Indeks Dolar AS Anjlok, Fokus Investor Beralih ke Data Inflasi PCE.
- Indeks Dolar AS (DXY) turun tajam dan berada di level 100,88, di tengah suasana pasar yang mendukung aset berisiko.
- Investor menanti data inflasi Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) yang akan menjadi indikator utama bagi kebijakan suku bunga Fed berikutnya.
Indeks Dolar AS (DXY) turun signifikan, kembali ke kisaran 100,88 setelah pasar bereaksi secara moderat terhadap data ekonomi AS yang kuat. Penurunan ini terjadi di tengah meningkatnya minat pada aset-aset berisiko, sementara para pelaku pasar kini menunggu rilis data inflasi Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) yang diprediksi akan mempengaruhi arah kebijakan suku bunga Federal Reserve (Fed).
Data terbaru menunjukkan pesanan barang tahan lama AS tetap stabil di 0,0% untuk bulan Agustus, lebih baik dari perkiraan penurunan sebesar 2,6%. Sementara itu, klaim pengangguran awal turun ke 218 ribu, juga melampaui ekspektasi pasar. Meskipun Fed baru-baru ini memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin, kekhawatiran pasar terhadap potensi perlambatan ekonomi mereda setelah hasil data yang positif ini. Namun, perhatian kini beralih ke data inflasi PCE, yang dianggap sebagai ujian penting terhadap keputusan suku bunga Fed sebelumnya.
Arah fundamental cenderung melemahkan harga Dollar AS.
Emas Cetak Rekor Tertinggi di $2.685, Dipicu Stimulus China dan Ketegangan Geopolitik
- Emas mencapai harga tertinggi sepanjang masa di $2.685, didorong oleh ketegangan di Timur Tengah dan stimulus ekonomi dari China.
- Pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve dan bank sentral global semakin memperkuat tren kenaikan harga emas.
Harga emas melonjak ke level tertinggi sepanjang masa, mencapai $2.685 pada hari Kamis, dipicu oleh kombinasi stimulus fiskal China, ketegangan geopolitik di Timur Tengah, dan ekspektasi pasar akan pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut. Meskipun Dolar AS mulai pulih dari kerugian sebelumnya di sesi Asia dan Eropa, sentimen terhadap emas tetap kuat.
Pada saat yang sama, data ekonomi AS menunjukkan prospek “soft landing,” didukung oleh pertumbuhan yang solid pada kuartal kedua 2024 serta penurunan klaim pengangguran. Sementara itu, Federal Reserve telah memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin dalam dua pekan terakhir, yang semakin memperkuat harga emas di tengah ekspektasi pelonggaran moneter global yang lebih agresif.
Arah fundamental cenderung menguatkan harga emas.
- Arab Saudi dikabarkan akan meninggalkan target harga $100 per barel dan bersiap meningkatkan produksi minyak.
- Penurunan stok minyak AS lebih besar dari perkiraan, namun prospek pasar tetap ketat karena gangguan cuaca dan langkah stimulus China.
Harga minyak turun tajam pada Kamis setelah muncul laporan bahwa Arab Saudi akan mengabaikan target harga informal sebesar $100 per barel, dan bersiap untuk melanjutkan rencana OPEC+ untuk meningkatkan produksi minyak pada bulan Desember.
Arab Saudi Bersiap Meningkatkan Produksi
Dilansir dari investing.com, Financial Times melaporkan bahwa Arab Saudi, pengekspor minyak terbesar dunia, sedang mempersiapkan langkah untuk meninggalkan target harga tidak resminya seiring dengan rencana peningkatan produksi minyak pada akhir tahun.
OPEC+, koalisi produsen minyak yang dipimpin oleh Arab Saudi dan termasuk Rusia, telah memangkas produksi untuk menopang harga minyak. Namun, sumber-sumber mengungkapkan bahwa OPEC+ tetap berkomitmen untuk meningkatkan produksi pada bulan September meskipun harga minyak baru-baru ini mengalami penurunan signifikan. Penambahan pasokan ini diperkirakan akan diimbangi oleh janji beberapa anggota OPEC+ yang akan memangkas produksi lebih dalam untuk mengatasi kelebihan produksi.
Gangguan Produksi di Libya
Sumber lain melaporkan bahwa kesepakatan telah dicapai di Libya antara faksi timur dan barat terkait penunjukan gubernur bank sentral yang baru. Kesepakatan ini diharapkan dapat menyelesaikan krisis yang mengganggu produksi minyak negara tersebut, yang telah menghentikan lebih dari 1 juta barel per hari. Jika produksi kembali, pasokan minyak global diperkirakan akan meningkat, mengurangi tekanan di pasar.
Penurunan Stok Minyak AS dan Dampak Cuaca
Sementara itu, data terbaru menunjukkan bahwa stok minyak mentah AS turun 4,47 juta barel, jauh lebih besar dari perkiraan. Penurunan ini terjadi bersamaan dengan penurunan stok bensin dan distilat, yang mencerminkan permintaan yang kuat di AS.
Gangguan cuaca di Teluk Meksiko juga menyebabkan penghentian produksi minyak AS, dengan badai di awal September dan ancaman lebih lanjut dari Badai Helene pekan ini.
Namun, di tengah kondisi ini, harga minyak sempat melonjak di awal pekan setelah China, salah satu importir minyak terbesar dunia, mengumumkan serangkaian langkah stimulus ekonomi untuk memperkuat pertumbuhan. Penurunan stok minyak AS yang lebih besar dari perkiraan menambah prospek pasar yang lebih ketat dalam beberapa bulan mendatang.
Arah fundamental cenderung melemahkan harga minyak.
Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini
Terdapat rilis data fundamental hari ini dari USD hari ini, yaitu:
Data Core PCE (Personal Consumption Expenditures) Price Index adalah salah satu indikator yang digunakan oleh bank sentral Federal Reserve, untuk mengukur inflasi.
Dari agenda tersebut dapat memberikan dorongan harga untuk mata uang USD.
Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.
Data Core PCE Price Index rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.
Perkiraan :Â
Data Core PCE Price Index (MoM) (Aug)Â rilis sesuai dengan data periode sebelumnya.