Tarif Ditunda, Dolar AS Masih Tertekan di Tengah Nafas Pasar yang Lega.

Penundaan tarif AS terhadap UE memicu euforia sementara di pasar, tapi tak cukup kuat menopang Dolar.
Tekanan fiskal dan posisi spekulan yang masih net short menunjukkan kerentanan Dolar di tengah minimnya katalis baru.
Indeks Dolar AS (DXY) bergerak datar di sekitar 99.09 pada penutupan sesi Eropa, meskipun sentimen pasar membaik setelah Presiden AS Donald Trump menunda penerapan tarif 50% terhadap Uni Eropa dari 1 Juni ke 9 Juli. Keputusan ini diumumkan usai panggilan telepon dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, memberi peluang negosiasi lanjutan antara kedua pihak. Pasar merespons positif, terlihat dari reli indeks saham Eropa dan kontrak berjangka AS, yang memanfaatkan momen jeda ketegangan dagang.
Meski demikian, kekhawatiran fundamental terhadap prospek fiskal AS masih membayangi. RUU pajak dari pemerintahan Trump dinilai dapat menambah tekanan terhadap defisit anggaran AS, berpotensi mendorong imbal hasil obligasi lebih tinggi. Hal ini dapat mempersulit posisi Dolar, karena investor menuntut premi risiko lebih besar untuk memegang surat utang AS. Di sisi lain, data dari CFTC menunjukkan posisi spekulan terhadap Dolar AS masih bearish, meski telah dipangkas menjadi $12.4 miliar dari $16.5 miliar.
Minimnya data ekonomi pada hari Senin karena libur Memorial Day membuat perhatian pasar tertuju pada rilis data GDP kuartal I (second reading) dan inflasi PCE April di akhir pekan. CME FedWatch menunjukkan peluang pemangkasan suku bunga The Fed di bulan Juni masih sangat kecil (5.6%), meski kemungkinan untuk pemangkasan pada Juli naik menjadi 23.9%.
Kesimpulan Sentimen: Bearish untuk Dolar AS
Meskipun ada sentimen positif jangka pendek dari penundaan tarif, Dolar AS tetap tertekan karena kekhawatiran defisit fiskal yang membesar, imbal hasil obligasi yang berpotensi naik, serta posisi spekulan yang masih cenderung bearish. Minimnya data ekonomi juga membuat Dolar kehilangan katalis penguat tambahan.
Harga Emas Terkoreksi di Tengah Nafas Risiko, Tapi Fundamental Masih Kuat.

Koreksi emas dipicu perbaikan sentimen risiko setelah penundaan tarif AS terhadap UE dan tipisnya volume pasar karena libur.
Fundamental jangka menengah tetap mendukung emas, termasuk lonjakan permintaan fisik dari China dan kekhawatiran fiskal AS.
Harga emas (XAU/USD) melemah lebih dari 0,50% ke $3,336 pada perdagangan Senin, terbebani oleh perbaikan sentimen risiko global usai Presiden AS Donald Trump menunda tarif 50% terhadap Uni Eropa hingga 9 Juli. Minimnya aktivitas perdagangan karena libur di AS dan Inggris turut membuat pasar emas sepi peminat. Koreksi ini terjadi setelah emas mencatat lonjakan lebih dari 4,8% pekan lalu, kenaikan mingguan terbesar sejak awal April.
Meski mengalami tekanan jangka pendek, prospek emas tetap kuat. Data terbaru menunjukkan impor emas bersih Tiongkok via Hong Kong melonjak tajam pada April, menandakan permintaan fisik yang solid. Selain itu, ketidakpastian fiskal di AS masih menjadi latar belakang mendukung, dengan Moody’s menurunkan peringkat utang AS dan Kongres menyetujui paket fiskal senilai $4 triliun. Ini memperburuk outlook utang AS dan menekan kepercayaan terhadap Dolar.
Pekan ini, fokus pasar akan tertuju pada data ekonomi penting AS seperti Durable Goods Orders, revisi GDP kuartal I, dan inflasi inti PCE — indikator utama bagi arah kebijakan The Fed. Sementara itu, ekspektasi pasar menunjukkan peluang penurunan suku bunga sebesar 47,5 basis poin hingga akhir tahun, yang menjadi katalis tambahan bagi emas sebagai aset non-yield.
Kesimpulan Sentimen: Netral ke Bullish untuk Emas
Penurunan emas saat ini bersifat teknikal karena perbaikan sementara sentimen risiko. Namun, faktor fundamental seperti pelemahan Dolar, kekhawatiran fiskal AS, dan permintaan fisik dari Tiongkok masih menopang potensi reli emas dalam jangka menengah.
Pasar Minyak Stabil, Pelaku Menunggu Keputusan Nyata dari OPEC+.

