Tarif 25% Trump Guncang Pasar, S&P 500 Merosot.

Analisa Fundamental Magnetfx 10 Agustus
  • Tarif 25% pada impor mobil mengguncang saham otomotif dan menekan indeks saham utama AS.

  • PDB AS tumbuh 2,4% di Q4, tetapi melambat dari kuartal sebelumnya, meningkatkan kekhawatiran pasar.

S&P 500 ditutup melemah pada Kamis setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif 25% untuk semua impor mobil mulai 2 April. Kebijakan ini memicu kejatuhan saham produsen otomotif, termasuk General Motors, Ford, dan Stellantis, serta menekan indeks utama Wall Street. Pasar khawatir tarif baru ini akan meningkatkan biaya produksi dan memperlambat pertumbuhan ekonomi AS.

Di sisi lain, data ekonomi terbaru menunjukkan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) AS untuk kuartal keempat tumbuh 2,4% secara tahunan, sedikit lebih tinggi dari perkiraan 2,3%. Meski demikian, angka ini lebih rendah dari pertumbuhan 3,1% pada kuartal sebelumnya, menandakan perlambatan ekonomi yang dapat semakin memburuk akibat ketidakpastian perdagangan. Indeks Dolar AS (DXY) sempat menguat setelah rilis data ini, namun melemah kembali karena pasar tetap waspada terhadap dampak kebijakan tarif.

Dengan inflasi dan tarif yang menjadi fokus utama, pelaku pasar kini mengalihkan perhatian ke laporan Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE), indikator inflasi yang dipantau ketat oleh Federal Reserve. Sementara itu, ancaman tarif lebih lanjut terhadap Kanada dan Uni Eropa menambah ketidakpastian global, meningkatkan risiko volatilitas di pasar keuangan.

Analisis Pengaruh Terhadap Indeks Saham AS:

  • Tarif 25% Trump pada impor mobil (efektif 2 April) memicu ketidakpastian pasar, terutama bagi sektor otomotif dan manufaktur.
  • Pertumbuhan ekonomi AS melambat, dengan PDB Q4 hanya naik 2,4% vs. 3,1% pada Q3, menandakan potensi perlambatan lebih lanjut.
  • Kekhawatiran inflasi akibat tarif dapat menekan daya beli konsumen dan menambah beban bagi The Fed dalam kebijakan suku bunga.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga indeks saham AS melemah.

Analisis Pengaruh Terhadap Dollar AS:

  • Tarif 25% pada impor mobil meningkatkan ketidakpastian ekonomi, berpotensi melemahkan prospek pertumbuhan AS.

  • Data PDB Q4 menunjukkan perlambatan (2,4% vs. 3,1% di Q3), menambah tekanan pada dolar.

  • DXY melemah ke area 104,40 setelah sempat menguat karena pasar masih mencerna dampak kebijakan tarif.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga Dollar AS melemah.

Emas Tembus Rekor $3.059, Sentimen Tarif Trump Picu Lonjakan.

  • Emas melonjak ke rekor $3.059 karena investor mencari perlindungan dari ketidakpastian tarif Trump.
  • Dolar AS melemah, sementara pasar memperkirakan pemangkasan suku bunga The Fed hingga 64,5 basis poin pada 2025.

Harga emas melanjutkan reli pada Kamis, mencapai rekor tertinggi $3.059 per troy ounce di tengah ketidakpastian kebijakan perdagangan AS. Pengumuman Presiden Donald Trump mengenai tarif 25% untuk mobil dan suku cadang impor mendorong investor beralih ke aset safe haven. XAU/USD diperdagangkan di $3.051, naik lebih dari 1%, sementara sentimen risiko memburuk, menyebabkan Wall Street melemah.

Dolar AS juga tertekan akibat ketidakpastian global, dengan indeks DXY turun 0,33% ke 104,31. Sementara itu, pasar mulai mempertimbangkan kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve, dengan money market memperkirakan pemangkasan hingga 64,5 basis poin pada 2025. Data ekonomi AS tetap kuat, dengan klaim pengangguran menunjukkan ketahanan pasar tenaga kerja, meskipun sektor perumahan masih melambat.

Fokus investor kini beralih ke rilis Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (Core PCE), indikator inflasi favorit The Fed. Sementara itu, ketegangan perdagangan meningkat setelah Kanada dan Uni Eropa mengancam akan membalas tarif Trump, menambah ketidakpastian bagi pasar global.

Analisis Pengaruh Terhadap Harga Emas:

  • Emas mencetak rekor baru di $3.059, menunjukkan permintaan tinggi sebagai aset safe haven.

  • Ketidakpastian perdagangan meningkat, dengan tarif 25% Trump pada mobil impor memicu kekhawatiran pasar global.

  • Dolar AS melemah (DXY turun 0,33%), membuat emas lebih menarik bagi investor internasional.

  • Ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed (64,5 bps pada 2025) meningkatkan daya tarik emas sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi.

Secara keseluruhan berpengaruh harga emas menguat.

Harga Minyak Naik, Tapi Bayang-Bayang Tarif Trump Membayangi Pasar.

  • Harga minyak naik, tetapi ketidakpastian tarif AS membayangi prospek permintaan global.
  • Stok minyak AS turun 3,3 juta barel, menunjukkan pasokan lebih ketat dibanding ekspektasi pasar.

Harga minyak naik tipis pada Kamis di tengah kekhawatiran pasokan yang lebih ketat dan dampak tarif baru AS terhadap ekonomi global. Kontrak berjangka Brent menguat 0,3% ke $74,03 per barel, sementara WTI naik 27 sen ke $69,92. Kenaikan ini melanjutkan lonjakan harga 1% pada Rabu, yang merupakan level tertinggi sejak Februari.

Sentimen pasar tertekan setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif 25% pada mobil impor mulai pekan depan, serta tarif serupa pada suku cadang otomotif mulai 3 Mei. Kebijakan ini menambah ketidakpastian ekonomi dan berisiko menekan permintaan energi. Selain itu, Trump juga memberlakukan tarif baru untuk pembeli minyak Venezuela, yang membuat Reliance Industries India menghentikan impor dari negara tersebut.

Sementara itu, data stok minyak AS menunjukkan penurunan 3,3 juta barel, jauh lebih besar dari perkiraan 956.000 barel, mengindikasikan pasokan yang lebih ketat. Namun, analis dari DBS Bank memperkirakan harga minyak tidak akan kembali ke level tertinggi awal 2025 karena ketidakpastian kebijakan AS dan potensi perang tarif yang dapat melemahkan permintaan energi global.

Analisis Pengaruh Terhadap Harga Minyak:

  • Harga minyak naik tipis, dengan Brent di $74,03 (+0,3%) dan WTI di $69,92, melanjutkan kenaikan 1% dari hari sebelumnya.

  • Stok minyak AS turun 3,3 juta barel, lebih besar dari perkiraan 956.000 barel, menunjukkan pasokan yang lebih ketat.

  • Penghentian impor minyak Venezuela oleh Reliance Industries akibat tarif baru AS dapat mengurangi pasokan global.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga minyak menguat.

Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini

ECONOMIC CALENDAR
Real Time Economic Calendar provided by Investing.com.

Terdapat laporan data fundamental dari Inggris dan AS hari ini yaitu: 

  1. GDP (Gross Domestic Product)
    Definisi: GDP atau Produk Domestik Bruto adalah ukuran total nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam periode tertentu. Ini adalah indikator utama pertumbuhan ekonomi.

  2. Core PCE Price Index (Personal Consumption Expenditures)
    Definisi: Core PCE adalah indikator inflasi yang mengukur perubahan harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat, tetapi tidak termasuk makanan dan energi karena volatilitasnya yang tinggi. Ini adalah indikator inflasi favorit Federal Reserve untuk menentukan kebijakan suku bunga.

Dari agenda tersebut dapat mendorong perubahan harga signifikan dan sentimen terhadap harga GBP dan USD. 

Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.

Data GDP rilis lebih tinggi dari forecast positif/optimis untuk GBP. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forecast negatif/pesimis untuk GBP.

Data Core PCE Price Index rilis lebih rendah dari forecast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih tinggi dari forecast negatif/pesimis untuk USD.

Perkiraan :

GBP

GDP (QoQ) (Q4) rilis lebih sesuai dengan data sebelumnya.

GDP (YoY) (Q4) rilis lebih sesuai dengan data sebelumnya.

USD

Core PCE Price Index (MoM) (Feb) rilis sesuai dengan data sebelumnya.

 Core PCE Price Index (YoY) (Feb) rilis lebih tinggi dari data sebelumnya.

Share on: