Perang Teknologi Memanas, Wall Street Tergelincir di Tengah Ketidakpastian Tarif.

Presiden Donald Trump memerintahkan perusahaan chip AS untuk menghentikan penjualan software semikonduktor ke China.
- Risalah rapat FOMC 6–7 Mei menunjukkan The Fed tetap bersikap wait-and-see terhadap suku bunga, mengingat ketidakpastian tarif dan dampaknya terhadap inflasi.
Wall Street melemah pada Rabu, dipicu kekhawatiran baru atas perang dagang setelah Presiden AS Donald Trump memerintahkan perusahaan chip AS untuk menghentikan penjualan software semikonduktor ke China. Kebijakan ini menekan saham-saham teknologi seperti Intel, AMD, dan Nvidia, yang semuanya ditutup di zona merah. Indeks S&P 500 turun 0,5%, Dow Jones melemah 0,6%, dan Nasdaq turun 0,5%.
Fokus investor juga tertuju pada Nvidia yang akan merilis laporan keuangan kuartalan setelah pasar tutup. Meskipun diperkirakan mencetak kenaikan laba dan pendapatan signifikan, perhatian utama tertuju pada prospek penjualan Nvidia di China dan komentar CEO Jensen Huang yang menyebut pembatasan ekspor AS sebagai “kegagalan.” Outlook Nvidia dinilai krusial untuk arah sektor teknologi ke depan.
Dari sisi kebijakan moneter, risalah pertemuan The Fed bulan Mei menunjukkan pendekatan hati-hati terhadap suku bunga, dengan ketidakpastian tarif menjadi perhatian utama dalam menentukan arah inflasi dan pertumbuhan. Beberapa pejabat Fed memperingatkan risiko dari guncangan harga akibat kebijakan perdagangan yang agresif.
Kesimpulan Sentimen:
Sentimen pasar cenderung bearish, dipicu oleh eskalasi ketegangan dagang AS–China, tekanan terhadap sektor teknologi, dan ketidakpastian arah kebijakan moneter akibat risiko tarif.
Emas Tertahan di Bawah $3.300: Pasar Waspada di Tengah Sinyal The Fed dan Kenaikan Yield.

-
Harga emas melemah 0,27% dan kembali di bawah $3.300 setelah risalah pertemuan The Fed mengindikasikan pendekatan hati-hati terhadap suku bunga, dengan kekhawatiran atas risiko stagflasi.
-
Pemulihan imbal hasil obligasi AS menahan momentum rally emas yang terjadi awal pekan.
Harga emas turun 0,27% ke bawah level $3.300 setelah risalah pertemuan The Fed mengisyaratkan pendekatan hati-hati terhadap suku bunga karena risiko stagflasi. Meskipun ada peluang kejutan dovish, ketidakpastian arah kebijakan moneter membuat pelaku pasar cenderung melakukan aksi jual jangka pendek.
Pemulihan imbal hasil obligasi AS turut menekan harga emas dengan memperkuat daya tarik dolar, sekaligus mengurangi minat pada emas sebagai aset tanpa imbal hasil. Tekanan ini menahan lanjutan reli emas meski ketegangan geopolitik global tetap menjadi penopang fundamental.
Di sisi lain, Goldman Sachs merekomendasikan alokasi emas yang lebih tinggi untuk portofolio jangka panjang, menyoroti risiko terhadap kredibilitas fiskal AS dan tingginya permintaan bank sentral. Ini menjadi argumen struktural untuk prospek bullish emas dalam jangka menengah hingga panjang.
Kesimpulan Sentimen:
Netral cenderung Bearish (jangka pendek) karena tekanan dari yield obligasi dan ketidakpastian arah The Fed, namun Bullish (jangka panjang) karena dukungan struktural dari rekomendasi institusi besar dan faktor geopolitik.
Harga Minyak Menguat di Tengah Kekhawatiran Pasokan dan Keputusan OPEC+.

Harga minyak naik lebih dari 1% setelah OPEC+ memutuskan untuk mempertahankan kebijakan produksi tanpa perubahan. Keputusan tersebut mengejutkan sebagian investor yang sebelumnya memperkirakan adanya peningkatan produksi. Selain itu, AS juga melarang Chevron mengekspor minyak mentah dari Venezuela, memperketat prospek pasokan global.
Permintaan minyak diperkirakan akan meningkat memasuki musim mengemudi musim panas, sementara produksi dari luar OPEC+ tetap datar pada paruh pertama tahun ini. Potensi gangguan pasokan dari kebakaran hutan di Kanada dan larangan ekspor Venezuela makin memperkuat kebutuhan terhadap minyak OPEC+.
Harga minyak naik lebih dari 1% pada Rabu setelah OPEC+ mempertahankan kebijakan produksinya tanpa perubahan, meski pasar sebelumnya mengantisipasi kenaikan output. Brent ditutup naik 1,26% menjadi $64,90 per barel, sementara WTI menguat 1,56% ke $61,84. Keputusan tersebut diambil bersamaan dengan larangan ekspor minyak Chevron dari Venezuela oleh pemerintah AS, menambah tekanan pada pasokan global.
Kekhawatiran pasokan kian besar menjelang musim mengemudi musim panas, apalagi produksi minyak non-OPEC+ tetap datar di paruh pertama 2025. Rystad Energy menyoroti potensi gangguan tambahan dari kebakaran hutan di Kanada. Sementara itu, stok minyak mentah AS dilaporkan turun 4,24 juta barel, menambah dorongan kenaikan harga.
Di sisi geopolitik, pasar menantikan arah pembicaraan nuklir AS-Iran yang bisa memengaruhi pasokan global. Goldman Sachs memperkirakan risiko peningkatan produksi tetap ada, terutama jika kepatuhan OPEC+ melemah atau permintaan melonjak lebih tinggi dari perkiraan.
Kesimpulan Sentimen:
Harga minyak didukung oleh kebijakan pasokan ketat OPEC+, larangan ekspor Venezuela, penurunan stok AS, dan prospek permintaan yang lebih kuat menjelang musim panas.
Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini
Terdapat laporan data fundamental dari Amerika hari ini yaitu:
- GDP (Gross Domestic Product) QoQ – Q1
Pengertian: Nilai total barang dan jasa yang dihasilkan di AS pada kuartal pertama, dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. - Initial Jobless Claims
Pengertian: Jumlah klaim pertama kali untuk tunjangan pengangguran.
Dari data tersebut dapat mempengaruhi pergerakan harga USD.
Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.
Data GDP rilis lebih tinggi dari forecast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forecast negatif/pesimis untuk USD.
Data Initial Jobless Claims rilis lebih rendah dari forecast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih tinggi dari forecast negatif/pesimis untuk USD.
Perkiraan :