Dolar AS Menguat di Tengah Ketidakpastian, Pasar Menantikan Keputusan Fed.

- Indeks DXY yang mewakili dolar AS menguat.
- Investor menunjukkan kesiapan menghadapi pengumuman suku bunga terbaru dari Federal Reserve.
Indeks DXY yang mewakili dolar AS menguat pada hari Senin meskipun ketidakpastian masih membayangi pasar. Para investor waspada terhadap kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (Fed) pada bulan September, namun optimisme mengenai kekuatan ekonomi AS berhasil meredakan kecemasan. Keputusan penting dari Fed pada hari Rabu dan data pasar tenaga kerja akan menjadi panduan utama bagi pasar minggu ini.
Sinyal disinflasi semakin terlihat dalam ekonomi AS saat ini, memperkuat keyakinan pasar terhadap potensi penurunan suku bunga pada bulan September. Namun, beberapa indikator ekonomi menunjukkan kekuatan, seperti data Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal kedua dan PMI Global S&P bulan Juli yang mengejutkan. Hal ini mungkin membuat Fed tidak terburu-buru menurunkan suku bunga.
Sementara itu, Dow Jones Industrial Average (DJIA) berfluktuasi di sekitar angka 40.600,00 pada hari Senin saat investor menunggu pengumuman suku bunga terbaru dari Fed. Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pada hari Rabu, namun pasar akan mencermati setiap perubahan dalam panduan ke depan menjelang pengumuman suku bunga utama pada bulan September.
Keputusan Fed pada hari Rabu akan diawasi dengan ketat karena investor mencari tanda-tanda pemangkasan suku bunga yang dinantikan saat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) bersidang lagi pada bulan September. Pasar mengantisipasi setidaknya pemangkasan suku bunga sebesar seperempat poin pada tanggal 18 September, dengan probabilitas pemangkasan 25 basis poin sebesar 90% dan harapan 10% untuk pemangkasan ganda menurut FedWatch Tool dari CME.
Arah fundamental cenderung menguatkan dolar AS.
Arah fundamental cenderung menguatkan indeks saham AS.
Harga Emas Tertekan Akibat Penguatan Dolar AS Menjelang Keputusan FOMC.

- Dolar AS menguat.
- Antisipasi terhadap keputusan kebijakan moneter FOMC.
Pada hari Senin, harga emas mengalami penurunan akibat penguatan dolar AS sekitar 0,20% saat investor bersiap menyambut keputusan kebijakan moneter dari Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC). Pertemuan FOMC dimulai pada 30 Juli dan berakhir keesokan harinya, diikuti oleh rilis pernyataan serta konferensi pers Ketua Federal Reserve Jerome Powell. Pasangan XAU/USD diperdagangkan pada $2.377 setelah sebelumnya mencapai puncak harian di $2.403.
Sentimen pasar di Wall Street menunjukkan sedikit optimisme, namun penguatan dolar AS terus menekan harga emas. Laporan menunjukkan bahwa permintaan konsumen emas di Asia terhambat oleh harga eceran yang tinggi dan perlambatan ekonomi di China. Selain itu, risiko geopolitik membantu membatasi penurunan harga emas setelah serangan roket Hizbullah terhadap Israel yang berpotensi meningkatkan konflik di Timur Tengah.
Para pedagang juga mengamati dengan cermat rilis data ekonomi penting dari AS, termasuk laporan Lowongan Kerja JOLTS, data Perubahan Ketenagakerjaan ADP, dan keputusan FOMC.
Federal Reserve diperkirakan akan mempertahankan suku bunga, namun pelaku pasar memperkirakan bank sentral AS akan menyiapkan dasar untuk dimulainya siklus pelonggaran. Data dari CME FedWatch Tool menunjukkan bahwa para pedagang memperkirakan peluang 100% untuk penurunan suku bunga seperempat persen pada pertemuan bulan September.
Dikutip dari fxstreet.com analis pasar Forex.com, Fawad Razaqzada, menyatakan, “Jika Fed mengonfirmasi sikap dovish, prediksi dapat meningkat hingga berpotensi tiga kali pemangkasan suku bunga sebelum akhir tahun.”
Selain data tersebut, agenda minggu ini akan ditutup dengan rilis PMI Manufaktur dari Institute for Supply Management (ISM) dan laporan Nonfarm Payrolls, keduanya untuk bulan Juli.
Arah fundamental cenderung melemahkan harga emas.
Harga Minyak Turun Hampir 2% di Tengah Ketegangan Timur Tengah.

