Dolar AS Melemah, Trump Umumkan Tarif Baru yang Picu Ketegangan Perdagangan.

Trump menerapkan tarif 10% untuk semua impor dan 25% untuk kendaraan asing guna menyeimbangkan perdagangan global.
Pasar merespons negatif kebijakan ini, dengan S&P 500 turun 1,6% dan beberapa negara bersiap melakukan tindakan balasan.
Dolar AS melemah terhadap euro namun menguat terhadap yen pada Rabu setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif impor baru yang diperkirakan akan memperburuk ketegangan perdagangan global. Indeks Dolar AS (DXY) turun mendekati level 104,00 setelah Trump menegaskan penerapan tarif 10% untuk seluruh barang impor dan tarif 25% untuk kendaraan bermotor asing. Sementara itu, euro naik 0,92% ke $1,0895, sedangkan dolar menguat 0,38% terhadap yen ke 150,20.
Trump menegaskan bahwa kebijakan tarif ini bertujuan untuk menyeimbangkan perdagangan dengan negara-negara yang mengenakan tarif tinggi terhadap barang AS. Beberapa mitra dagang seperti China, Inggris, dan Brasil akan terkena dampak signifikan, dengan China menghadapi tarif tambahan hingga 54%. Uni Eropa dan negara-negara Asia juga menyatakan kesiapan mereka untuk merespons kebijakan ini dengan tindakan balasan.
Pasar keuangan merespons negatif kebijakan tersebut, dengan indeks saham AS, seperti S&P 500, turun 1,6%. Investor mengantisipasi eskalasi perang dagang yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi global. Meski demikian, Trump menegaskan bahwa langkah ini akan memperkuat industri manufaktur AS dan menekan hambatan perdagangan yang selama ini merugikan Amerika Serikat.
Analisis Pengaruh Terhadap Indeks Saham AS:
Pengumuman tarif baru memicu kekhawatiran akan perang dagang yang dapat memperlambat ekonomi global, termasuk AS. Investor beralih ke aset safe haven lain, seperti emas atau yen, yang dapat melemahkan dolar lebih lanjut.
Tarif impor dapat mendukung industri dalam negeri, mendorong inflasi, dan memberi alasan bagi The Fed untuk tetap hawkish.
Dolar menguat terhadap yen (+0,38% ke 150,20), mencerminkan sentimen risk-on sementara di pasar tertentu.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga indeks saham AS melemah.
Harga Emas Stabil di Atas $3.100 di Tengah Ketidakpastian Tarif Baru Trump.

-
Pengumuman tarif baru memicu kekhawatiran perang dagang, meningkatkan permintaan safe haven seperti emas.
- Jika yield US Treasury terus naik, emas bisa tertekan karena aset berbunga menjadi lebih menarik.
Harga emas (XAU/USD) tetap stabil setelah menguat 0,71% pada Rabu, bertahan di level $3.136 saat sesi Asia dimulai. Penguatan emas didorong oleh permintaan aset safe haven di tengah ketidakpastian tarif baru yang diumumkan Presiden AS Donald Trump. Sementara itu, pelemahan dolar AS menyeimbangkan kenaikan imbal hasil obligasi AS, menjaga harga emas tetap kuat di atas $3.100.
Trump mengonfirmasi penerapan tarif 10% untuk semua impor dan 25% untuk kendaraan bermotor, berlaku mulai 3 April. Sejumlah negara terkena dampak signifikan, termasuk China (34%), Uni Eropa (20%), Vietnam (46%), Jepang (24%), dan Inggris (10%). Keputusan ini meningkatkan kekhawatiran perang dagang global, mendorong arus modal ke aset lindung nilai seperti emas.
Pasar saat ini mengabaikan data ekonomi AS dan lebih fokus pada perkembangan kebijakan tarif. Data ADP menunjukkan peningkatan lapangan kerja, sementara Factory Orders melebihi ekspektasi meskipun ada tanda perlambatan. Perhatian selanjutnya tertuju pada ISM Services PMI, laporan Nonfarm Payrolls (NFP), dan pidato Ketua The Fed Jerome Powell untuk mencari petunjuk arah pasar berikutnya.
Analisis Pengaruh Terhadap Harga Emas:
Ketidakpastian Perdagangan Global – Pengumuman tarif baru memicu kekhawatiran perang dagang, meningkatkan permintaan safe haven seperti emas.
Pelemahan Dolar AS – Dolar melemah akibat tarif, sehingga emas menjadi lebih murah bagi pembeli global, mendukung kenaikan harga.
Emas Naik 23% Sejak November – Tren bullish tetap kuat dengan harga bertahan di atas $3.100.
Secara keseluruhan berpengaruh harga emas melemah.
Trump Kecualikan Impor Energi dari Tarif Baru, Industri Minyak AS Lega.

