Indeks Dolar AS (DXY) tetap bertahan di dekat level 106,00, didorong oleh belanja rumah tangga yang tangguh.
- Libur Thanksgiving dan Black Friday menyebabkan aktivitas perdagangan lesu.
Indeks Dolar AS (DXY) diperdagangkan di dekat level 106,00 pada Kamis, menguat di tengah likuiditas pasar yang menipis akibat libur Thanksgiving dan Black Friday. Penutupan banyak lantai perdagangan utama di AS membuat aktivitas pasar cenderung tenang menjelang akhir pekan, menyisakan hanya dua hari perdagangan aktif dalam minggu ini.
Penguatan DXY tetap terjaga berkat data ekonomi AS yang solid dan sikap Federal Reserve (Fed) yang berhati-hati terhadap pemangkasan suku bunga. Risalah FOMC November menunjukkan bahwa Fed masih memantau ketahanan belanja rumah tangga, pertumbuhan ekonomi yang kuat, serta inflasi yang persisten. Data Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) Oktober juga menyoroti perlunya kebijakan moneter yang lebih hati-hati, sehingga mengurangi peluang penurunan suku bunga yang lebih agresif.
Meski probabilitas pemangkasan suku bunga pada Desember masih tinggi, Fed tampaknya akan mengambil langkah dengan cermat. Sementara itu, aksi ambil untung dan ketidakpastian geopolitik belum cukup untuk menahan momentum bullish DXY, yang tetap menjadi aset favorit di tengah pasar yang lesu.
Analisis Pengaruh Terhadap Dollar AS:
-
Data Ekonomi yang Kuat: Pertumbuhan ekonomi AS yang solid dan belanja rumah tangga yang tetap tangguh mendukung penguatan dolar. Data inflasi Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) Oktober menunjukkan tekanan inflasi yang masih tinggi, memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve akan berhati-hati dalam melonggarkan kebijakan moneter.
-
Sikap Fed yang Hati-Hati: Risalah FOMC terbaru menunjukkan bahwa Fed tidak tergesa-gesa untuk memangkas suku bunga, memberikan dukungan tambahan bagi USD.
Secara keseluruhan berpengaruh harga Dollar AS beragam.
Emas Naik Tipis ke $2.640 di Tengah Spekulasi Pemangkasan Suku Bunga Fed dan Meredanya Ketegangan Geopolitik.
Harga emas (XAU/USD) menguat karena pasar memperkirakan peluang 70% bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan Desember.
- Kesepakatan gencatan senjata 60 hari antara Israel dan Hizbullah meredakan risiko geopolitik.
Emas (XAU/USD) menguat tipis pada Kamis, diperdagangkan di kisaran $2.640, seiring spekulasi bahwa Federal Reserve (Fed) akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan Desember. Menurut alat CME FedWatch, probabilitas pemangkasan suku bunga kini mencapai 70%, naik dari sebelumnya 55%-66%. Suku bunga yang lebih rendah mendukung harga emas karena menurunkan biaya peluang untuk memegang aset tanpa imbal hasil, menjadikannya lebih menarik bagi investor.
Dilansir dari fxstreet.com, kenaikan emas tertahan oleh meredanya ketegangan geopolitik setelah Israel dan Hizbullah sepakat pada gencatan senjata 60 hari. Meski kesepakatan ini disambut positif, skeptisisme tetap ada karena konflik di Gaza belum terselesaikan sepenuhnya. Sementara itu, imbal hasil obligasi Treasury AS terus melemah, memberikan tambahan dukungan pada emas di tengah ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter Fed.
Di sisi lain, retorika perdagangan Presiden terpilih Donald Trump turut memengaruhi sentimen pasar. Setelah mengancam tarif 25% terhadap impor dari Meksiko dan Kanada untuk menekan imigrasi ilegal, dilansir dari fxstreet.com Trump baru-baru ini melunakkan sikapnya dengan menyebut diskusi produktif bersama Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum Pardo. Analis menilai ancaman tarif tersebut lebih sebagai taktik negosiasi daripada kebijakan konkret, mengingat dampaknya dapat merugikan ekonomi AS sendiri.
