Dolar AS Stabil, Saham Teknologi Memimpin Penurunan Wall Street di Tengah Lonjakan Imbal Hasil Treasury

Analisa Fundamental Magnetfx 24 Juli
  • Dollar AS bertahan di level tinggi meskipun pasar sepi pasca-libur dan ada aksi ambil untung.

  • Tekanan Saham Teknologi: Lonjakan imbal hasil obligasi dan ekspektasi kebijakan Fed yang lebih agresif menekan sektor teknologi, memicu aksi jual di Wall Street.

Indeks Dolar AS diperdagangkan dalam kisaran ketat pada Jumat, bertahan di sekitar level 108,00 di tengah kondisi perdagangan akhir tahun yang lemah. Data perlambatan industri dari Jepang dan Tiongkok tidak menggoyahkan daya tarik Greenback, meski aksi ambil untung setelah kenaikan minggu lalu mulai terlihat. Dengan pasar masih sepi pasca-libur Natal, fokus tetap pada ekspektasi kebijakan Federal Reserve (Fed) yang lebih moderat untuk tahun depan, memengaruhi sentimen terhadap dolar AS.

Di pasar ekuitas, Dow Jones Industrial Average (DJIA) merosot sekitar 325 poin atau 0,8% pada hari Jumat, sementara S&P 500 dan NASDAQ Composite masing-masing turun 1% dan 1,5%. Saham teknologi memimpin aksi jual karena lonjakan imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun mencapai 4,64%, tertinggi sejak Mei, menambah kekhawatiran terkait biaya pinjaman yang meningkat. Saham Apple, Tesla, dan NVIDIA mencatat penurunan tajam, dengan sektor teknologi terkena tekanan akibat ekspektasi kebijakan Fed yang lebih agresif untuk tahun 2025.

Sektor teknologi juga terpukul oleh ketidakpastian mengenai prospek inflasi dan defisit anggaran federal. Menurut catatan DA Davidson, imbal hasil yang lebih tinggi mencerminkan prospek pertumbuhan yang lebih kuat namun juga memperlihatkan kekhawatiran tentang meningkatnya biaya pinjaman. Volume perdagangan yang tipis dan aksi ambil untung menjelang pergantian tahun semakin membatasi reli pasar, dengan jadwal rilis data ekonomi yang sedikit memperkuat sentimen lesu di Wall Street.

Analisis Pengaruh Terhadap Dollar AS:

  • Stabilitas dolar di level tinggi mencerminkan daya tarik sebagai aset safe haven, terutama di tengah perlambatan ekonomi global. Hal ini dapat menekan mata uang lain, khususnya di negara-negara berkembang.
  • Likuiditas rendah membuat dolar lebih rentan terhadap volatilitas mendadak jika ada berita penting atau data ekonomi tak terduga.
  • Proyeksi pengurangan suku bunga terbatas pada 2025 mendukung dolar dengan menjaga imbal hasil obligasi tetap kompetitif.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga Dollar AS menguat.

Analisis Pengaruh Terhadap Indeks Saham AS:

  • Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun naik ke 4,64%, tertinggi sejak Mei, menambah tekanan pada saham, terutama di sektor teknologi, karena biaya pinjaman yang lebih tinggi.

  • Ekspektasi perubahan kebijakan suku bunga Fed yang lebih agresif untuk 2025 menciptakan tekanan pada sektor saham, terutama karena pasar harus menyesuaikan dengan prospek pertumbuhan yang lebih kuat tetapi disertai biaya pinjaman yang meningkat.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga indeks saham AS melemah.

Harga Emas Melemah di Tengah Kenaikan Imbal Hasil Treasury dan Sikap Hawkish Federal Reserve.

  • Harga emas turun karena imbal hasil Treasury naik setelah kebijakan hawkish Federal Reserve, yang menekan daya tarik logam kuning.

  • Volume perdagangan tipis menjelang akhir tahun membatasi volatilitas emas, meskipun dolar AS tetap menjadi faktor penghambat.

Harga emas turun pada hari Jumat, dengan emas spot melemah 0,7% menjadi $2.614,40 per ons dan emas berjangka Februari turun 0,9% menjadi $2.630,36 per ons. Penurunan ini terjadi setelah imbal hasil Treasury naik tajam, menyusul sikap hawkish Federal Reserve yang mengindikasikan hanya dua kali pemotongan suku bunga pada 2025, bertentangan dengan ekspektasi pasar. Suku bunga yang lebih tinggi memberikan tekanan tambahan pada emas, yang tidak menawarkan imbal hasil.