Persediaan minyak mentah AS meningkat lebih besar dari perkiraan ekonom.
- Ancaman tarif terhadap Rusia dan Iran dapat memperburuk ketegangan pasokan minyak global.
Pemerintahan Presiden AS Donald Trump mengonfirmasi bahwa impor minyak, gas, dan produk olahan energi akan dikecualikan dari kebijakan tarif baru. Keputusan ini menjadi kabar baik bagi industri minyak AS, yang sebelumnya khawatir tarif baru dapat mengganggu aliran pasokan dan meningkatkan biaya energi.
Trump mengumumkan penerapan tarif 10% pada seluruh impor serta tarif lebih tinggi untuk mitra dagang utama AS. Namun, pengecualian diberlakukan bagi impor energi dari Kanada dan Meksiko, yang sudah tercakup dalam perjanjian perdagangan USMCA, serta dari negara lain di luar perjanjian tersebut. Dengan demikian, aliran minyak mentah dari Kanada ke kilang di Midwest dan impor bahan bakar dari Eropa ke Pantai Timur AS tetap tidak terpengaruh.
Kanada dan Meksiko merupakan pemasok terbesar minyak mentah ke AS, sementara Eropa memainkan peran penting dalam pasokan bahan bakar ke wilayah Pantai Timur AS yang memiliki keterbatasan kilang. Pengecualian ini memastikan kelangsungan pasokan energi tanpa kenaikan harga signifikan akibat kebijakan tarif baru.
Analisis Pengaruh Terhadap Harga Minyak:
Minyak Tidak Kena Tarif – Pengecualian impor minyak, gas, dan produk olahan menghindari gangguan pasokan, menjaga stabilitas permintaan minyak mentah.
Kekhawatiran Perang Dagang – Jika kebijakan tarif memperlambat ekonomi global, bank sentral bisa merespons dengan stimulus yang dapat meningkatkan permintaan minyak dalam jangka panjang.
Pasokan Tetap Ketat – Jika ketegangan geopolitik atau gangguan produksi muncul, harga minyak bisa terdorong naik meskipun tidak terkena tarif.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga minyak menguat.
Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini
Terdapat laporan data fundamental dari AS hari ini yaitu:
Initial Jobless Claims (Klaim Pengangguran Awal)
Definisi: Jumlah orang yang mengajukan klaim asuransi pengangguran untuk pertama kalinya dalam minggu tertentu.
S&P Global Services PMI (Purchasing Managers’ Index)
Definisi: Indeks yang mengukur aktivitas bisnis di sektor jasa berdasarkan survei terhadap para manajer pembelian.
ISM Non-Manufacturing PMI
Definisi: Indeks yang juga mengukur aktivitas sektor jasa (non-manufaktur), namun disusun oleh Institute for Supply Management.
Dari agenda tersebut dapat mendorong perubahan harga signifikan dan sentimen terhadap USD.
Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.
Data Initial Jobless Claims rilis lebih tinggi dari forecast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forecast negatif/pesimis untuk USD.
Data S&P Global Services PMI (Purchasing Managers’ Index) rilis lebih tinggi dari forecast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forecast negatif/pesimis untuk USD.
Data Initial Jobless Claims rilis lebih rendah dari forecast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih tinggi dari forecast negatif/pesimis untuk USD.
Perkiraan :
Initial Jobless Claims rilis lebih tinggi dari data sebelumnya
S&P Global Services PMI (Mar) rilis lebih tinggi dari data sebelumnya.
ISM Non-Manufacturing PMI (Mar) rilis lebih rendah dari data sebelumnya