Indeks Dolar Tertekan: Ketegangan Geopolitik dan Harapan Pemangkasan Suku Bunga Dorong Pasar.

- Indeks Dolar AS (DXY) melemah ke bawah 108,00 akibat kekhawatiran AI dan ancaman tarif dari Trump terhadap Kolombia.
- Pasar memproyeksikan pemangkasan suku bunga hingga 50 bps pada 2025, memicu optimisme di tengah tekanan sektor teknologi.
Indeks Dolar AS (DXY) terus melemah pada Senin, menembus level psikologis 108,00. Penurunan ini dipicu kekhawatiran valuasi pasar terkait teknologi AI, serta ketegangan geopolitik akibat ancaman tarif Presiden Donald Trump terhadap Kolombia. Meski data ekonomi menunjukkan ketahanan ekonomi AS, ketidakpastian menjelang keputusan suku bunga Federal Reserve pada Rabu semakin menekan Dolar.
Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun ke level 44.000 pada sesi awal perdagangan Senin. Pelemahan dipicu oleh rilis model AI DeepSeek-R1 oleh Tiongkok yang bersifat sumber terbuka, mengancam dominasi teknologi berbasis AS. Perkembangan ini mengguncang sektor teknologi AS dan memicu pertanyaan atas relevansi kebijakan hambatan perdagangan silikon dengan Tiongkok.
Sementara itu, fokus pasar beralih ke pengumuman suku bunga Federal Reserve akhir pekan ini. Harapan terhadap pemangkasan suku bunga di masa mendatang meningkat, dengan probabilitas penurunan sebesar 50 bps tahun depan naik signifikan. FedWatch Tool menunjukkan perubahan sentimen ini, mempertegas ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Analisis Pengaruh Terhadap Dollar AS:
- Ketegangan Geopolitik: Ancaman tarif Presiden Trump terhadap Kolombia meningkatkan ketidakpastian pasar, menambah tekanan negatif pada Dolar AS.
- Fokus pada Federal Reserve: Harapan pemangkasan suku bunga di masa depan melemahkan daya tarik Dolar AS sebagai aset dengan imbal hasil tinggi.
- Persaingan Teknologi: Rilis model AI sumber terbuka dari Tiongkok memicu sentimen negatif di sektor teknologi, berdampak pada ekspektasi ekonomi AS secara keseluruhan.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga Dollar AS menguat.
Analisis Pengaruh Terhadap Indeks Saham AS:
- Tekanan Geopolitik dan Teknologi: Ketegangan tarif AS-Kolombia dan rilis model AI sumber terbuka Tiongkok memicu kekhawatiran terhadap sektor teknologi, mendorong Dow Jones turun ke level 44.000.
- Valuasi Pasar yang Rentan: Kekhawatiran terhadap valuasi perusahaan teknologi berbasis AS memperburuk sentimen risiko.
- Harapan Pemangkasan Suku Bunga Federal Reserve: Ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter menciptakan optimisme untuk dukungan terhadap pertumbuhan pasar saham dalam jangka menengah hingga panjang.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga indeks saham AS beragam.
Harga Emas Merosot di Tengah Ketidakpastian Tarif dan Fokus pada Keputusan Fed.

- Penurunan harga emas dipengaruhi oleh ketidakpastian tarif perdagangan AS-Kolombia dan perhatian pasar pada keputusan suku bunga Fed dan ECB.
- Ancaman tarif meningkatkan kekhawatiran inflasi, mendukung penguatan Dolar AS di tengah volatilitas pasar.
Harga emas (XAU/USD) tergelincir di bawah $2.770 pada Senin, di tengah volatilitas pasar yang dipicu oleh ketegangan geopolitik dan perhatian pada keputusan suku bunga bank sentral mendatang. Akhir pekan diwarnai oleh langkah Presiden AS Donald Trump yang menggunakan ancaman tarif perdagangan terhadap Kolombia untuk mengamankan kebijakan deportasi imigran, meskipun tarif tersebut akhirnya ditangguhkan setelah Kolombia memenuhi tuntutan AS. Ketidakpastian tarif ini turut memengaruhi pasar, termasuk harga emas dan mata uang global.
Pasar kini fokus pada keputusan Federal Reserve (Fed) dan Bank Sentral Eropa (ECB) yang akan mengumumkan kebijakan suku bunga masing-masing pada Rabu dan Kamis. Selain itu, kekhawatiran terkait valuasi tinggi saham teknologi, seperti Nvidia, muncul setelah perusahaan AI Tiongkok meluncurkan model sumber terbuka yang menyeret Nasdaq lebih rendah. Meski Indeks Dolar AS (DXY) sempat pulih ke 107,310, greenback tetap di bawah tekanan akibat prospek tarif tambahan pada negara-negara mitra dagang utama.
Analis menilai penggunaan tarif oleh Presiden Trump sebagai alat kebijakan semakin dipahami pasar, meski memicu volatilitas. Skenario ini dapat menekan potensi koreksi Dolar AS karena pasar memantau batas waktu potensial untuk tarif tambahan terhadap Meksiko, Kanada, dan Tiongkok. Prospek tarif yang tinggi meningkatkan kekhawatiran inflasi, menjaga daya tarik Dolar AS dalam beberapa bulan terakhir, meskipun Fed diperkirakan tidak akan mengubah suku bunga dalam pertemuannya minggu ini.
Analisis Pengaruh Terhadap Harga Emas:
Ketegangan Tarif Perdagangan: Ancaman tarif perdagangan dari Presiden Donald Trump menciptakan ketidakpastian pasar, yang cenderung menekan harga emas karena investor beralih ke aset lain, termasuk Dolar AS.
Kebijakan Federal Reserve: Ekspektasi bahwa Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga stabil mengurangi daya tarik emas sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi.
Penguatan Dolar AS: Pemulihan Indeks Dolar (DXY) pasca ancaman tarif mendukung penguatan Dolar, yang biasanya memberikan tekanan negatif pada harga emas.
Secara keseluruhan berpengaruh harga emas melemah.
Harga Minyak Tertekan oleh Ketegangan Geopolitik dan Kekhawatiran Pertumbuhan Global.

- Dipengaruhi oleh data ekonomi Tiongkok yang lemah, ancaman tarif Trump, dan seruan terhadap OPEC untuk menurunkan harga minyak.
- Ancaman tarif dan sanksi Trump meningkatkan ketidakpastian, sementara kebijakan produksi OPEC+ belum memberikan kejelasan pada pasar.
Harga minyak anjlok sekitar 3% pada Senin, mencapai level terendah dua minggu, dengan Brent di $76,50 per barel dan WTI di $72,60. Penurunan ini didorong oleh kekhawatiran perlambatan ekonomi global akibat data manufaktur yang lemah dari Tiongkok dan ancaman tarif Presiden AS Donald Trump terhadap beberapa negara. Tekanan tambahan datang dari seruan Trump kepada OPEC+ untuk menurunkan harga minyak guna menekan dampak perang Rusia-Ukraina.
Sanksi yang nyaris dijatuhkan AS terhadap Kolombia juga menekan pasar, meskipun dibatalkan setelah Kolombia sepakat menerima migran deportasi dari AS. Namun, situasi ini mempertegas risiko bahwa Trump dapat menggunakan tekanan ekonomi untuk mencapai tujuannya, meningkatkan kekhawatiran investor. Di sisi lain, meningkatnya minat pada kecerdasan buatan berbiaya rendah dari Tiongkok menambah tekanan pada sektor energi, dengan investor mempertanyakan manfaat teknologi terhadap permintaan minyak.
Di tengah kondisi ini, data ekonomi dari Jerman menunjukkan perbaikan moral bisnis, tetapi ekonomi Eropa tetap terjebak dalam stagnasi. Harga minyak yang melemah juga dipengaruhi oleh kurangnya respons dari OPEC+ terkait rencana peningkatan produksi pada April. Para analis menilai bahwa pasar masih menghadapi risiko penurunan lebih lanjut, terutama jika ketegangan geopolitik dan kekhawatiran pertumbuhan global terus membayangi.
Analisis Pengaruh Terhadap Harga Minyak:
Kekhawatiran Pertumbuhan Global: Data manufaktur yang lemah dari Tiongkok, sebagai konsumen energi terbesar kedua di dunia, menambah kekhawatiran terhadap permintaan minyak di tengah perlambatan ekonomi global.
Ketegangan Geopolitik: Ancaman tarif dari Presiden AS Donald Trump terhadap beberapa negara menciptakan ketidakpastian, menekan harga minyak di pasar global.
Produksi OPEC+: Kurangnya respons dari OPEC+ terhadap seruan Trump untuk menurunkan harga minyak membuat pasar khawatir terkait peningkatan produksi yang direncanakan mulai April.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga minyak melemah.
Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini
Terdapat laporan data fundamental dari AS hari ini yaitu:Â
Durable Goods Orders (Pesanan Barang Tahan Lama) adalah laporan yang mengukur nilai pesanan baru untuk barang-barang yang dirancang untuk bertahan lama (minimal 3 tahun). Contohnya: mobil, peralatan elektronik, mesin industri. Data ini penting karena menunjukkan kesehatan sektor manufaktur dan kepercayaan bisnis.
CB Consumer Confidence (Kepercayaan Konsumen) adalah indeks yang mengukur tingkat optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi. Dilakukan melalui survei terhadap ribuan rumah tangga di AS
Dari agenda tersebut dapat mendorong perubahan harga signifikan dan sentimen terhadap harga USD.
Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.
Data Durable Goods Order rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.
Data CB Consumer Confidence rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.
Perkiraan :
Data Durable Goods Order rilis lebih tinggi dari data sebelumnya.
Data CB Consumer Confidence rilis lebih tinggi dari data sebelumnya.