- Penguatan dolar AS menekan harga minyak.
- Permintaan minyak yang melemah dari China.
Harga minyak anjlok hampir 2% pada hari Senin setelah pejabat Israel menyatakan keinginan untuk menghindari konflik besar di Timur Tengah pasca serangan roket di Dataran Tinggi Golan. Minyak mentah Brent ditutup pada $79,78 per barel, turun 1,7%, sementara minyak mentah AS berakhir pada $75,81 per barel, turun 1,8%.
Israel berencana menyerang Hizbullah di Lebanon tanpa memicu konflik yang lebih luas. Meskipun ketegangan ini memicu kekhawatiran investor tentang produksi minyak di wilayah tersebut, sejauh ini produksi belum terpengaruh. Pasar menyadari bahwa ketegangan ini tidak mungkin menyebabkan konflik yang meluas, membatasi reaksi harga.
Permintaan minyak yang melemah dari China dan harapan kesepakatan gencatan senjata di Gaza turut menekan harga minyak. Data menunjukkan impor bahan bakar minyak China turun 11% pada paruh pertama 2024, menambah kekhawatiran terhadap prospek permintaan.
Selain itu, berita tentang masalah teknis di kilang Dangote di Nigeria dan penjualan kembali kargo minyak mentah juga mempengaruhi harga. Pasar juga memantau situasi di Venezuela setelah Presiden Nicolas Maduro memenangkan masa jabatan ketiga, dengan AS siap menyesuaikan kebijakan sanksi tergantung pada hasil pemilu.
Arah fundamental cenderung melemahkan harga minyak.
Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini
Terdapat perilisan data fundamental dari EUR dan USD hari ini yaitu :
German GDP mengacu pada Produk Domestik Bruto (PDB) Jerman. PDB sering digunakan sebagai indikator utama untuk menilai kesehatan ekonomi suatu negara. Analisis PDB membantu dalam memahami tren pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Data German CPI merujuk pada informasi tentang perubahan Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index atau CPI). CPI adalah ukuran yang mengestimasi perubahan rata-rata harga barang dan jasa yang dibeli oleh rumah tangga untuk konsumsi.
Data CB Consumer Confidence mengacu pada survei kepercayaan konsumen yang dilakukan oleh Conference Board, sebuah organisasi riset swasta. Indeks ini mengukur tingkat optimisme konsumen mengenai keadaan ekonomi di masa depan berdasarkan survei bulanan.
Data JOLTs Job Openings mengacu pada laporan bulanan yang diterbitkan oleh Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika Serikat (Bureau of Labor Statistics, BLS) yang mengukur jumlah lowongan pekerjaan di berbagai sektor ekonomi di Amerika Serikat.
Dari agenda tersebut dapat memberikan dorongan harga untuk mata uang EUR dan USD hari ini.
Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.
Data German GDP (QoQ) (Q2) rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk EUR. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk EUR.
Data German CPI (MoM) (Jul)) rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk EUR. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk EUR.
Data CB Consumer Confidence (Jul) rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.
Data JOLTs Job Openings (Jun) rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.
Perkiraan :
EUR
Data German GDP (QoQ) (Q2) di rilis lebih rendah dari data sebelumnya.
Data German CPI (MoM) (Jul) di rilis lebih x dari data sebelumnya.
USD
Data CB Consumer Confidence (Jul) di rilis lebih rendah dari data sebelumnya.
JOLTs Job Openings (Jun) di rilis lebih rendah dari data sebelumnya.