OPEC+ mempercepat jadwal pertemuan delapan negara anggotanya ke 31 Mei untuk membahas potensi tambahan produksi minyak 411.000 barel per hari.
Pasar tetap wait and see karena skeptis terhadap realisasi output OPEC+, ditambah output bulan April justru turun meski ada rencana kenaikan.
Harga minyak dunia bergerak stabil pada hari Senin di tengah volume perdagangan yang tipis akibat libur Memorial Day di AS. Brent ditutup turun tipis empat sen di $64,74 per barel, sementara WTI bertahan di $61,53. Pasar menanti kepastian dari delapan negara OPEC+ yang akan menggelar pertemuan lebih awal, pada 31 Mei, untuk membahas rencana produksi Juli yang kemungkinan mencakup tambahan 411.000 barel per hari.
Meski OPEC+ aktif dalam pemberitaan, analis menilai pasar sudah lelah dengan spekulasi dan lebih menunggu bukti nyata dari penambahan pasokan. Produksi OPEC bahkan sedikit turun pada April, meskipun ada rencana kenaikan sebelumnya. Sementara itu, pertemuan utama OPEC+ tetap dijadwalkan pada 28 Mei, dan Rusia menyatakan belum ada keputusan final terkait peningkatan output tambahan.
Harga minyak sempat menguat di awal sesi setelah Presiden AS Donald Trump menunda batas waktu pengenaan tarif terhadap Uni Eropa hingga 9 Juli. Langkah ini meredakan kekhawatiran terhadap permintaan bahan bakar global. Selain itu, komentar Trump terkait kemungkinan sanksi baru terhadap Rusia turut menambah dukungan terbatas terhadap harga minyak.
Kesimpulan Sentimen: Bearish untuk Harga Minyak
Meskipun harga stabil, tekanan dari potensi peningkatan pasokan dan sikap skeptis pasar terhadap realisasi janji OPEC+ membuat sentimen cenderung melemah.
Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini
Terdapat laporan data fundamental dari Amerika hari ini yaitu:Â
- Durable Goods Orders (MoM) – April 2025
Pengertian:
Durable Goods Orders mengukur nilai total pemesanan baru untuk barang tahan lama (produk yang diperkirakan memiliki masa pakai minimal 3 tahun), seperti mobil, mesin industri, dan peralatan berat. - CB Consumer Confidence – Mei 2025
Pengertian:
Indeks ini diterbitkan oleh Conference Board dan mengukur kepercayaan konsumen terhadap prospek ekonomi selama 6 bulan ke depan, termasuk kondisi bisnis, pekerjaan, dan pendapatan.
Dari data tersebut dapat mempengaruhi pergerakan harga EUR dan USD.
Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.
Data Durable Goods Orders (MoM) (Apr)Â rilis lebih tinggi dari forecast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forecast negatif/pesimis untuk USD.
Data CB Consumer Confidence (May) rilis lebih tinggi dari forecast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forecast negatif/pesimis untuk USD.
Perkiraan :