuhan barat Rusia diperkirakan 8% pada Februari, berpotensi mengurangi pasokan global dan mendukung harga.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga minyak melemah.
Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini
Terdapat laporan data fundamental dari kawasan Eropa dan AS hari ini yaitu:Â
EUR
- CPI (Consumer Price Index) adalah indeks harga konsumen yang mengukur perubahan harga barang dan jasa yang dibeli oleh rumah tangga.
USD
- PCE (Personal Consumption Expenditures) Price Index adalah ukuran inflasi yang lebih disukai oleh Federal Reserve karena mencerminkan pola konsumsi konsumen secara lebih luas.
- Chicago PMI (Purchasing Managers’ Index) adalah indeks aktivitas bisnis di sektor manufaktur dan jasa. Chicago PMI mengukur kondisi bisnis di wilayah Chicago dan sering digunakan sebagai indikator ekonomi AS secara keseluruhan.
Dari agenda tersebut dapat mendorong perubahan harga signifikan dan sentimen terhadap harga EUR dan USD.
Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.
EUR
Data German CPI (MoM) (Jan)Â rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk EUR. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk EUR.
USD
Data Core PCE Price Index (MoM) (Dec)Â rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.
Data Chicago PMI (Jan)Â rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.
Perkiraan :
EUR
Data German CPI (MoM) (Jan) rilis lebih rendah dari data sebelumnya.
USD
Data Core PCE Price Index (MoM) (Dec)Â rilis lebih tinggi dari data sebelumnya.
Data Core PCE Price Index (YoY) (Dec)Â rilis sesuai dengan data sebelumnya.
Data Chicago PMI (Jan)Â rilis lebih tinggi dari data sebelumnya.