Volume perdagangan emas tetap tipis menjelang akhir tahun, karena banyak pelaku pasar menutup buku mereka untuk musim liburan. Selain itu, kurangnya rilis data ekonomi atau keputusan kebijakan utama membatasi volatilitas harga. Meskipun dolar AS sedikit melemah pada hari Jumat, indeks dolar masih mendekati level tertinggi dua tahun yang dicapai minggu lalu, menambah tekanan pada logam kuning.

Minggu ini, harga emas diperkirakan naik 0,3% setelah turun lebih dari 1% pada minggu sebelumnya. Namun, kekuatan dolar AS dan kenaikan imbal hasil Treasury terus menjadi faktor penekan utama. Logam mulia lainnya juga mengalami penurunan pada Jumat, menunjukkan dampak luas dari kenaikan imbal hasil terhadap pasar komoditas.

Analisis Pengaruh Terhadap Harga Emas:

  • Lonjakan imbal hasil obligasi AS menurunkan daya tarik emas sebagai aset non-yield, memberikan tekanan tambahan pada pergerakan harga XAU/USD.

  • Fed mengindikasikan hanya dua kali pemotongan suku bunga pada 2025, yang lebih sedikit dari ekspektasi pasar, sehingga menambah tekanan bearish pada emas.

  • Menjelang akhir tahun, aktivitas perdagangan yang rendah membatasi volatilitas emas, meskipun tetap berada di bawah tekanan dari faktor makroekonomi.

Secara keseluruhan berpengaruh harga emas melemah.

Harga Minyak Menguat Didukung Penurunan Persediaan AS dan Harapan Stimulus Ekonomi Tiongkok.

  • Harga minyak naik setelah penurunan persediaan minyak mentah AS lebih besar dari perkiraan, mengindikasikan pengetatan pasokan.

  • Harapan stimulus fiskal di Tiongkok mendukung prospek permintaan minyak, meskipun ada kekhawatiran tentang kelebihan pasokan dari negara-negara non-OPEC.

Harga minyak berakhir lebih tinggi pada hari Jumat setelah data menunjukkan persediaan minyak mentah mingguan AS turun lebih besar dari yang diperkirakan. Harga minyak Brent berjangka naik 1,2% menjadi $74,17 per barel, sementara harga minyak mentah WTI berjangka naik menjadi $70,60 per barel. Penurunan stok minyak mentah AS sebesar 4,2 juta barel lebih besar dari perkiraan penurunan hanya 700.000 barel, yang mendukung harga minyak global.

Volume perdagangan tetap tipis menjelang akhir tahun karena banyak investor dan pedagang institusional mengambil cuti musim liburan, sementara aksi ambil untung dan penyeimbangan portofolio menambah tekanan pada aktivitas perdagangan. Selain itu, laporan penurunan persediaan minyak mentah AS dan harapan stimulus fiskal tambahan di Tiongkok juga turut mendukung harga minyak.

Tiongkok berencana untuk menerbitkan obligasi perbendaharaan khusus senilai 3 triliun yuan ($411 miliar) untuk merangsang ekonominya, dengan harapan dapat meningkatkan permintaan minyak global. Namun, prospek permintaan minyak tetap bergantung pada pemulihan ekonomi Tiongkok, meskipun ada kekhawatiran tentang potensi kelebihan pasokan karena peningkatan produksi dari negara-negara non-OPEC.

Analisis Pengaruh Terhadap Harga Minyak:

  • Penurunan persediaan minyak mentah AS yang lebih besar dari perkiraan memberikan sinyal pengetatan pasokan, mendukung harga minyak.

  • Stimulus fiskal besar yang direncanakan oleh Tiongkok meningkatkan prospek permintaan minyak global, yang dapat mendukung harga minyak dalam jangka menengah.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga minyak menguat.

Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini

ECONOMIC CALENDAR
Real Time Economic Calendar provided by Investing.com.

Terdapat laporan data fundamental dari AS hari ini yaitu: 

Chicago PMI (Purchasing Managers’ Index) untuk Desember adalah indikator ekonomi yang mengukur kondisi sektor manufaktur di kawasan Chicago, Amerika Serikat, pada bulan Desember. PMI ini diperoleh dari survei yang dilakukan terhadap manajer pembelian di perusahaan-perusahaan manufaktur di wilayah tersebut, yang mencakup area Chicago dan sekitarnya.

Dari agenda tersebut dapat mendorong perubahan harga signifikan dan sentimen terhadap harga USD.

Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.

Data Chicago PMI (Dec) rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.

Perkiraan :

Data Chicago PMI (Dec) rilis lebih tinggi dari data sebelumnya.

Share on: