Saham AS Tertekan di Awal Tahun 2025.
Saham AS melemah akibat kekhawatiran ekonomi domestik dan global, termasuk revisi pertumbuhan PDB dan perlambatan manufaktur di Tiongkok.
Ketidakpastian kebijakan Trump dan inflasi tinggi membebani pasar di awal tahun 2025.
Saham AS ditutup melemah pada Kamis, menghapus keuntungan awal di tengah kekhawatiran terkait insiden keamanan yang terjadi di Amerika Serikat dalam beberapa hari terakhir. Dow Jones Industrial Average turun 156 poin atau 0,4%, S&P 500 melemah 0,2%, dan NASDAQ Composite kehilangan 0,2%. Penurunan ini terjadi setelah performa positif tahun lalu, di mana NASDAQ naik lebih dari 28%, S&P 500 menguat 23%, dan Dow Jones meningkat hampir 13%, didorong oleh lonjakan saham teknologi berbasis AI.
Revisi ke bawah oleh model GDPNow Atlanta Fed turut menambah tekanan pasar. Estimasi pertumbuhan PDB kuartal keempat 2024 diturunkan dari 3,1% menjadi 2,6%, mencerminkan data terbaru yang menunjukkan kontraksi investasi domestik bruto riil sebesar -0,7%. Penurunan ini juga diperburuk oleh perlambatan pertumbuhan manufaktur di Tiongkok, yang memengaruhi ekspektasi pertumbuhan ekonomi global.
Ketidakpastian kebijakan ekonomi Trump semakin memperkeruh sentimen pasar menjelang pelantikannya pada akhir Januari. Rencana tarif perdagangan yang agresif dan potensi inflasi tinggi membuat investor cenderung berhati-hati. Bank sentral AS juga mengisyaratkan laju penurunan suku bunga yang lebih lambat pada 2025, mencerminkan kekhawatiran atas inflasi dan pasar tenaga kerja yang tetap kuat.
Analisis Pengaruh Terhadap Dollar AS:
- Data klaim pengangguran yang lebih baik dari ekspektasi menunjukkan kekuatan pasar tenaga kerja AS, mendukung penguatan dolar.
- Indeks Dolar AS yang terus menguat dan mencapai level tertinggi sejak November 2022 mengindikasikan sentimen bullish terhadap dolar.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga Dollar AS menguat.
Analisis Pengaruh Terhadap Indeks Saham AS:
- Penurunan indeks Dow Jones, S&P 500, dan NASDAQ mencerminkan kekhawatiran investor terhadap kondisi ekonomi, terutama setelah revisi ke bawah pertumbuhan PDB oleh Atlanta Fed.
- Data manufaktur Tiongkok yang melambat menambah tekanan karena pasar khawatir terhadap dampaknya pada perdagangan global.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga indeks saham AS melemah.
Harga Emas Menguat Dekat $2.650 di Tengah Ketidakpastian Ekonomi.
Harga emas naik didukung oleh ketidakpastian ekonomi dan ekspektasi inflasi di bawah kebijakan Trump.
Penguatan dolar AS membatasi kenaikan emas, meskipun imbal hasil obligasi yang lebih rendah mendukung logam mulia.
Harga emas (XAU/USD) terus naik mendekati $2.650 pada sesi pembukaan Amerika Utara hari Kamis, didukung oleh meningkatnya permintaan sebagai aset safe haven. Investor mengantisipasi potensi dampak kebijakan Presiden terpilih Donald Trump, termasuk tarif impor yang lebih tinggi dan pemotongan pajak. Kebijakan tersebut diharapkan memicu tekanan inflasi di AS, menjadikan emas pilihan utama untuk lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi.
Imbal hasil obligasi AS 10 tahun turun ke 4,54% di awal tahun, membuat emas lebih menarik karena biaya peluangnya lebih rendah dibandingkan aset berbunga. Sementara itu, dolar AS tetap kuat, mencapai level tertinggi dua tahun di 108,90 pada Indeks Dolar AS (DXY). Penguatan dolar ini didorong oleh ekspektasi inflasi tinggi di bawah pemerintahan Trump, yang berpotensi memaksa Federal Reserve untuk bersikap moderat dalam pelonggaran kebijakan.
