Dolar AS Kokoh di Tengah Data Inflasi Stabil dan Ketegangan Geopolitik.

  • Data inflasi PCE yang stabil mendukung pandangan Federal Reserve untuk menahan suku bunga lebih lama, memperkuat Dolar AS.
  • Kebijakan tarif impor Trump meningkatkan ketidakpastian perdagangan global, mendorong permintaan aset safe haven seperti Dolar AS.

Indeks Dolar AS (DXY) bertahan di atas level 107,00 pada Jumat setelah data inflasi Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) bulan Januari sesuai ekspektasi, memberikan sinyal tekanan harga mulai melandai. PCE inti tercatat 2,6% secara tahunan, turun dari 2,9% pada Desember, sementara belanja konsumen turun 0,2%, menunjukkan perlambatan aktivitas ekonomi. Stabilitas inflasi ini memperkuat pandangan bahwa Federal Reserve kemungkinan akan menahan suku bunga lebih lama untuk menjaga stabilitas harga.

Kebijakan proteksionisme Presiden Donald Trump menambah dorongan bagi Dolar AS. Trump menegaskan tarif impor pada Kanada, Meksiko, dan China akan mulai berlaku pada 4 Maret, dengan tarif tambahan sebesar 10% bagi China. Langkah ini meningkatkan daya tarik Dolar AS sebagai aset safe haven di tengah ketidakpastian perdagangan global.

Namun, ketegangan geopolitik muncul setelah pertemuan panas antara Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy terkait kesepakatan mineral tanah jarang. Trump menuduh Zelenskyy tidak menghormati dukungan AS dalam perang melawan Rusia, menambah risiko geopolitik yang berpotensi mempengaruhi sentimen pasar global.

Analisis Pengaruh Terhadap Dollar AS:

  • Data Inflasi PCE Sesuai Ekspektasi: Inflasi PCE inti yang sesuai prediksi memperkuat pandangan bahwa tekanan inflasi mulai melandai, mendukung kebijakan The Fed untuk menahan suku bunga lebih lama.
  • Kebijakan Tarif Trump: Pemberlakuan tarif impor pada Kanada, Meksiko, dan China meningkatkan permintaan aset safe haven seperti Dolar AS.
  • PMI Chicago Melampaui Ekspektasi: Data aktivitas bisnis yang membaik menambah optimisme ekonomi AS.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga Dollar AS menguat.

Harga Emas Tertekan di Tengah Penguatan Dolar AS dan Kebijakan Tarif Baru.

  • Dolar AS yang menguat di tengah ketidakpastian tarif AS menekan harga emas dalam jangka pendek.
  • Prospek pemangkasan suku bunga The Fed dan proyeksi harga emas yang lebih tinggi mendukung potensi bullish jangka menengah.

Harga emas turun lebih dari 1% pada hari Jumat, memperpanjang pelemahan mingguan lebih dari 3%, seiring dengan penguatan dolar AS yang mencapai level tertinggi 10 hari di 107,66. Tekanan pada emas terjadi setelah Presiden AS Donald Trump mengonfirmasi pemberlakuan tarif 25% terhadap Meksiko dan Kanada mulai 4 Maret, serta tambahan 10% tarif impor dari China. Ketidakpastian kebijakan perdagangan ini mendorong investor beralih ke dolar AS sebagai aset aman.

Meskipun inflasi AS menunjukkan tanda moderasi dengan data Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) yang sesuai ekspektasi, proyeksi pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 70 basis poin pada tahun 2025 belum mampu menopang harga emas dalam jangka pendek. Investor memperkirakan pemangkasan suku bunga pertama akan dimulai pada bulan Juni, tetapi imbal hasil obligasi Treasury AS yang masih tinggi membatasi kenaikan harga emas batangan.

Dalam jangka menengah, prospek penurunan suku bunga The Fed dan revisi proyeksi harga emas oleh Goldman Sachs menjadi $3.100 pada akhir 2025 memberikan potensi bullish. Namun, ketidakpastian geopolitik dan kebijakan tarif AS masih menjadi risiko utama yang dapat membatasi penguatan harga emas dalam waktu dekat.

Analisis Pengaruh Terhadap Harga Emas:

  • Tarif AS: Trump mengonfirmasi tarif 25% terhadap Meksiko dan Kanada, serta tambahan 10% pada impor dari China, yang meningkatkan ketidakpastian pasar dan mendukung penguatan dolar AS.
  • Data Inflasi PCE: Data PCE AS sesuai ekspektasi menunjukkan inflasi terus melambat, memperkuat harapan pemangkasan suku bunga Fed.
  • Perkiraan Goldman Sachs: Goldman Sachs merevisi proyeksi harga emas menjadi $3.100 pada akhir tahun 2025, meskipun saat ini emas masih dalam tekanan.

Secara keseluruhan berpengaruh harga emas menguat.