Analisis Pengaruh Terhadap Harga Emas:
Spekulasi Pemangkasan Suku Bunga Fed: Meningkatnya probabilitas bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada pertemuan Desember mendukung harga emas. Suku bunga yang lebih rendah menurunkan daya tarik aset berbunga seperti obligasi, sehingga meningkatkan permintaan terhadap emas.
Penurunan Imbal Hasil Obligasi AS: Melemahnya imbal hasil Treasury AS memperkuat daya tarik emas sebagai aset safe haven, terutama di tengah ketidakpastian kebijakan Fed.
- Meredanya Risiko Geopolitik: Kesepakatan gencatan senjata 60 hari antara Israel dan Hizbullah menekan daya tarik emas sebagai aset lindung nilai terhadap ketegangan geopolitik.
Secara keseluruhan berpengaruh harga emas beragam.
Harga Minyak Naik Terkait Ketegangan Israel-Libanon dan Penundaan Rapat OPEC+.
Ketegangan antara Israel dan Hizbullah, yang saling menuduh melanggar gencatan senjata, serta serangan militer Israel di Lebanon selatan, menyebabkan lonjakan harga minyak.
- OPEC+ menunda pertemuan kebijakan mereka dari 1 Desember menjadi 5 Desember.
Harga minyak naik pada Kamis, didorong oleh ketegangan yang meningkat antara Israel dan kelompok bersenjata Hizbullah di Lebanon, yang saling menuduh melanggar gencatan senjata. Militer Israel mengklaim bahwa gencatan senjata yang berlaku sejak Rabu dilanggar setelah sejumlah kendaraan memasuki zona selatan Lebanon. Meskipun gencatan senjata bertujuan memungkinkan warga kembali ke rumah mereka setelah 14 bulan pertempuran, ketegangan ini memicu kenaikan harga minyak.
Harga minyak mentah Brent tercatat naik 34 sen, atau 0,5%, menjadi $73,17 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS juga menguat 16 sen, atau 0,2%, menjadi $68,88. Meskipun harga sedikit tertekan oleh data stok bensin AS yang naik 3,3 juta barel pada pekan yang berakhir 22 November, ketegangan geopolitik dan penundaan pertemuan OPEC+ memberikan dukungan terhadap harga minyak. OPEC+, yang terdiri dari negara-negara penghasil minyak utama termasuk Rusia, memutuskan untuk menunda pertemuan kebijakan mereka dari 1 Desember menjadi 5 Desember untuk menghindari konflik dengan acara lainnya.
Selain itu, OPEC+ dilaporkan akan mendiskusikan kemungkinan penundaan lebih lanjut terhadap peningkatan produksi minyak yang dijadwalkan pada Januari. Mengingat permintaan global yang lemah, analis memperkirakan bahwa peningkatan produksi yang direncanakan kemungkinan besar akan ditunda. Penundaan ini sudah diperkirakan oleh pasar, meskipun pengaruhnya terhadap harga minyak masih harus dilihat lebih lanjut.
Analisis Pengaruh Terhadap Harga Minyak:
Ketegangan Geopolitik di Timur Tengah: Ketegangan yang meningkat antara Israel dan Hizbullah, serta serangan militer di Lebanon selatan, meningkatkan ketidakpastian pasar dan memberi dampak pada harga minyak.
Peningkatan Produksi OPEC+: Penundaan pertemuan OPEC+ yang mengarah pada kemungkinan penundaan peningkatan produksi minyak pada Januari menunjukkan bahwa kelompok ini berupaya mendukung harga minyak dengan menjaga pasokan tetap terkendali.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga minyak menguat.
Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini
Terdapat laporan data fundamental dari Uni Eropa hari ini yaitu:
CPI (YoY) (Nov) adalah singkatan dari Indeks Harga Konsumen Jerman (Month-over-Month) untuk bulan November. Ini merupakan angka yang mengukur perubahan inflasi bulanan di kawasan eropa.
Dari agenda tersebut dapat mendorong perubahan harga signifikan dan sentimen terhadap harga EUR.
Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.
Data CPI rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk EUR. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk EUR.
Perkiraan :
Data CPI (YoY) (Nov) rilis lebih tinggi dari data sebelumnya.