Di sisi lain, klaim pengangguran AS turun menjadi 211 ribu untuk minggu yang berakhir pada 27 Desember, lebih baik dari ekspektasi dan data sebelumnya. Meskipun penguatan dolar membatasi kenaikan emas, permintaan safe haven tetap menjadi faktor dominan di tengah ketidakpastian kebijakan dan prospek inflasi yang meningkat.
Analisis Pengaruh Terhadap Harga Emas:
- Ketidakpastian ekonomi terkait kebijakan Presiden terpilih Donald Trump, seperti tarif impor yang lebih tinggi dan tekanan inflasi akibat pemotongan pajak, meningkatkan daya tarik emas sebagai aset safe haven.
- Penurunan imbal hasil obligasi AS (di 4,54%) mengurangi biaya peluang untuk memegang emas, mendukung penguatan harga.
Secara keseluruhan berpengaruh harga emas menguat.
Optimisme Stimulus China dan Kebijakan Trump Dorong Prospek Energi di Awal 2025.
Janji Xi Jinping untuk mempercepat pertumbuhan mendorong harga minyak, meskipun aktivitas manufaktur melemah.
Percepatan perizinan energi dan pencabutan regulasi diperkirakan meningkatkan aktivitas energi AS.
Harga minyak menguat pada awal tahun 2025 karena optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi China setelah janji Presiden Xi Jinping untuk mempercepat stimulus. Harga minyak mentah Brent naik 1,7% menjadi $75,93 per barel, sementara WTI AS naik 2% menjadi $73,13 per barel. Aktivitas manufaktur China yang lebih lemah dari perkiraan meningkatkan ekspektasi stimulus tambahan, meskipun stok bensin dan sulingan AS melonjak tajam.
Di sisi lain, para eksekutif energi AS optimis terhadap percepatan perizinan energi di bawah Presiden terpilih Donald Trump, yang dijadwalkan menjabat pada 20 Januari. Trump berencana mempercepat proyek energi, mencabut regulasi, dan menghentikan subsidi energi hijau. Survei Federal Reserve Dallas menunjukkan prospek cerah, meskipun harga gas alam yang lemah terus menekan margin perusahaan eksplorasi kecil.
Para pedagang juga memantau risiko geopolitik, termasuk ekspor gas Rusia melalui Ukraina yang dihentikan pada awal tahun baru. Meski demikian, harga minyak global diperkirakan tetap terbatas mendekati $70 per barel sepanjang 2025 karena meningkatnya pasokan global dan melemahnya permintaan China, yang mengimbangi upaya OPEC+ untuk menopang pasar.
Analisis Pengaruh Terhadap Harga Minyak:
Dilansir dari investing.com pernyataan Presiden Tiongkok Xi Jinping mengenai kebijakan proaktif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi meningkatkan optimisme terhadap permintaan minyak global, terutama dari China.
Harga minyak naik di awal tahun perdagangan 2025 karena investor optimis terhadap pemulihan ekonomi global.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga minyak menguat.
Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini
Terdapat laporan data fundamental dari AS hari ini yaitu:Â
- ISM Manufacturing PMI (Purchasing Managers’ Index) adalah indikator ekonomi penting yang dirilis oleh Institute for Supply Management (ISM). Indikator ini mengukur aktivitas sektor manufaktur di Amerika Serikat dan didasarkan pada survei bulanan terhadap manajer pembelian di berbagai perusahaan manufaktur.
- ISM Manufacturing Prices (Dec) adalah indikator ekonomi yang mengukur perubahan harga yang dibayar oleh perusahaan manufaktur di Amerika Serikat untuk bahan baku dan barang setengah jadi. Indikator ini dirilis oleh Institute for Supply Management (ISM) setiap bulan, dan untuk bulan Desember, ISM Manufacturing Prices menggambarkan perubahan harga dalam sektor manufaktur selama bulan tersebut.
Dari agenda tersebut dapat mendorong perubahan harga signifikan dan sentimen terhadap harga USD.
Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.
Data ISM Manufacturing PMI (Dec)Â rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.
Data ISM Manufacturing Prices (Dec)Â rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.
Perkiraan :
Data ISM Manufacturing PMI (Dec) rilis lebih rendah dari data sebelumnya.
Data  ISM Manufacturing Prices (Dec) rilis lebih tinggi dari data sebelumnya.