Harga Minyak Turun di Tengah Ketegangan Geopolitik dan Tarif AS.

  • Penurunan harga minyak dipengaruhi oleh tarif impor AS dan ketidakpastian geopolitik antara AS dan Ukraina.
  • Rencana Irak untuk melanjutkan ekspor minyak Kurdistan dan potensi penundaan kenaikan produksi OPEC+ menjadi faktor kunci dalam prospek harga minyak ke depan.

Harga minyak mentah mengalami penurunan pada hari Jumat, menandai penurunan bulanan pertama sejak November. Minyak mentah Brent ditutup pada $73,18 per barel, turun 1,16%, sedangkan West Texas Intermediate (WTI) turun 0,84% menjadi $69,76 per barel. Sentimen pasar tertekan oleh perdebatan sengit antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy terkait kesepakatan gencatan senjata, yang berpotensi memberi keuntungan bagi Rusia dalam meningkatkan ekspor minyak.

Di sisi lain, tarif impor baru AS sebesar 25% terhadap barang dari Meksiko dan Kanada, serta tambahan 10% pada barang dari China, menambah kekhawatiran akan perlambatan pertumbuhan global. Pedagang menilai kebijakan tarif tersebut dapat menekan permintaan minyak mentah akibat potensi perlambatan ekonomi. Selain itu, pengumuman Irak tentang dimulainya kembali ekspor minyak dari wilayah Kurdistan menambah tekanan terhadap harga, meskipun beberapa perusahaan internasional masih menunda aktivitas ekspor.

Sementara itu, OPEC+ tengah mempertimbangkan untuk menunda rencana kenaikan produksi pada bulan April guna menjaga keseimbangan pasar di tengah ketidakpastian permintaan. Analis memperkirakan jika keputusan penundaan disetujui, harga minyak berpotensi kembali menguat. Namun, gambaran pasar minyak masih bergantung pada perkembangan kebijakan tarif AS, ketegangan geopolitik, dan dinamika pasokan global.

Analisis Pengaruh Terhadap Harga Minyak:

  • Tarif AS: Trump mengonfirmasi tarif 25% terhadap Meksiko dan Kanada, serta tambahan 10% pada impor dari China, yang meningkatkan ketidakpastian pasar dan mendukung penguatan dolar AS.
  • Data Inflasi PCE: Data PCE AS sesuai ekspektasi menunjukkan inflasi terus melambat, memperkuat harapan pemangkasan suku bunga Fed.
  • Perkiraan Goldman Sachs: Goldman Sachs merevisi proyeksi harga emas menjadi $3.100 pada akhir tahun 2025, meskipun saat ini emas masih dalam tekanan.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga minyak melemah.

Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini

ECONOMIC CALENDAR
Real Time Economic Calendar provided by Investing.com.

Terdapat laporan data fundamental dari Kawsan Eropa dan AS hari ini yaitu: 

1. CPI (Consumer Price Index) YoY Zona Euro (Februari) adalah indikator yang mengukur perubahan harga barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

2. S&P Global Manufacturing PMI AS (Februari) adalah PMI (Purchasing Managers’ Index) adalah indikator yang mengukur aktivitas sektor manufaktur berdasarkan survei terhadap manajer pembelian di berbagai perusahaan. Angka di atas 50 menunjukkan ekspansi, sedangkan di bawah 50 menunjukkan kontraksi.

3. ISM Manufacturing PMI AS (Februari) adalah ISM Manufacturing PMI juga mengukur aktivitas sektor manufaktur, namun data ini dirilis oleh Institute for Supply Management (ISM) dan sering dianggap lebih berpengaruh dibandingkan PMI dari S&P Global.

4. ISM Manufacturing Prices AS (Februari) adalah ISM Manufacturing Prices adalah indikator yang mengukur perubahan harga bahan baku yang digunakan oleh produsen.

Dari agenda tersebut dapat mendorong perubahan harga signifikan dan sentimen terhadap harga EUR dan USD.

Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.

Data CPI rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk EUR. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk EUR.

Data S&P Global Manufacturing PMI AS rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.

Data ISM Manufacturing PMI AS  rilis lebih rendah dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih tinggi dari forcast negatif/pesimis untuk USD.

Data ISM Manufacturing Prices AS rilis lebih rendah dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih tinggi dari forcast negatif/pesimis untuk USD.

Perkiraan :

EUR

Data CPI (YoY) Zona Euro (Februari) rilis lebih rendah dari data sebelumnya.

USD

Data S&P Global Manufacturing PMI AS (Februari) rilis lebih tinggi dari data sebelumnya.

Data ISM Manufacturing PMI AS (Februari) rilis lebih rendah dari data sebelumnya.

Data ISM Manufacturing Prices (Feb) USD rilis lebih tinggi dari data sebelumnya.

Share on: